BACA DULU BAB PERTAMA, KALO GAK SUKA CERITANYA BISA DI SKIP🙏
Ini tentang pemuda bernama Devandra yang kerap di panggil dengan nama Devan, pemuda yang sangat menyukai susu pisang.
Dia mempunyai sifat yang sangat humoris, ramah, dan juga sangat jail...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sudah 2 Minggu Devan di rawat, dan hari ini Devan sudah di perbolehkan pulang, dengan syarat harus konsultasi setiap 1 bulan sekali.
"AKHIRNYA GUE BISA PULANG!" Pekik Devan.
"Berisik!" Rion menatap Devan kesal.
"Apa sih, Lo tuh gak di ajak!" Sinis Devan.
"Makin hari gue, gue liatin, makin ngelunjak aja Lo ya," Rion menatap Devan dingin.
"Baperan," ejek Devan.
"Gak semua orang suka digituin!"
"Apa sih, orang cuma becanda, lagian biasanya juga gak masalah ko," Devan bergumam, namun karena pendengaran Rion yang cukup tajam dia mendengar jelas apa yang di katakan Devan.
"Kalo sekali-kali mah gue maklum, tapi kalo berkali-kali, gue ngerasa gak di hargain sebagai ketua Lo, Lo selalu bersikap seenaknya, tanpa liat keadaan di mana, ada siapa aja selain kita, Lo kira setiap kita nongkrong bareng anak-anak, gue gak ngerasa di rendahkan gitu? Mikir lah, jangan mentang-mentang gue baik sama Lo, Lo malah seenaknya."
Devan terdiam mendengar kalimat demi kalimat yang di ucapkan Rion padanya.
"Apakah dia se tidak tau diri itu? Apakah orang-orang di sekitarnya risih, terhadap tingkah lakunya? Dan apakah dia keterlaluan terhadap Rion selama ini," pikir Devan.
Devan menggelengkan kepalanya, untuk tidak berfikir macam-macam, namun sepertinya usahanya sia-sia, faktanya apa yang di katakan oleh Rion terngiang-ngiang di dalam pikiran nya.
Devan terdiam untuk beberapa saat, dan mengambil ponsel nya, Devan mengutak-atik ponsel tersebut, kemudian menaruhnya di atas nekas.
Cklek
Pintu terbuka menampakkan Gisela yang membawa tas berukuran sedang untuk tempat baju kotor Devan.
Lagi dan lagi Devan terdiam. "ternyata gue se ngerepotin itu ya," batin Devan.
Devan melihat ke arah Gisela, yang kini sedang memasukkan pakaian kotor nya ke dalam tas yang tadi di bawa oleh Gisela.
Devan menghela nafasnya, dan berjalan menghampiri Gisela, Devan menepuk pundak Gisela pelan, membuat Gisela menoleh ke arah nya (Devan).
"Biar gue aja Buketu," Devan mengambil alih pakaian kotor yang berada di tangan Gisela.
Gisela yang melihat tingkah laku Devan mengernyit heran, apalagi dengan panggilan Devan kepadanya, tidak biasanya Devan memanggil nya begitu.
"Kenapa?" Tanya Gisela sambil menatap Devan.
"Hah?"
"Kenapa... Ada apa? Gak biasanya manggil kaya gitu?" Gisela menatap Devan heran.
"Gak papa, cuma pengen aja hehe," Devan terkekeh pelan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Devan mengalihkan pandangannya, dan fokus mengemasi barang-barangnya.
"Selesai!" Seru Devan.
"Mau pulang sekarang?" Tanya Gisela.
Devan hanya mengangguk, dan mengambil tas yang berisi pakaian kotor dan barang-barangnya yang dia bawa ke rumah sakit.
"Biar mama aja, kamu baru sembuh, jangan cape-cape."
"Eh gak usah, nanti ngerepotin, lagian Evan kan cuma sakit biasa, bukan setruk atau lumpuh," Devan tertawa pelan.
"Mulutnya."
"Cie khawatir ya," Devan menatap jail ke arah Gisela.
"Pede banget kamu anak muda."
"Iya deh si paling tua," jawab Devan, namun tak lama Devan terdiam.
"Eh maaf Buketu," Devan cengengesan.
"Oh iya, ayo pulang, tapi sebelum itu, Evan mau bilang makasih, karna selama Evan di rawat di sini, ketua sama Buketu, udah mau di repot in sama Evan, makasih banyak, Evan gak tau harus balas kebaikan kalian gimana lagi, kalian udah baik banget selama ini, beruntung banget Evan bisa kenal kalian," Devan tersenyum ke arah Rion dan Gisela.
Berbeda dengan Gisela yang menatap Devan heran, Rion malah terdiam mendengar perkataan Devan barusan.
"Apakah dia keterlaluan?" Pikir Rion.
"Eh ko, malah pada diem sih, mau nginep di sini?" Tanya Devan dengan senyum tengil nya.
Gisela pun hanya menggelengkan kepalanya, dan mengajak Rion dan Devan pergi dari ruangan tersebut.
Kini Devan, Gisela dan Rion sudah berada di parkiran.
"Ayo," ajak Gisela, ketika melihat Devan yang hanya terdiam.
"Nanti ngerepotin, kan arah dari rumah Evan ke markas berlawanan arah."
"Lo gak pulang ke markas?" Tanya Rion yang sedari tadi terdiam.
Lagi dan lagi Devan hanya menggelengkan kepalanya.
"Gue pulang ke rumah aja, nanti kalo gue pulang ke markas, malah ngerepotin anak-anak yang lain."
"Lo kenapa sih! Ngerepotin-ngerepotin Mulu dari tadi!" Kesal Rion.
"Eh Taxi nya udah Dateng, gue pulang dulu ya, sekali lagi makasih, tolong bilangin juga sama anak-anak yang lain makasih karna udah mau jagain gue selama di rumah sakit."
Setelah berbicara pada keduanya, depan pun berlari kecil menghampiri Taxi yang sedari tadi menunggu nya.
Nyesek dikit gak ngaruh wir. Segini dulu ya, maaf kalo up nya lama, semoga suka ya, see you next part guys😽❤️
Oh iya belum aku revisi, nanti deh kalo aku ada waktu aku revisi