Go to Swiss

14.1K 443 2
                                    

Oke kita lanjut ^0^

----------------********----------------


Deeva menggeliat karena merasakan beban berat di perutnya. Perlahan, matanya terbuka. Dilihatnya Jovan sedang tersenyum.

"Morning Princess" Sapa Jovan lalu mengecup pelipis Deeva dengan lembut. Deeva tersenyum malu, ia menutupi wajahnya dengan selimut.

Jovan terkekeh geli dengan kelakuan istrinya. "Ga ada morning kiss, hm?" ia menarik selimut dengan satu gerakan hingga wajah Deeva jelas terlihat.

Deeva memajukan wajahnya dan mengecup pipi suaminya secepat kilat, "Morning too, kak"

Jovan tersenyum menyeringai, ia hendak mencium bibir Deeva hingga suara menghentikan aktivitasnya.

"Mau sampai kapan di kamar mulu hey?"

Deeva yang mendengar itu langsung bangun dan hendak berjalan menuju kamar mandi. Namun, baru saja berhasil menuruni ranjang, langkahnya terhenti.

"Aw.." ringisnya pelan karena rasa sakit di bagian bawah perutnya.

"Sakit sayang?" tanya Jovan lalu menggendong tubuh Deeva menuju kamar mandi. "Dua puluh menit lagi kita kebawah!" teriak Jovan supaya terdengar oleh Retta yang kini berada di depan pintu.

"Dasar ya pengantin baru!"

-------------********---------------


Jovan menuruni tangga sambil merangkul pinggang Deeva erat yang membuat orang-orang yang berada di meja makan menatapnya sambil tersenyum penuh arti.

"Duh yang pagi-pagi udah keramas" ucap Retta sambil terkikik. Hal yang membuat wajah Deeva memerah, ia buru-buru melepaskan rangkulan Jovan dan duduk di sebelah Retta. Jovan berjalan dengan muka masam karena Deeva tidak duduk di sampingnya.

"Dasar anak kecil. Tau apa sih" cibir Jovan sambil mendelik ke arah adiknya yang hanya bisa tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya. 

"Sudah-sudah, ayo makan dulu. Retta, kamu jangan ngeledek kakak kamu terus" Mella menengahi mereka, karena kalau dibiarkan, waktu satu jam pun belum bisa melerai pertengkaran kecil mereka.

Setelah setelai makan, Deeva membantu Mella membereskan meja. Sementara Retta sudah berlari ke kamarnya, menghindari tatapan tajam Jovan setelah kembali diledek olehnya.

"Udah mama aja Deev, kamu bukannya masih sakit?"

Deeva mengernyit bingung, "Aku ga sakit ko ma. Sehat-sehat aja" sahut Deeva sambil membawa piring kotor menuju wastafel.

Tiba-tiba Mella tertawa "Bukan itu maksud mama, itu loh yang semalem" Sontak wajah Deeva memerah malu. Kini ia baru ngeh, mengingat kejadian semalam. Memang masih terasa sakit, namun tidak sesakit pertama kali.

Deeva hanya tersenyum kikuk seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Mella menghampiri Deeva dan merangkul bahunya. Sungguh ia sangat menyayangi menantu perempuannya ini.

Mereka berdua berjalan menuju ruang tengah, dimana sudah ada Jodi dan juga Jovan.

"Nih Deev, buat kamu" ujar Jodi sambil menyerahkan sebuah amplop pada Deeva yang baru saja menduduki sofa tepat di samping Jovan.

Deeva mengerutkan dahinya, "Apa ini pa?"

"Buka aja kak" Retta menimpali sambil menaikturunkan kedua alisnya.Ia menuruni tangga dengan sedikit berlari, menghampiri Mella dan duduk di pinggir sofa.

1. Nothing (im)possibleWhere stories live. Discover now