And I've always lived like this
Keeping a comfortable distance
And up until now, I had sworn
To myself that I'm content with loneliness
Because none of it was ever worth the risk
Well, you are the only exception
The Only Exception - Paramore
***
Dulu Arya pengecut. Takut untuk mengambil langkah yang akan memberikan perubahan besar pada hidupnya yang sudah tertata rapi. Dia lebih memilih untuk mundur dan menepi daripada harus berdiri di tengah-tengah pertempuran. Arya tidak suka keributan. Menjadi anak bungsu dari tiga bersaudara membuatnya bosan dan muak melihat kedua kakaknya bertengkar sepanjang hari.
Sejak kecil dia sudah terbiasa bermain aman. Memilih duduk di sofa sambil menggambar sketsa, di saat Baskara dan Sekar saling meninggikan suara. Arya selalu memilih untuk menjauhi masalah. Termasuk dalam cinta. Hubungannya dengan Nadya yang sampai bertahun-tahun pun hasil dari sifatnya yang lebih memilih untuk mengalah. Meskipun sudah disakiti, diselingkuhi berkali-kali, Arya memilih untuk tetap bertahan. Dengan alasan tidak mau merusak keadaan yang sudah berjalan rapi.
Hingga di satu titik, Arya dipaksa bangun. Dia diseret untuk keluar dari nyaman yang selama ini menjadi tempatnya bersembunyi, dan diharuskan mengambil keputusan yang mengubah jalan hidupnya. Membatalkan pernikahan di saat dua minggu lagi duduk di pelaminan adalah hal ternekat yang pernah ia ambil sepanjang hidup. Tapi siapa sangka, dari sana dia justru tahu apa yang sebenarnya dia mau.
Awalnya Arya bangga karena sudah berani mengambil keputusan yang mempertaruhkan nama baik dua keluarga. Tapi saat cintanya harus terhempas dan tidak terbalas, rasanya seperti kembali ke titik awal saat dia baru memulai semuanya. Hidupnya seperti di-reset, kembali ke garis start.
Dan di saat Arya merasa terpuruk, jatuh di lubang yang gelap, dia tiba-tiba teringat kata-kata yang diucapkan oleh Thomas Wayne, ayah Bruce Wayne, si Batman, ketika Bruce kecil jatuh ke dalam sumur.
"Kenapa kita harus merasakan jatuh, Bruce? Supaya kita bisa belajar untuk bangkit lagi."
Thomas Wayne benar. Terkadang kita memang harus merasakan jatuh, agar bisa belajar bagaimana cara untuk bangkit. Walaupun pasti sakit, tapi setidaknya saat jatuh, kita tidak punya pilihan lain lagi selain bangun.
Itu yang sekarang Arya coba tanamkan di dalam pikirannya. Tidak apa dia jatuh kemarin. Tidak apa dia sakit dulu. Tapi sekarang dia tahu kalau dia harus bangkit lagi. Mulai membenahi hidupnya yang sempat terhenti.
"La,"
Suara Arya terdengar berat di tengah lobby gedung yang sepi. Nala, yang duduk tidak jauh darinya, masih serius mengetik sesuatu di tablet, sambil sesekali melihat ke lembaran kertas yang bertebaran di depannya.
"Kenapa, Ar?" Nala menyahut tanpa menoleh.
"Udah sore. Nggak mau pulang?" Tanya Arya sambil mengerling ke luar jendela.
Memang benar, di luar, langit sudah berubah oranye. Vendor-vendor yang semula sibuk bekerja di halaman belakang pun sudah mulai merapikan peralatan. Sebagian bahkan sudah pulang duluan.
"Astaga.. udah jam segini?" Nala terpekik kaget begitu melirik jam digital yang ada di sudut layar tabletnya.
"Iya. Ayo, gue anter balik." Arya beringsut mendekat, hendak membantu Nala merapikan barang-barangnya.
Nala sontak menoleh cepat. "Ar, jangan ngadi-ngadi deh. Gue udah cukup ngerepotin lo seharian ini. Gue balik naek ojol aja."
Arya mengangkat sebelah alisnya. "Yaudah nggak apa-apa, biar lo ngerepotin gue-nya sampe malem sekalian," ucap Arya enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEDA - The Spaces Between
ChickLitApa jadinya jika Arya, yang sedang dalam proses mengobati luka patah hati, bertemu dengan Nala, gadis yang memiliki commitment issue? Lucunya, Nala bekerja di sebuah event organizer yang juga menangani acara pernikahan. Dia mati-matian mewujudkan we...
