I'm holding on to what I believe - 18

1.3K 14 15
                                    

 

*Siwon POV*

Nada tertidur disampingku. Bibirnya membentuk senyum. Tuhan, bolehkah sekali saja aku merasakannya? Boleh kah?

 Boleh.. tidak.. boleh.. tidak.. boleh..

Aku ingin! Tapi.. tidak, aku tidak bisa egois seperti itu. Syara dan Henry yang udah resmi aja nggak pernah skinship sejauh itu. Aku..aku tidak boleh.

Nada menggeliat kecil di tempat duduknya. Aku tahu, bis ini tidak cukup nyaman untuk tidur dalam perjalanan jauh. Nada juga pasti ngga nyaman di bangkunya. Hmm.. apa ada yang bisa aku lakukan untuk membuatnya nyaman?

“ uuuhhh” nada terbangun. Ia merilekskan tulang lehernya dengan cara memutar-mutar kepalanya sambil menguap.

“ nada?” panggilku pelan

“ ne, oppa?”

“ kenapa bangun?”

Nada mengusap lehernya sekali lalu menguap lagi

“ kepalaku pegal sekali oppa. Kursinya nggak nyaman untuk tidur, kepalanya nggak pas. Kepalaku sepertinya kependekan” katanya, sambil meringis.

“ tidurlah dibahuku” tawarku. Mungkin itu bisa membuatnya nyaman? Entahlah. Jangan bilang aku payah karena aku memang tidak tahu cara membuat dia menjadi nyaman didalam bis yang sempit ini! Kakiku saja harus selonjoran ke gang di tengah bis biar bisa memanjang sempurna. Kemarin kakiku sempat kram gara-gara nekat dilipat!

“ oppa?” tanyanya tidak yakin

“ iya, aku serius. Tidurlah disini” aku menepuk bahuku. Dia tersenyum tipis.

“ gamshamnida, oppa”

“ cheonmanneyo jagiya”

*Nada POV*

Hah? Apa? Dia ngomong jagiya?

Haduh Tuhan, pipiku pasti memerah sekarang! Ottohke??? Ottohkeeee ???

Baiklah, baiklah. Tenang nada tenang. Jangan panik. Menunuklah bodoh! Siwon oppa sedang memerhatikanmu. Sepertinya lebih baik aku pura-pura tidak dengar ne?

Aku menutup mataku perlahan. Rasa kantuk yang dari tadi aku rindukan(?) datang lagi. Kepalaku sudah terjatuh di bahu siwon oppa. Dan dalam hitungan tiga, dua, satu.. siwon oppa menarikku ke alam mimpi.

---

“pst nada, bangun… ssh”

Aku membuka mataku pelan. Ada yang manggil? Siapa sih? Haduh, gelap nih nggak bisa ngeliat. Lampu bis dimatiin gini.

“ nada, ini syara horvejkul!”

Aku melebarkan mataku untuk menyerap sebanyak mungkin cahaya (prinsip mata berakomodasi lho.. hehe). Aku menangkap sosok syara dengan posisi dagu yang ia taurs di sandaran kursi sambil menghadapku dan tersenyum.

“ apa sya? Kamu ga tidur?” tanyaku masih belum konek

“ udah tadi! Hehe.. eh gimana? Jadi kalian udah jadian? Chukkae ya!”

“hah? Apaansih?” otakku masih berproses. Ini syara lagi ngomongin siapa sih?

“ kok apaan? Jadi udah jadian?”

“ hah? Iya kali” aku menguap dan mengabaikan syara. Ini tengah malem ya oloh, syaraaa, jiwa kalongmu nggak sembuh sembuh ya. Masih aja bisa melek udah semalem ini. Mending meleknya sendiri, lah ini ngajak-ngajak.

“ jadi bener??? CIE NADAAAAA”

Buset! Itu syara tereak!! Apa-apaan sih ini anak ganggu ketentraman sosial aja!

I'm holding on to what I believe (Korean Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang