"Kalau iya kenapa?" Jawab Emma dengan dagu terangkat dan dada membusung, menantang.

"Wah wah! Lo kira lo aja yang punya tete'? Gue juga punya kali nih." Balas Nadia membusungkan dadanya juga.

Wina geleng-geleng kepala melihat perdebatan temannya yang sudah menyimpang arahnya.
"Buah jeruk aja di bangga-banggain." Nyinyir Wina yang langsung mendapat pelototan dari Emma dan Nadia.

Memang, kalau di bandingkan dengan Wina, dada Emma dan Nadia yang hanya berukuran 32B tentu saja kalah telak dengan ukuran 32C milik Wina.

"Tau deh yang punya melon. Takut amat tersaingi." Balas Nadia ketus.
"Percuma punya aset segede gitu tapi ga bisa nge-goda iman kak Ferdi. Noleh aja kagak."

Kini giliran Wina yang melotot tajam mendengar sindiran Nadia.

"Oh wow! Speak of the devil, huh." Unjuk Nadia dengan dagunya.

Wina dan Emma menoleh ke arah yang di tunjukkan Nadia. Ferdi dan Daffa memasuki kantin yang di sambut tatapan memuja dari para gadis.

Hell-O ? Sapa yang ga bakal ngeces ilernya liat ketua Senat dan Mantan ketua Senat yang cakepnya nyaingin boyband korea bahkan one direction sekalipun!
Walaupun Ferdi masih kalah saing jika di bandingkan dengan Daffa, namun tetap saja keduanya adalah,

The most wanted man in Campus.

Aura intimidasi yang mereka berdua keluarkan masih kalah kuat dengan pesona yang mereka punya. Membuat mereka bukannya di takuti malah di puja oleh para gadis-gadis itu.

Emma menunduk kesal melihat gadis-gadis di sekelilingnya berbisik-bisik sambil tertawa girang melihat Daffa dan Ferdi duduk di salah satu meja yang sedikit jauh dari meja Emma.

Dia mengaduk-aduk jus tomatnya emosi.

Percuma aja jadian kalau kenyataannya aku ga bisa nunjukin ke cewek-cewek gatel disini kalau dia milikku.

"Em, your bae tuh. Ga mau di samperin?" Sikut Nadia yang cuma di balas gelengan oleh Emma

"Cie, jealous nih yee kak Daffa di teriakin cewek. Ih lutu na.." goda Nadia menjawil dagu Emma gemas.

"Apaan sih Nad." Emma menepis tangan Nadia di dagunya. "Aku ga lagi ada perlu sama dia jadi biarin aja." Jawab Emma ketus.

Nadia masih melancarkan serangannya menggoda Emma.

"Eh Em, gue baru keinget. Soal iphone lo gimana? Lo masih minta kak Daffa ganti rugi?" Tanya Wina.

Emma menepuk jidatnya pelan. "Duh lupa, Win. Aku koq bego banget yah bisa lupa hal penting kayak gitu. Pantesan dari kemarin waktu sama dia kayak masih ada yang nge-ganjal. Padahal tadi pagi aku sempet ngambil iphone lamaku sebelum ke kampus. Tapi sama sekali ga inget sama iphone baruku yang rusak." Jawab Emma.

"Ya udah samperin gih, tanyain lo ga jadi minta ganti rugi." Lanjut Nadia.

"Ga ah. Ntar aja pulang kampus. Mau taro dimana harga diri seorang Emma kalau harus nyamperin cowok duluan. Sekalipun dia pacar ku sekarang." Jawab Emma acuh.

Nadia dan Wina bertatapan sekilas lalu mengangkat bahu kemudian melanjutkan perbincangan mereka. Sementara Emma sudah tidak lagi fokus karena sesekali mencuri pandang ke arah Daffa yang tampak serius berbincang dengan Ferdi tanpa mempedulikan gadis-gadis di sekitarnya menatapnya lapar. Membuat Emma gerah sendiri.

Pada gatel-gatel banget sih cewek disini. Nanti aku mandiin bedak herocyn baru tau rasa semua!

Ugh.

Daffa lagi ga sadar-sadar kalau aku disini.

Eh?

Emangnya kalo dia sadar dia bakal nyamperin aku?

Only EmeraldWhere stories live. Discover now