"Uhuk! Uhuk! "

"Eh eh Lian" Panik Farel mencoba menepuk punggung Lian

Setelah beberapa menit akhirnya batuk Lian mulai mereda. "What! Lo serius!! " Kaget Lian dengan tatapan tak percaya

"Iyaa... Emang kenapa sih lo kayanya kaget banget" Ucap Aska heran

"Ekhem begini"

"Jadi dia itu adek angkat gw yang baru aja diangkat sama ortu gw waktu keluar kota" Jelas Lian singkat

"Hah? Adek angkat? " Ucap Aska terkejut

"Iya"

"Tapi kalo gw liat liat ya Lian kayanya dia deh yang cocok jadi abang dibanding lo, ya gimana ya dia itu tinggi, tampan, cuek, cool, harus jadi adek bocah pendek, tengil, kaya lo? " Ejek Aska dengan wajah yang menurut Lian menyebalkan

"B*bi"

"Hadehh cepet banget tuh anak pindah" Ucap Lian menyenderkan punggungnya ke kursi taman

"Pio emang gw gak cocok jadi abang? "

"Em kalo itu tuan... Anda lebih cocok jadi adik dibandingkan abang sih soalnya anda... "

"Apa? "

"Pendek"

Dengan segera Pio menghilang setelah mengejek tuannya. "Durhaka anjir punya sistem" Batin Lian tak habis pikir

"Lanjut jalan yok"

"Gas! "

"Apa maksudnya Lian tidak ada mas! " Ucap Vella terkejut

"Hadehh dasar anak nakal" Gumam Vella tak habis pikir dengan kelakuan nakal putranya itu

"Lincah sekali" Gumam Nathan santai dengan otak berpikir bagaimana caranya membawa anak nakal yang sayangnya harus menjadi abangnya

"Heh, biarkan saja dulu dia bersenang-senang sayang... Nanti pasti kita jemput dia dan merenggut semua kebebasannya" Ucap Leon dengan suara lembut kepada istrinya

"Iya mas aku setuju"

"Hehhh aku benar benar ingin mengurungnya" Ujar Asel menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Nanti saja" Balas Daniel dan Nathan

°°°

Kini Lian dan teman-temannya sedang berkumpul di mansion milik Devan alias mansion Alberto, mereka sedang fokus bermain game dengan HP masing-masing

"Iya iya disitu disitu! "

"Wahhh anjir goblok banget nih orang"

"Terus terus itu! "

"Keroyok aja sih anjir"

"YUHUUU MENANG COKK" Teriak mereka setelah memenangkan game tersebut hanya bertiga saja yang berisik sementara Devan hanya tersenyum tipis

"Eh kalian tau gak? " Ujar Lian dengan nada nada ingin bergosip

"Apa apa? "

"Lo tau gak kemarin itu ya gw liat tetangganya Aska itu......... " Lian mulai bergosip sementara Aska dan Farel terlihat fokus mendengar cerita Lian sementara Devan hanya datar saat mendengar cerita Lian

"Wahh anjir bisa bisanya! " Ujar Farel setelah mendengar gosipan Lian yang menurutnya menyenangkan

"Ihh"

"Iya kan" Ucap Lian dengan wajah jijiknya

"Oh ya van! Lo di sini sendiri kah? " Tanya Aska menikmati cemilan yang disiapkan oleh Devan

"Gak, ada abang gw" Ucap Devan

"Abang? Kok gw gak pernah tau lo punya abang? " Heran Aska saat mendengar jika temannya mempunyai abang

"Abang sejak kapan Devan punya abang? " Batin Lian

"Karena kalian gak pernah nanya" Balas Devan datar

"Iya juga"

"Dimana aba-"

Ucapan Lian terpotong saat mendengar suara dingin yang menyapu indra pendengaran nya

"Kenapa berisik sekali? "

Suara dingin itu membuat Lian seketika menegang ia sepertinya pernah mendengar suara itu, merasa janggal Lian segera menoleh ke asal suara

"WHAT!! ABANGNYA DEVAN SI ALASKA RENZO ALBERTO!! KETUA GENG VELLIOM!! " Teriak Lian dalam hati, ia sungguh tak menyangka jika abang Devan adalah salah satu teman abangnya

Lian mendengar cerita dari Aska jika abang dan kakak nya mencari dirinya bahkan Aska bilang jika Alaska ikut mencarinya bersama anggota inti geng Velliom yang lain

"Kenapa berisik? " Tanya Alaska pada adik dan adik sepupunya

"Ada temen temennya Devan bang! " Balas Farel

"Teman? " Ucap Alaska dengan alis yang terangkat, Alaska menoleh kearah dia pemuda yang sedang duduk disofa panjang dan salah satunya menundukkan pandangannya

Sepertinya Alaska sedikit mengenali pemuda yang menunduk itu, ia sepertinya pernah melihatnya

"Angkat kepalamu" Perintah Alaska pada Lian dengan nada dingin dan tatapan tajamnya

Lian tetap menunduk dan tak mengikuti perkataan Alaska yang menurutnya menyebalkan. "Idih nyuruh nyuruh gw! Dikira gw bakal nurut apa! " Batin Lian sebal

"Angkat" Ucap Alaska lagi dengan aura yang lebih dingin dan suram, hal itu membuat Lian seketika merinding

Akhirnya dengan malas ia menuruti perintah Alaska dan terlihat jika Alaska terkejut tapi tertutup dengan wajah datarnya

"Ck! Pintar bermain main rupanya kamu ya! "

"Idih serah gw emang napa sih" Ucap Lian dengan nada ngegas

"Daniel mencari mu Lian... Kau membuat mereka khawatir" Jelas Alaska dengan nada lembut

Mendengar nada lembut itu seketika Farel dan Aska merinding mendengar nya bisa bisanya seorang Alaska yang selalu bersikap dingin sekarang bersikap lembut? Yakin itu Alaska? bukan setan putih yang menyamar menjadi dirinya?

"Aneh"

"Udah gila deh kayanya bang Alaska"

Tbc

Vote~komen~follow



RIAN OR LIANWhere stories live. Discover now