BACA DULU BAB PERTAMA, KALO GAK SUKA CERITANYA BISA DI SKIP🙏
Ini tentang pemuda bernama Devandra yang kerap di panggil dengan nama Devan, pemuda yang sangat menyukai susu pisang.
Dia mempunyai sifat yang sangat humoris, ramah, dan juga sangat jail...
Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Sedangkan di sisi lain, kini Devan dan Gisela sedang duduk di bangku yang sudah di sediakan di taman tersebut.
"Evan bisa cerita sama mama," ucap Gisela yang sempat terdiam sesaat.
"Ma, Evan cape," lirih Devan.
"Mama tau, makannya mama ajak kamu ke sini, kamu bisa cerita semuanya ke mama," ucap Gisela lembut.
"Evan gak pantes bahagia ya ma," ucap Devan dengan mata berkaca-kaca.
"Kata siapa? Evan pantes bahagia sayang, semua orang di dunia ini pantes bahagia." Ucap Gisela sambil mengelus punggung Devan, namun walaupun pelan tetap saja terasa nyeri karna luka di punggung nya belum kering.
Devan meringis menahan sakit di punggung nya, Gisela yang menyadari itu pun, langsung menyuruh Devan menghadap belakang.
Gisela mulai menyingkap baju Devan, dan terlihatlah punggung Devan yang penuh dengan bekas cambukan.
Gisela yang melihat punggung Devan pun merasa terkejut, dengan apa yang dia lihat, dengan mata yang berkaca-kaca, Gisela mengusap pelan luka itu, dan terdengar ringisan dari Devan.
"Kenapa gak pernah bilang sama mama?" Tanya Gisela, dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya.
Devan yang mendengar isakan Gisela pun, kembali menghadap ke Gisela dan terlihatlah Gisela yang sedang menangis.
"Ma--"
"Pasti sakit, mama obatin ya," ucap Gisela memotong ucapan Devan.
"Gak usah, nanti juga sembuh sendiri," ucap Devan sambil tersenyum lembut pada Gisela.
"Nanti bisa infeksi."
"Gak usah ma."
"Evan kenapa gak pernah bilang sama mama?" Tanya Gisela.
Memang walaupun Devan sering cerita pada Gisela, dia tidak pernah bercerita jika dia mendapatkan kekerasan dari orang tuanya, yang Gisela tau, Devan hanyalah seorang remaja yang kesepian, karna orang tuanya yang gila kerja, ternyata dia salah, Gisela belum tau begitu banyak rahasia dan luka yang Devan dapat.
Inilah yang membuat Gisela begitu menyayangi Devan seperti anaknya sendiri, Gisela ingin memberikan kasih sayang, seorang ibu pada Devan, walaupun begitu masih banyak rahasia yang belum dia tau.
"Gak bilang pun, nanti juga mama tau, kan mama kepo," ucap Devan, sambil menyengir begitu menyebalkan.
Gisela yang mendengar itu pun, terkekeh sambil mengusap air matanya yang malah semakin deras keluar.
"Udah dong nangisnya, nanti bang Rion kira Evan apa-apain mama," hibur Devan.
"Van, tinggal sama mama aja yuk," ucap Gisela tiba-tiba.
"Ma, Evan gak bisa, mau bagaimana pun, Evan cuma beda 2 tahun sama mama, apa kata orang nanti, kalo Evan tinggal sama mama, nanti malah jadi fitnah ma,"
"Tapi kamu--"
"Evan gak papa ma."
Setelah itu keduanya terdiam, namun tak lama terdengar langkah kaki yang berjalan ke arah mereka.
"Udah selesai ngobrol nya?" Tanya Rion tiba-tiba.
"Udah," jawab Devan.
"Yaudah yuk masuk, bentar lagi langit mulai gelap," ajak Rion.
Setelah itu, mereka bertiga pun pergi meninggalkan Taman yang ada di belakang markas tersebut.
☘️☘️☘️
Kini Devan sedang tiduran di sofa sambil ngedot, sedangkan yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah wakil ketuanya itu.
"Van, Lo minum susu pisang tiap hari, emang gak bosen?" Tanya Rizal, salah satu anggota Orion.
"Enggak tuh biasa aja, malah kalo gue gak minum susu pisang, gue gak bisa, kaya ada yang kurang gitu," jawab Devan.
"Gue heran, awal nya gimana sih, ko Lo bisa suka sama susu pisang?" Tanya Rizal lagi.
"Kepo Lo kaya Dora," Jawab Devan sambil menatap jail Rizal.
"Dih si monyet, gue beneran kepo ini," kesal Rizal.
"Nanti gue cerita, sekarang jangan ganggu gue, gue ngantuk," ucap Devan, sambil menguap, sebenarnya matanya sudah berat sedari tadi.
"Pindah kamar," titah Rion.
"Di sini aja lah bang, udah ngantuk banget gue."
"Pindah," titah Rion, tidak mau di bantah.
"Pck! Iya-iya ini gue pindah," ucap Devan dengan kesal, dan pergi menuju kamar yang sudah di sediakan di markas tersebut.
Btw Gisela udah pulang ya.
Setelah kepergian Devan, Rion pun terdiam dan memikirkan apa yang dia dengar dan lihat tadi.
Memang dia mengikuti Devan dan Gisela menuju taman belakang, bukan, bukan Rion tak percaya pada Devan tapi, entahlah dia hanya ingin mengikuti mereka berdua, dan ternyata dia menemukan sebuah fakta yang membuatnya terkejut.
Devan anak yang kesepian, Devan korban kekerasan orang tuanya, tapi kenapa Devan tidak pernah cerita padanya tentang hal ini, apakah Devan tidak mempercayai nya, selama ini Devan pintar menyembunyikan lukanya dari orang-orang.