(It's Not) Fine

105 19 1
                                        

With my hair tied up
I'm cleaning the mess in my room
I'm looking for somethin' new
Sometimes I get this overwhelming feeling
Like I have to do something
So I move around for no reason

No, not me,
I don't think it'll be easy for me
You still fill my days
No not yet, I'm repeating to myself like a fool
I can't hold the words lingering on my lips
It's not fine

Fine - Taeyeon

***

Halaman belakang kantor hukum Baskara sudah disulap menjadi venue inti acara reopening kantornya. Gazebo di sisi sudut menjadi panggung utama, tempat Baskara dan ayahnya memberikan sambutan kepada tamu-tamu undangan.

Kantor hukum milik keluarga Arya memang bukan kantor hukum biasa. Kliennya banyak berasal dari kalangan politisi, pengusaha hingga pejabat di negeri ini. Jejeran mobil-mobil mewah terparkir di depan gedung hingga beberapa meter ke sisi kiri dan kanan jalan.

Nala berdiri di sisi halaman. Dengan HT dikaitkan di tas selempang kecil yang ia pakai, Nala terus berkoordinasi dengan timnya yang tersebar ke seluruh penjuru venue. Memastikan acara berjalan sesuai rencana, dari awal sampai akhir.

"Kenalin, kakak gue, Sekar," ucap Arya tadi pagi sebelum acara dimulai.

Nala tersenyum sambil mengulurkan tangan pada sosok wanita cantik yang berdiri di sebelah Arya. Seandainya Arya tidak buru-buru mengenalkan Sekar sebagai kakaknya, pasti Nala akan mengira pria itu datang bersama pacarnya. Ditambah lagi, Sekar, meskipun usianya 3 tahun di atas Arya, penampilannya sama sekali tidak terlihat seperti wanita yang lebih tua. Untungnya wajah keduanya masih ada kemiripan, jadi Nala juga bisa langsung percaya.

Sejak awal acara, Nala juga secara tidak langsung jadi mendapatkan informasi tambahan tentang Arya dan keluarganya. Tentang keluarga pria itu yang datang dari kalangan old money dengan kekayaan yang pasti sudah diwariskan turun-temurun. Dan juga ayah Arya yang ternyata salah satu advokat terkenal yang sering muncul di televisi setiap kali ada kasus besar yang menyeret orang-orang tersohor.

Dan dari sisi paling pinggir halaman yang menjadi venue acara, Nala bisa melihat bahwa di sisi seberang sana, Arya terlihat begitu cemerlang di tengah orang-orang yang juga tidak kalah berkilaunya. Apalagi ketika Arya maju ke panggung untuk memberikan speech singkat tentang konsep gedung ini, mengingat dia adalah arsitek utama yang menangani pembangunannya.

Aura Arya keluar begitu terang, sampai Nala merasa silau. Meski hanya dibalut setelan jas berwarna biru dongker dengan dalaman kaus putih, Arya tetap terlihat penuh kharisma hingga mampu membuat mata setiap gadis yang ada di sana tidak berkedip. Saking tidak ingin melewatkan momen Arya bicara, karena setiap detik terasa begitu berharga.

Bahkan Nala pun sampai nyaris tidak mendengar begitu namanya dipanggil beberapa kali lewat HT. Baru ketika Arya turun dari panggung, Nala tersadarkan oleh suara cempreng temannya yang menyebut namanya.

Enggan, Nala harus meninggalkan venue utama dan bergerak menuju area yang menjadi tempat tim katering menyiapkan konsumsi. Setelah sambutan selesai, makanan untuk para tamu akan langsung dikeluarkan. Dan tim katering membutuhkan konfirmasi dari Nala.

Nala berdiri di depan pintu, mulai mengatur makanan dan minuman yang akan dikeluarkan.

"Lo ngatur makanan buat orang, jatah makan sendiri udah dipisahin belom?"

Kepala Nala sontak menoleh ke arah sumber suara, dan langsung menemukan Arya sudah berdiri di dekatnya.

"Jatah buat tim gue udah ada kok," jawab Nala.

JEDA - The Spaces BetweenWhere stories live. Discover now