Our Love (Anniversary)

11.6K 473 0
                                    




haiiii aku balik lagiiii

Happy reading ^^

------------------********-----------------

♡Deeva♡

Saat ini aku tidak bisa melihat apapun, semua gelap. Bukan, aku bukannya sudah tidak bisa melihat lagi, tetapi mataku sedang ditutup oleh kain hitam yang cukup tebal.

Pagi ini tiba-tiba kak Jovan sudah berada di rumahku. Dia menyuruhku untuk berdandan cantik dan ia bilang harus menutup mataku. Dia bilang akan ada kejutan untukku. Memangnya ada acara apa sih? Perasaan hari ulang tahunku masih 2 bulan lagi.

"Kak, buka dong. Gelap banget nih" rengekku sambil mengguncang bahu lelaki yang duduk di sebelahku. Dia tidak menjawab, malah menggenggam tanganku dan mengecupnya.

"Ish nyebelin banget kamu." akupun keki.

"Sabar sayang, sebentar lagi sampai" katanya lembut.

Sebentar lagi apaan, daritadi dia bilang begitu tapi nyatanya kami belum juga sampai.

15 menit kemudian, kurasakan mobil berhenti, tetapi kak Jovan belum membuka pintu mobil. Karena sebal, aku pun merengek lagi "Udah sampe kan, kak? Ko ga turun-turun sih ih. kam...." belum sempat melanjutkan, tiba tiba ada sesuatu yang kenyal dan basah menekan dan menggigit bibirku sekilas kemudian menjauh.

"Kamu bawel banget, yuk turun" bisa kurasakan wajahku memanas dan memerah saat ini.

Aku pun masih terdiam di tempat, sampai kurasakan tubuhku seperti melayang. Dengan cepat aku mengalungkan tanganku ke lehernya.

"What are you doing kak Jovaaan?!"

Bisa kudengar kekehannya. Hey dia sangat menyebalkan!

Lalu ketika tubuhku diturunkan, aku merasa berdiri di sebuah batu yang sangat keras. Angin pun menyapu lembut tubuhku.

"Ini dimana sih ka? Yampun kapan dibuka sih ini?" ujarku sebal.

"Iya iya Princess, aku buka sekarang"

Aku pun mengerjapkan mata berusaha memfokuskan apa yang saat ini kulihat. Dan mataku sungguh-sungguh melebar selebar lebarnya.

Oke, berlebihan.

Kulihat batu-batu besar dan tebing berwarna kecoklatan. Sama sekali tidak ada tumbuhan disini. Di atasnya, terdapat pemandangan bukit yang berdempetan. Oh my God, aku sungguh tidak tau kalau ada tempat seindah ini. Aku memang menyukai hal-hal yang bersifat adventure.

Kuarahkan penglihatanku ke langit yang biru. Aku menutup mulut saking terkejutnya dengan apa yang kulihat saat ini. Terdapat ratusan balon berwarna-warni yang menyusun suatu rangkaian kalimat.

Happy Anniversary & I Love You More, Princess Kodok

Seketika mataku memanas. Air mata sudah berkumpul di pelupuk mataku. Aku hanya bisa menggigit bibir menahan isakan yang kupastikan akan keluar. Sepasang tangan yang kokoh memeluk erat tubuhku dari belakang. Dagunya bertumpu di bahuku. Air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya mengalir bersamaan dengan kata-kata yang terucap dari mulutnya.

"Happy Anniversary, sayang. Maaf gak ada dinner romantis, maaf gak ada bunga mawar, maaf gak ada coklat, maaf..." aku pun segera berbalik dan mengecup bibirnya. Dia sedikit terkejut.

"Aku gak perlu itu semua, kak. Karena bagiku, ini semua udah cukup buat ngewakilin rasa cinta kamu ke aku. Maaf karena aku sempet lupa kalau hari ini anniversary kita" ujarku sambil menunduk.

Tubuhku pun direngkuhnya kembali ke pelukannya. Pelukan yang sangat nyaman dan mampu menenangkan hati.

"Its oke sayang. Aku gapapa ko kalo kamu sempet lupa. Manusiawi. Please, don't cry again, Princess" katanya sambil mengusap kepalaku. Aku menengadahkan kepala menatapnya, dia memang sangat tidak suka bila melihatku menangis. Kemudian dia mengecup dahiku lembut, kemudian turun ke kedua mataku. Otomatis mataku terpejam merasakan kelembutan darinya. Ciumannya pun turun ke ujung hidungku, kedua pipiku, dan berakhir di bibirku. Saat dia ingin menjauhkan bibirnya, aku menahan tengkuknya supaya lebih memperdalam pagutan kami. Bisa kurasakan bibirnya membentuk lengkungan ke atas. Lalu kembali melumat bibirku.

----------------**********--------------'--

"Duduk yuk, Deev. Kamu ga cape berdiri terus?" tanyanya saat aku masih asik memandangi keindahan alam dan kejutan yang ia buat. Sambil mengusap tangannya yang melingkar di tubuhku, aku menggeleng.

"Nanti dulu, kak. Aku masih suka ngeliat ini semua"

"Duduk disitu lebih enak loh, Deev" tunjuknya kearah batu besar yang terdapat di samping kami, namun posisinya lebih tinggi.

Aku berpikir sejenak, "Yaudah deh, yuk" kataku yang disambut dengan anggukannya. Saat berjalan pun ia tetap merangkul pinggangku.

"Aku ga kemana-mana, sayang. Erat banget kamu meluknya" aku terkekeh sambil mengusap tangannya yang melingkar di pinggangku.

"Badan kamu enak sih buat dipeluk" katanya menunduk. Kini wajahku berhadapan dengan wajah super gantengnya itu. Membuat pipiku seketika memanas.

"Disini kan sejuk, kok muka kamu malah merah gitu?" ucapnya dengan senyum miring. Aku tau dia berusaha mengejekku.

Aku hanya mendengus lalu memalingkan wajah menatap langit yang masih dihiasi ratusan balon warna-warni.

Kembali dia menarik tubuhku agar mendekat padanya. "kamu suka?" tanyanya.

"Sangat suka, kak. Kejutan terindah bagiku" jawabku sambil menyandarkan kepalaku ke bahunya. Ia mengenggam tanganku. "Makasih banyak, kak. I'm very Love and Miss you" kataku pelan.

Dia mengusap rambutku, "Me, too. Princess"

"Kamu kapan nyiapin ini semua, kak? Terus kenapa bisa nemuin tempat kayak gini? Tau darimana kamu?" dia tertawa. "Aku nanya malah diketawain" sungutku sebal.

Dia mengacak pelan rambutku "Nanyanya borongan sih, satu-satu sayang" kekehnya.

"Kamu ga perlu tau, yang penting kamu senang" katanya sambil tersenyum lebar. Membuat tingkat ketampanannya meningkat drastis.

Aku mencibir kesal. Dia tertawa kecil lalu kembali menarik pinganggku. "Aku harap selamanya kita bisa kaya gini, Deev" aku mendongak menatap wajahnya.

"Aku juga, kak. Semoga kita terus bersama sampai akhir hayat nanti" ucapku sedikit menggelikan dibagian akhirnya. Dia tersenyum.

"Amiiiinnnnn... Mau berjanji satu hal, sayang?" aku mengernyit, lalu mengangguk. "Apapun yang terjadi kedepannya nanti, tolong pertahankan rasa cinta dan sayang kamu ke aku. Jangan pernah nyerah buat aku, Kita akan berjuang bersama menghadapi cobaan yang mungkin datang ke hubungan kita. kamu bersedia?"

Aku mengangguk pasti. "sangat bersedia, Bos" kataku sambil memperagakan gerakan hormat. "Kamu juga, Kak." ucapku lagi.

"Ya, aku janji. Kamu ingat, pria sejati pantang mengingkari janjinya?" aku mengangguk "Jadi, aku jamin nothing can separate us. Apapun itu" katanya dengan tatapan lembut.

"Kecuali kematian" tambahku. Lalu kami tertawa bersama menikmati keindahan yang saat ini tercipta.

Ya, semoga selamanya akan tetap seperti ini.

Hopefully nothing separate us.

-------------------***********-----------------------





ciaaattttttttt udah dulu ya lovey lovey-nyaaaaa habis ini pertunjukkan yang sebenarnya akan segera dimulai XD

Jangan kemana-mana ya, tetap tunggu kelanjutannya ^-^







1. Nothing (im)possibleWhere stories live. Discover now