"Hai... Kak Wildan ya?" Tanya gadis itu canggung.
Wildan tidak menimpali gadis itu, ia hanya memandang lurus ke pintu lift yang tertutup.
Gadis itu tersenyum canggung, malu sendiri karna wildan tidak membalas ucapannya. Namun gadis itu tidak menyerah.
"Aku ... Ira kelas sebelas satu, emm ... Kakak kelas duabelas lima kan?" Tanya Ira lagi. Namun wildan tak kunjung menjawab atau sekedar menatapnya saja.
Ira geram, akhirnya ia mengeluarkan jurus andalannya. Ira berteriak ketakutan menempel ke wildan, memeluk tangan wildan seraya menghempas-hempas tangannya entah mengusir apa.
Wildan menyentak tangan itu hingga terlepas dari tangannya. Rahangnya mengeras, menatap tajam gadis itu di hadapannya.
"Mind your limits. Gue udah punya pacar. Jadi, jaga batasan lo sama gue," ucapnya menekan setiap kata.
Ira membulatkan mata. Ini ... Pertama kalinya wildan berbicara padanya. Dan apa?! Wildan sudah mempunyai pacar?! Tch! Lihat saja, ia akan mencari tau siapa pacar dari seorang Wildan madhava itu. Dan dia ... Akan melabrak orang itu, berani sekali dia memacari Wildan, dan mudah sekali Wildan menerima gadis itu.
Lift terbuka. Dan wildan langsung pergi begitu saja, dengan raut marah. Dan pandangan yang menusuk.
"Secantik apa sih cewek Wildan?! Sampe-sampe dia mau pacaran ama tuh cewek!" Gerutunya.
Ira memutar-mutar rambutnya menatap kosong ke tempat yang tadi terdapat Wildan berdiri di sana.
"Liat aja, gue bakal rebut Wildan, gimanapun caranya." Gumamnya sinis.
Sedangkan Wildan, berjalan dengan tenang di koridor menuju kelasnya. Di depan sana, teman-temannya sedang nongkrong, di depan pintu.
"Woy! Si ayang udah datang!" Panggil regas dengan nada tinggi. Sengaja.
Raga tertawa, "gimana sama ayang? Udah di anterin selamat sampe tujuan kan? Nggak mengkol dulu kan lo."
Mendengar ucapan raga, regas, rizky, dan syahrul tertawa keras.
Wildan mendelik malas, ia berjalan masuk ke kelas melewati ke-empat lelaki itu, dan langsung di susul. Wildan duduk, di bangku belakang, bersama syahrul.
Syahrul memandang Wildan aneh. "Lo kenapa? Marahan sama viola?" Tanyanya.
Rizky mengerutkan kening, "masa sih? Baru juga jadian, masa udah marahan."
"Gak mood gue, tadi ada anak kelas sebelas satu yang caper," jawab Wildan, menelungkupkan wajahnya pada tangan yang di lipat di atas meja.
"Cewek cowok?" Tanya raga.
"Bencong!" Sahut rizky.
"Ira sebelas satu, cewek. Lo kenal?" Tanya wildan memandang satu persatu temannya.
Regas membulatkan mulutnya berbentuk O. "Yang osis bukan? Pendek? Kecil?"
Wildan mengangguk, lalu suara bel masuk terdengar nyaring. Pelajaran pertama di mulai dengan tenang, namun tidak untuk pelajaran ke dua. Pelajaran ke dua begitu rusuh, karna guru yang mengajar sangat se–frekuensi dengan kelas duabelas lima.
Bel istirahat berbunyi. Wildan dkk, berjalan beriringan menuju kantin. Sebenarnya Wildan ingin menjemput viola ke kelasnya, tetapi gadis itu menolak, karna viola harus mengumpulkan tugas terlebih dahulu, dan tugas viola belum selesai.
Wildan dkk duduk di meja biasa, pandangannya menyapu isi kantin mencoba mencari keberadaan viola. Dan suara tawa dari pintu masuk kantin membuat matanya otomatis tertuju ke sana.
YOU ARE READING
Wrong Script, Real Felling(rombak Alur)
Teen FictionLagi di rombak! Viola yang awalnya hanya ingin berpura-pura menjadi cegil alias cewek gila. Dari seorang lelaki kakak kelasnya yaitu Wildan madhava. Viola kira dengan ia berpura-pura menjadi cegil, hidupnya akan berwarna. Tetapi tanpa ia sangka, i...
19. Invented
Start from the beginning
