Xtra Part Two

15K 407 6
                                    


"Audie bangun!" teriak suara berat laki-laki yang membuat seseorang yang tengah tertidur perlahan membuka matanya. Sambil melenguh pelan, gadis yang disebut namanya itu pun berdecak sebal.

Kakinya menendang selimut hingga terjatuh ke lantai, bantal yang seharusnya berada di bawah kepala kini teronggok menyedihkan di ujung tempat tidur. Sementara guling kesayangannya masih setia berada di pelukan Audie.

"Apaan sih pagi-pagi berisik banget," gerutu Audie sambil menguap lebar. Matanya mengikuti gerakan Augie yang kini sedang memunguti selimut dan melipatnya sampai rapi lalu meletakannya tepat di depan Audie.

Augie mendengus sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Pagi? Bahkan ini udah jam sembilan,"

Kedua mata Audie melotot, "jam sembilan? Kenapa udah bangunin aku?" tanya Audie tidak terima. "Yaudah sana, aku mau tidur lagi." Gadis itu mengibaskan tangannya, mengusir Augie agar cepat pergi.

Sebelum Audie memejamkan matanya kembali, sebuah tarikan di lengan membuatnya tersentak hingga terduduk. "Enak aja, kamu mandi sekarang, kita ke supermarket." Setelah berkata seperti itu, Augie berjalan keluar kamar tanpa mempedulikan segala macam kalimat protes yang dilontarkan Audie.


**


Augie berjalan santai sambil mendorong troley dengan senandung kecil yang keluar dari bibirnya. Langkah kakinya berhenti ketika melihat kedua orang di depannya yang juga berhenti melangkah.

"Ma, aku ga doyan ikan," ucap Audie ketika melihat sang mama, Deeva, mengambil seekor ikan yang masih terlihat segar.

"Tapi mama doyan," sahut Deeva santai. Membuat Audie menggembungkan kedua pipinya. "Kamu juga suka kan, Gie?"

Sontak, Augie mengangguk dan mendekati Deeva untuk melihat jenis ikan apa yang ingin dibelinya. "Jangan banyak-banyak, Ma. Kan yang makan aku sama Mama doang."

Kening Deeva mengernyit, "siapa bilang? Malam ini kita kedatangan banyak tamu." Wanita yang masih terlihat sangat muda itu mengambil beberapa potong ikan dan memasukannya ke dalam troley tanpa mempedulikan tatapan penuh tanda tanya dari kedua anaknya.

"Siapa, Ma?" tanya Audie dengan tangan sibuk mengambil margarine, mayonaise, saos, dan kecap lalu melemparkannya ke dalam troley . Augie yang terkejut segera menggeser troleynya sedikit ke arah kiri hingga semua barang yang dilempar Audie sepenuhnya masuk.

"Heh!" seru Augie. "Naronya yang bener, dong!"

Audie hanya tersenyum lebar sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk simbol 'peace'. Sedangkan Deeva hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak kembarnya.

"Ma, siapa sih? Jangan bikin penasaran, deh." rengek Audie sambil mengekori langkah Deeva menuju rak yang berisikan cemilan.

"Lihat aja nanti," jawab Deeva. Kedua tangannya mengambil beberapa bungkusan cemilan, namun gerakannya terhenti ketika melihat tangan-tangan lain yang tengah berebut bungkusan hingga menimbulkan bunyi gaduh. "Yaampun, kalian!"

Reflek, Augie dan Audie terdiam dan memperlihatkan senyum manis pada sang mama yang kini tengah menatap tajam keduanya.

"Ma, kita mau ini," Audie mengangkat beberapa bungkusan snack yang berada di kedua tangannya. Hal yang sama pun dilakukan Augie. Membuat Deeva memijat pelipisnya dan menghembuskan napas pelan.

Melihat Deeva tidak menjawab, Augie bersorak yang diikuti Audie. Mereka dengan kompak memasukan snack-snack itu kedalam troley dan kembali mengekori Deeva yang tengah berjalan menuju kasir.

1. Nothing (im)possibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang