BACA DULU BAB PERTAMA, KALO GAK SUKA CERITANYA BISA DI SKIP🙏
Ini tentang pemuda bernama Devandra yang kerap di panggil dengan nama Devan, pemuda yang sangat menyukai susu pisang.
Dia mempunyai sifat yang sangat humoris, ramah, dan juga sangat jail...
"Kenapa Ayah sebegitu bencinya padaku?" Tanya Devan pada Damian.
"Kau masih bertanya mengapa aku membencimu? Karna kau! Karna kau Aku kehilangan semuanya, aku kehilangan keluarga ku, aku kehilangan wanita yang sangat berarti dalam hidupku!" Teriak Damian.
"Kau anak haram! Pembawa sial! Jika kau tak hadir mungkin aku sudah bahagia dengan keluarga ku, jika aku tak di jebak waktu itu, mungkin aku sudah bahagia dengan wanita yang aku cintai, tapi! Gara-gara kau hadir, ayahku meninggal gara-gara serangan jantung! Ibuku meninggal gara-gara mendonorkan matanya padamu! Wanita yang aku cintai meninggalkan ku!" Darmian mencengkram kuat bahu Devan.
"Kau anak haram yang menjijikan! Kau tau setiap melihat matamu, aku selalu ingin membunuh mu! Gara-gara pembawa sial sepertimu aku kehilangan semua yang berharga dalam hidupku!"
Air mata Devan mengalir begitu saja, Devan berdiri dengan susah payah, Devan berjalan mengambil pisau buah yang ada di meja kamarnya.
"Ambil," Devan memberikan pisau itu kepada Damian.
Devan mengarah kan pisau itu tepat di dadanya. "Tusuk!" Titah Devan pada Damian.
Damian mematung Melihat wajah kacau Devan. "mengapa begitu sesak?" Damian menggelengkan kepalanya untuk mengusir perasaan yang tak mengenakan di hatinya.
Plak!!
"Dasar anak bodoh, apa kau sudah tidak punya otak hah!" Damian menampar pipi Devan dengan kuat sampai Devan tersungkur ke lantai.
Damian mencengkram dagu Devan dengan kuat, dan memaksa Devan untuk melihat ke arahnya.
"Rasa sakit yang kau rasakan saat ini, tak sebanding dengan penderitaan yang selama ini aku alami, jadi jangan berlagak seolah-olah kau yang tersakiti di sini, karna sumber penderitaan ku itu, semua karna kehadiran mu, jika dulu ibu ku memperbolehkan ku untuk membunuh mu, mungkin kau sudah membusuk sedari dulu!"
Damian pergi meninggalkan kamar Devan begitu saja.
Devan menundukkan kepalanya dengan tangan yang mengepal.
"Bunuh saja aku, aku juga tidak ingin hidup," lirih Devan melihat punggung Damian yang mulai tidak terlihat.
"ARGHHHH SIALAN HIKS!" Devan berteriak dengan memukul marmer dengan kuat, sampai tangan nya terluka.
"Aku juga menderita Ayah, selama aku hidup di dunia ini, tidak pernah sekalipun aku merasakan kehangatan keluarga, aku hanyalah anak laki-laki yang masih membutuhkan peran ayah dan ibu," menolog Devan.
"Bahkan sudah beberapa kali aku mencoba mengakhiri hidupku, tapi itu semua tidak pernah berhasil Ayah," lirih Devan.
Devan menatap kosong langit-langit kamarnya.
☘️☘️☘️
PRANG!!
Terdengar dari bawah suara pecahan-pecahan dan suara teriakan kedua orang tuanya.
"KAU BERKATA JIKA KAU SIBUK BEKERJA, TERNYATA KAU SIBUK MENGURUSI PEREMPUAN MURAHAN ITU!" teriak Ririn.
"BERHENTILAH BERBICARA OMONG KOSONG JALANG!" teriak Damian, sambil melemparkan pas bunga ke arah Ririn, untung tidak mengenai wanita itu
"AKU BUKAN JALANG!"
"LALU APA? KAU TIDUR BERSAMA PRIA LAIN DI SAAT KAU SUDAH MEMILIKI KELUARGA, BAHKAN LEBIH GILANYA LAGI, KAU BERSETUBUH DENGAN ANAK MU SENDIRI!"
"LALU APA BEDANYA DENGAN MU, KAU SELINGKUH SAMPAI KAU MENDAPATKAN ANAK DARI SELINGKUHANMU ITU!" teriak Ririn dengan Nafas yang memburu.
Sedangkan Devan sudah menelungkup kan kepalanya pada sela-sela lututnya, badannya bergetar hebat sambil menutup telinganya.
"Arghhh dasar lemah, gini doang Lo gak bisa ngendaliin diri," menolog Devan, dengan badan yang semakin bergetar ketakutan.
Note: kalo gak nyaman bacanya, nanti aja nunggu end, soalnya aku gak bisa konsisten buat up kapan² nya.