°Happy reading°
"Evan kangen. Abang kesini," Devan merengek dengan mata berkaca-kaca.
Kevin terkekeh pelan melihat tingkah Devan di layar handphone miliknya.
"Sabar ya, lusa Abang ke indo."
"Beneran!" Tanya Devan antusias.
Kevin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Abang mau Dateng ke acara nikahan bunda nya Revan ya?" Tanya Devan.
"Iya, nanti Evan bareng sama Abang aja ya, Dateng ke nikahan nya Tante billa." Tante billa (bunda nya Revan)
"Iya Abang."
"Kamu lagi di mana?" Kevin baru menyadari jika Devan bukan sedang di markas apalagi di mansion anak itu.
"Oh Evan lagi di kontrakan.
"Kontrakan?" Tanya Kevin memastikan, terlihat kerutan di jidat pemuda itu.
"Iya Abang," Devan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kontrakan? Punya siapa?" Tanya Kevin.
"Punya Evan."
"Kamu tinggal di kontrakan?" Tanya Kevin. Devan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa kamu tinggal di kontrakan, gak tinggal di mansion atau markas?" Tanya Kevin.
Padahal pertanyaan dari Kevin biasa saja, tapi entah kenapa dia tiba-tiba merasakan sakit di hatinya, ucapan kedua orang tuanya terekam jelas di kepalanya, di mana kedua orang tuanya, dengan terang-terangan tidak ingin lagi berurusan dengan nya, tanpa sadar air matanya mengalir deras membasahi pipinya.
Kevin yang melihat Devan menangis di sana pun, mengepalkan tangannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kevin dingin.
"Ayah sama ibu cerai."
"Lalu?"
"Ayah sama ibu gak mau bawa Evan bersama mereka, mereka hiks buang Evan gitu aja, bahkan mansion pun di jual sama ayah, kartu, barang-barang Evan, semuanya di bawa sama ayah, sekarang Evan cuma punya motor sama handphone, tapi Evan berniat menjual motor Evan besok," Kevin yang mendengar itu mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal kuat.
"Bajingan!" Umpat Kevin.
"Besok Abang kesana," ucap Kevin tiba-tiba.
Devan menatap handphone yang memperlihatkan wajah Kevin yang sepertinya sangat marah.
Devan menggelengkan kepalanya, tanda 'tidak usah'
"Abang gak butuh saran kamu! Besok Abang kesana."
"Tapi abang--"
"Gak ada tapi-tapian, sekarang tidur, ini udah malem." Kevin memotong ucapan Devan.
Devan mengangguk tidak ingin membantah Kevin
Devan mematikan telfon nya.
Sedangkan di sisi lain, terlihat seorang pemuda yang mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras.
YOU ARE READING
DEVANDRA (END)
Teen FictionBACA DULU BAB PERTAMA, KALO GAK SUKA CERITANYA BISA DI SKIP🙏 Ini tentang pemuda bernama Devandra yang kerap di panggil dengan nama Devan, pemuda yang sangat menyukai susu pisang. Dia mempunyai sifat yang sangat humoris, ramah, dan juga sangat jail...
