Harry mendesah dalam hati.

Harry thought he would make this girl fall for him. He thought he would make this girl give him everything. But it turns out he was the one who fall.

***

Kelly menjelaskan dengan panjang lebar pada Harry bahwa ia sudah meminta maaf berkali-kali. Gadis itu juga menjelaskan bahwa Harry tidak terluka parah sehingga Kelly tidak perlu bertanggung jawab apapun pada laki-laki itu.

Gadis itu kemudian menatap mata Harry yang sedari tadi memandanginya. Entah bagaimana kedua manik hijau milik Harry itu seolah mengunci tatapannya, membuat Kelly tidak bisa beralih menatap hal lain kecuali Harry.

Pada saat itu juga Kelly merasakan jantungnya seakan berhenti.

"Kelly?"

Suara Emma membuyarkan lamunan Kelly. Gadis itu menoleh pada Emma sambil tersenyum kaku. Setelah mengangguk mengiyakan bahwa ia harus pergi dalam sepuluh menit, Kelly menatap Harry.

"Again, I'm so sorry." Ucap Kelly pada Harry. Gadis itu benar-benar tidak sengaja menumpahkan cokelat panas itu pada kaki Harry. Lagipula siapa suruh Harry mendekati wajahnya? Pikir Kelly dalam hati, tidak sadar bahwa ia menyuarakan pikirannya.

Harry tertawa pelan. "I told you because I like you, Kelly." Ucapnya sambil menegaskan bagian dimana ia mengucapkan nama Kelly.

Kelly tertawa pelan, "You know what? I like you too." Ucap Kelly.

Menyadari Harry hanya terdiam, Kelly tertawa sumbang, "I mean, I had fun with you and the boys, and I hope this music video will slay."

"Oh? Yeah. Yeah."

***

"I like you too."

Harry terdiam memandang pintu mobil van milik Kelly tertutup.

Oh f.uck.

Harry lupa meminta nomor telepon gadis itu!

Padahal ia sudah berniat meminta nomor telepon gadis itu saat ia memberikan cokelat panas tadi. Tapi gadis polos itu malah menumpahkan cokelat panasnya menyebabkan Harry melupakan semua rencananya.

Harry menyisir rambutnya ke belakang dengan jari tangannya. Laki-laki itu berdecak sambil merogoh ponselnya. Ia mencari nomor manajer Kelly yang Kelly telepon saat gadis itu terbangun di apartemen Harry. Nomor itu jugalah yang dipakai Harry untuk menghubungi manajer Kelly agar Kelly dapat menjadi model video musik One Direction.

"Hey, Emma, can I talk to Kelly?" Ucap Harry tidak sabar.

Emma terdengar ragu. Perempuan itu terdengar berbisik, "She's sleeping now, I'm sorry."

Harry terdiam. Benar juga. Kemarin malam mereka selesai take pukul dua malam dan mulai take lagi pukul enam sore. She must've been tired.

"Okay, can you just give me her number?"

Emma mendesah. "Sorry, Harry, she's going to kill me if I give out her number without her permission."

"Ah yeah, that bitch is complicated. I know." Ucap Harry tertawa, setengah kesal.

"That's rude. Ok then.

***

Kelly menyesap tehnya sambil menatap laki-laki bermata hazel di hadapannya. Rambut laki-laki itu berwarna cokelat gelap, dan rahangnya tampaktegas, bibirnya berisi, dan kedua tangannya dipenuhi tato yang tertutup lengan jas hitam.

Laki-laki tampan, berkarisma, memiliki miliaran dollar warisan dari orangtuanya yang memutuskan untuk pensiun. Laki-laki itu tidak pergi ke kampus, sama seperti Kelly dan Harry, bedanya adalah Justin memiliki mentor sendiri di rumahnya, yang mengajarinya segala macam hal mengenai ekonomi, bisnis, dan lainnya yang dibutuhkan perusahaannya.

"I've seen some of your photoshoot, and your biography. You're talented, humble, but cold. Am I right?"

Kelly tertawa pelan. "You don't know me yet, but yeah of course I'm talented and I'm also humble, but I'm not cold, I'm like...hot."

Justin tersenyum. Laki-laki itu menatap Kelly terkesan. Kelly memang tidak terlalu cantik. Semua orang mengakui bahwa Kelly tidak cantik. Tapi Kelly memiliki tubuh tinggi dan kurus, yang merupakan syarat utama model, dan karisma yang lebih berpengaruh daripada sekadar kecantikan.

"So you're going to be my husband, right?" Tanya Kelly bercanda. Gadis itu menyesap tehnya sambil diam-diam melihat perubahan ekspresi Justin, laki-laki di hadapannya.

Justin Bieber tertawa pelan. Laki-laki yang duduk tegak dengan setelan khas pengusaha itu melirik jam tangannya.

"I gotta go, I got some meetings." Ucap laki-laki itu sambil berdiri.

"Wait," cegah Kelly. Gadis itu menatap Justin yang kembali duduk. "Are you really okay with this marriage? I mean-"

Justin tersenyum. "I understand that you don't want to be married at 21, because I don't either. That's why I'm planning on getting engaged with you first."

Kelly tertegun. "But-"

"We are still getting married, it's just not now. We need to engage first. And I'm still going to help you as soon as possible, even before the engagement. I'll save your father's company. So don't worry."

"And may I know when the engagement day is?"

Justin mendesah pelan. "Two months from now, maybe? But I'm sure my mother will hold it as soon as possible." Ucap laki-laki itu lalu pamit setelah menyentuh tangan Kelly pelan.

Two months?

Kelly terdiam.

Astaga, mengapa wajah Harry tiba-tiba muncul di otaknya?

***

guyssss i need u to tell me if this fanfic is boring or fun or whatever ok just tell me what u think i'm not gonna bite. I need some critics or just comment ok bc i feel like i'm writing for nothing lol pls vote for the next part xxxx thanks

ScandalWhere stories live. Discover now