Chapter 1.2

80 40 13
                                        

Suara kebisingan kota di sore hari membuat suasana di sekitar Lysandra terasa ramai di tengah keheningan. Keheningan antara dirinya dengan seseorang yang duduk di hadapannya. Di dalam kafe bernuansa hangat berpadu dengan aroma kopi yang menenangkan.

"Udah sebulan sejak terakhir kali kita ketemuan, ya?" ucap lelaki itu.

Dia menggunakan hoddie hitam dan masker hitam. Tidak ada satupun celah yang menunjukkan bagaimana rupanya, begitupun dengan Lysandra. Mereka sama-sama menyembunyikan diri mereka. Tapi, tidak dengan percakapan di antara keduanya yang mengalir panjang.

Lysandra mengenal lelaki tersebut secara daring sejak setahun lalu. Berawal dari bercakapan canggung hingga akhirnya menjadi lebih dekat. Meski begitu, ketika mereka memutuskan untuk pertama kali bertemu, sebuah peraturan dibuat.

Tidak boleh mengungkapkan identitas masing-masing.

Hingga saat inipun Lysandra tak tahu siapa nama asli lelaki itu, begitupun dia yang tidak tahu siapa Lysandra. Namanya, wujudnya, hanya suara saja yang menjadi penghubung keduanya.

"Iya, tapi rasa kopinya masih tetap sama," jawab Lysandra. Mengisyaratkan jika pertemuan mereka berdua masih sama seperti sebelumnya. Tidak ada yang berbeda, seperti rasa kopi di cangkir yang diminumnya.

"Faramisha, jadi cerita apa yang mau kamu bicarain?"

"Hm.. ini sedikit ngeganggu hidup aku, sih." Lysandra menahan kata-katanya. Dia mengingat hari-harinya yang buruk belakangan ini, rasanya tidak nyaman. "Aku selalu ngerasa ada yang ngikutin aku," lanjutnya.

Lelaki itu terkekeh kecil, dia menyimpan cangkir kopinya di meja. "Bukan diawasi lagi, tapi sekarang kamu ngerasa "sesuatu" ngikutin kamu?"

"Tapi, aku rasa ini dua hal yang berbeda. "Dia" masih ngawasin aku, tapi yang ngikutin aku ... masa sih orang yang sama?"

"Kalau begitu, berarti kamu bener-bener narik perhatian banget, ya?" ujarnya dengan sedikit nada bercanda.

"Leize! Aku serius."

"Okay, okay.. jadi gimana ceritanya?"

Lysandra meminum kopinya sebelum menceritakan salah satu kejadian yang dia alami, hingga membuat dirinya tak bisa tidur karena memikirkan hal tersebut.

Kejadiannya tepat tiga hari yang lalu, ketika Lysandra baru saja mengantarkan sekotak manisan kepada seseorang. Hari itu posisi matahari masih belum berada jauh di ketinggian, sekitar pukul 9 pagi.

Lysandra berjalan pulang ke rumahnya melewati jalan yang sama, dia berjalan di atas trotoar. Pepohonan lebat yang meneduhkan, Lysandra berjalan di bawahnya sambil mengunyah permen karet terakhirnya. Dia mengunyah itu hingga sudah tidak terasa apapun, kemudian memutuskan untuk membuang itu ke tempat sampah pinggir jalan yang dilaluinya.

Namun ketika dia berjalan beberapa langkah, Lysandra berbalik ketika merasa dirinya melihat sesuatu di atas pohon dekat tempat sampah. Saat dia menengok ke belakang untuk memastikan..

"Orang itu ngorek-ngorek tempat sampah ... dan dia ngambil permen karet bekas aku," jelas Lysandra dengan suara bergetar.

"Yah, itu cukup tidak higienis .... Harusnya kamu nggak nengok," ujar Leize menenangkan.

"Nggak, itu masih untung aju nengok. Kalau nggak nengok, kamu tau apa?"

"Kenapa? Dia kabur?" tanya Leize.

"D-dia mau makan permen karetnya! .... Hampir masuk ke mulut dia, tapi karena aku ngeliat dia dan dia ngeliat aku, dia langsung kabur."

"Dengan kata lain, dia makan permen karet kamu di tempat lain, ya?"

EMPTY SITE Donde viven las historias. Descúbrelo ahora