°Happy reading°
Pagi pun tiba, Kevin mengetuk pintu kamar yang di tempati oleh Devan.
Sedangkan Devan sedang meringkuk kedinginan, tubuhnya demam akibat semalam, namun dia memaksakan diri untuk mandi, dan memakai seragamnya, Devan membuka pintu kamar, dan terlihatlah Kevin yang sedang berdiri dengan pakaian yang sudah rapih.
"Good morning," sapa Kevin.
"Morning," balas Devan, sambil tersenyum kecil ke arah Kevin.
"Yuk sarapan," ajak Kevin pada Devan.
Devan hanya mengangguk, dan mengikuti Kevin dari belakang, terlihat di sana Rico yang sudah terduduk anteng di kursi yang biasanya dia tempati.
Devan menghela nafasnya, dan duduk di bangku lain, lagipula siapa dirinya? Hanya orang asing, yang menjadi beban untuk Kevin.
"Evan mau apa?" Tanya Kevin sambil mencoba mengambilkan makanan untuk Devan, seperti biasanya.
"Abang Rico mau itu," ucap Rico tiba-tiba, sambil menunjuk kulit ayam kesukaan Devan.
"Mau ini?" Tanya Kevin pada Rico, Rico mengangguk antusias.
Kevin mengambil kulit ayam tersebut, dan menaruhnya di piring Rico.
Tangan Devan mengepal. "Aku bisa sendiri abang," ucap Devan, sambil mengambil piring miliknya dari kevin.
Mereka pun mulai sarapan, dengan Devan yang hanya sarapan dengan sepotong roti tawar.
Entah Kevin lupa atau bagaimana, menu sarapan pagi ini, semuanya adalah makanan yang memicu alergi Devan, dari mulai udang, kepiting, dan susu kedelai, hanya kulit ayam yang tidak memicu alerginya, namun kulit ayam tersebut sudah habis di makan Rico.
"Abang, hari ini jadi kan kita jalan-jalan ke puncak," ucap Rico, menatap Kevin yang sudah selesai dengan sarapannya.
Kevin menganggukkan kepalanya. "Jadi dong, ini abang sudah rapi," ucap Kevin.
Mata Rico berbinar. "Yeay ... Ke puncak," seru Rico antusias.
Kevin terkekeh pelan, dan mengacak-acak rambut Rico.
Devan yang melihat itu memalingkan wajahnya, dan mengambil tas miliknya.
"Aku berangkat," ucap Devan, membuat Kevin menoleh ke arah nya.
"Kamu gak papa kan, hari ini berangkat sendiri dulu," ucap Kevin menatap Devan.
Devan tersenyum dan mengangguk kan kepalanya, Devan mulai pergi meninggalkan mansion.
Devan mengendarai motor miliknya, namun bukannya ke sekolah, Devan malah berbelok ke arah kontrakannya, memang niatnya dia tidak akan sekolah hari ini, sumpah demi apapun, kepalanya sangat pusing.
Sesampainya di area kontrakan, Devan langsung turun dari motor, dan membuka pintu kontrakan yang memang tidak di kunci, karna untuk apa di kunci, kontrakan yang di tempati nya kosong tidak ada barang barang berharga apapun, walaupun maling masuk, mau mengambil apa mereka, isi kontrakan nya saja tidak ada yang bisa di ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA (END)
Teen FictionBACA DULU BAB PERTAMA, KALO GAK SUKA CERITANYA BISA DI SKIP🙏 Ini tentang pemuda bernama Devandra yang kerap di panggil dengan nama Devan, pemuda yang sangat menyukai susu pisang. Dia mempunyai sifat yang sangat humoris, ramah, dan juga sangat jail...
