Akhirnya (Mereka) Hadir

14.1K 482 4
                                    

Sudah lima bulan berlalu setelah kejadian Deeva menggunakan testpack itu. Kini ia mencoba untuk menggunakannya lagi.

"Duh, coba ga ya? kalo satu garis lagi gimana?"

Deeva terus melangkah mondar-mandir keluar masuk kamar mandinya. Setelah ribuan kali berpikir, akhirnya ia memberanikan diri untuk menggunakannya lagi.

Dan kekecewaan pun kembali dirasakannya. Satu garis lagi, batinnya. Deeva tersenyum getir memandangi benda yang berada di genggamannya saat ini.

Diantara sedih dan kesal, ia membicarakan hal ini pada suaminya yang tengah menonton televisi. "Kak, ke dokter yuk"

"Kenapa? kamu sakit? Ya Tuhan, kenapa ga bilang aku?" Jovan meraba kening Deeva dengan punggung tangannya "Tapi ga panas, Deev"

Deeva memutar bola matanya kesal, "Kita ke dokter kandungan. Aku mau hamil" lirih Deeva kemudian disusul dengan air matanya yang mengalir. Jovan langsung merengkuh tubuh mungil Deeva ke pelukannya.

"sshhhh... percaya sama aku sayang, kalo udah saatnya nanti, kamu pasti hamil" Deeva melepas paksa pelukan suaminya, menatapnya tajam.

"Kalo udah saatnya itu kapan, kak? Aku iri sama pasangan yang lain! Aku juga pengen hamil!" suara Deeva meninggi, kemudian ia terduduk di lantai kamarnya.

Tanpa berkata apapun Jovan membuka lemari, mengganti celana pendeknya dengan jeans biru tua. Kemudian menghampiri istrinya dengan sebuah cardigan di tangannya

"Pake ini, kita berangkat."

------------********----------------


"Nyonya Adeeva Leonie" panggil seorang suster paruh baya setelah membuka pintu sebuah ruangan bertuliskan 'dr. kandungan'. Deeva dan Jovan melangkah memasuki ruangan tersebut.

"Silahkan berbaring, Ibu Deeva" perintah dokter wanita berkacamata itu. Deeva mengangguk dan berbaring. Lalu ia membuka bajunya sampai batas perut. "Kita lihat dulu di dalam rahim Ibu, ada kelainan atau tidak"

Mendengar itu, Jovan yang sedari tadi duduk, langsung berdiri dan menggenggam tangan Deeva. Ia terus berdoa semoga tidak terjadi hal buruk di rahim istrinya. Dokter itu pun mengoleskan sebuah gel, lalu menempelkan sebuah alat ke perut Deeva.

Mata dokter itu beralih pada monitor di depannya "Maaf, apa sebelumnya anda sudah mencoba menggunakan alat pendeteksi kehamilan?" Deeva mengangguk. "Silahkan lihat ke monitor Bu, Pak" Kemudian dokter itu menunjukkan tanda panah ke arah sebuah gumpalan kecil. "Memang ada sesuatu di rahim Ibu Deeva" Jovan dan Deeva menahan nafas menunggu kelanjutan kata-kata sang dokter. "Sesuatu itu hidup dan bernyawa. Selamat Pak, anda akan menjadi seorang ayah." Dokter itu menatap Jovan seraya tersenyum.

Jovan memeluk Deeva erat "Kamu denger sayang? Kamu hamil" ujarnya senang sambil membantu

Deeva kembali duduk di kursi dibantu oleh suaminya. "Sudah berapa lama dok?" tanya Deeva heran. Wajahnya menyiratkan kebingungan yang amat sangat.

"Baru berumur tiga minggu, kondisinya baik, namun masih sangat rentan. Saya sarankan anda terus mengkonsumsi makanan bergizi, dan juga untuk bapaknya" tatapan dokter itu beralih ke Jovan "Usahakan istri anda tidak melakukan hal-hal yang berat dulu. Dan juga saya memberikan resep vitamin yang bisa anda tebus di apotik"

"Tetapi baru saja saya menggunakan testpack, namun hasilnya negatif" ujar Deeva.

Dokter itu tersenyum, "Mungkin saja alat yang ibu pakai sudah tidak layak untuk digunakan. Apa ibu mengecek tanggal kadaluarsanya terlebih dahulu?"

1. Nothing (im)possibleDove le storie prendono vita. Scoprilo ora