19. Invented

40 22 2
                                        

Wildan merebahkan tubuhnya di kasur empuk ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wildan merebahkan tubuhnya di kasur empuk ini. Nuansa kamar yang ia tempati di rumah juna, sama seperti kamar sebelumnya di rumah Wisnu.

Putih dan hitam adalah warna kebanggaannya. Ia membuka handphone itu, kaos navy dan celana santau pendek berwarna abu-abu.

Olaa🦢 nama kontak itu, selalu memenuhi pikirannya, ia maju mundur untuk mengirim pesan pada kontak itu, dan pada akhirnya ia tetap mengirim pesan itu walaupun dengan tangan gemetar.

Olaa 🦢

Jadi ... Kita pacaran?

Setelah mengirim pesan itu Wildan melempar handphone nya ke sisi kasur, dan ia menutupi mukanya dengan bantal menunggu-nunggu suara notifikasi.

Ting!

Suara notifikasi itu, membuat Wildan mengambil cepat handphone nya yang ia lempar tadi, mulutnya menggigit ujung bantal, dan kini kupingnya sudah memerah layaknya tomat.

Emm ... Gatau?

Entah kenapa, Wildan membaca pesan itu layaknya Viola tengah berbicara, dan ia bisa mendengar suara Viola hanya dengan membaca pesan dari gadis itu.

Oke fiks pacaran

Jadi pacaran nih? Seriuss?
Nggak astetik banget nembaknya

Yaudah, Will you be my girlfriend?

Emm gimana yaa
Gimana yaaa
Oke deh
Yes, I want to

Sedangkan di dimensi yang lain. Viola, kini sedang melompat-lompat di atas kasur, mengacak-acak rambutnya lalu sesekali ia berteriak.

Viola terduduk di atas kasur memandang kosong cermin di sisi tempat tidurnya itu, "serius... Gue... Pacaran?" Lirihnya.

Suara notifikasi membuatnya langsung membuka handphone kembali. Di sana tertera nama 'kak wildan'

Kak wildannnn

Besok gue jemput ya
Oke sayang?
Panggilan yang cocok buat kamu apa ya
Sayang?
Honey?
Sweetie?
Baby?
Seng?
Mamah? Alay sih
Bunda? Nggak, alay!
Babe? Najis sih
Vio?
Ola?
Oke olaaa, dadahh olaa, besok aku jemput

Pesan yang dikirimkan oleh Wildan bisa membuat Viola senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Ya... Beginilah, awal-awal emang bahagia, tapi kelama-lamaan...

𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆🦢⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

Matahari pagi perlahan muncul dari balik awan tipis, menyapu langit dengan semburat jingga yang hangat. Udara masih lembap, sejuk, dan penuh aroma tanah yang baru terbangun dari embun. Daun-daun bergetar pelan diterpa angin ringan, sementara burung-burung berkicau saling sahut, seperti menyapa hari yang baru dimulai.

Wrong Script, Real Felling(rombak Alur) Where stories live. Discover now