Diary Hari Kedelapan

8.2K 643 35
                                    

Hari Kedelapan 

Kurasa tak ada orang yang lebih tepat daripada aku untuk menjadi penulis selanjutnya. Aku akan menulis dengan gaya berbeda. Jika ada di antara kalian yang terintimidasi atas tulisanku ini, itu bagus. Karena memang begitulah tujuanku. 

Kasus : Percobaan pembunuhan? 
Korban : Freya Alvando, anak perempuan berumur 15 tahun 
Tempat kejadian : Di sekitar tangga di lantai III 
Waktu kejadian : Lima menit sebelum bel pulang berbunyi 
Modus operandi : Korban didorong dari lantai IV saat menuruni tangga 
Kondisi korban : Koma dengan leher patah, ada dugaan gegar otak, posisi kakinya juga tidak wajar 

Oh ya sebelum ada yang protes gara-gara aku melenceng dari tujuan buku ini menceritakan peristiwa yang terjadi di kelas, maka khusus kali ini pasti ada pengecualian. Sebab kelas diliburkan! Kita semua (termasuk gadis nomor 25) menjenguk Freya di rumah sakit. Karena itu pulalah aku dapat menginterogasi kalian satu-persatu (kecuali si nomor 25, mana mau aku ngomong sama dia). 

Ini hasil penyelidikanku : 

Tersangka : Seluruh anak kelas kita (sesuai ramalan Jhan) 

Alibi : Betapa beruntungnya aku punya ketua kelompok sepintar Aurora yang tidak seteledor Haya atau Micah yang membiarkan seluruh anggota kelompoknya kelayapan sendirian. Kalian paham kan? Benar sekali! Seluruh anggota kelompok kami punya alibi! Kami tidak mungkin melakukan kejahatan itu karena kami selalu bersama. Kalau ada yang menghilang diam-diam, pasti langsung ketahuan. Berarti dari 24 tersangka tersisa 16 tersangka. Apa kalian punya alibi? 

Sialnya, aku harus membuang enam nama lagi. Haya, Gina dan Imban tak pernah berpisah seperti dilem, kecuali mereka sekongkol untuk mencelakakan Freya maka kusimpulkan mereka tidak bersalah (sial). Lalu Micah pasti mengikuti Radith, dan Ken akan mengekor keduanya. Jadi sisa 10 orang. 

Cherry dan Ajeng, dua anak ‘gila cowok’ ini bersumpah terus berada di kolam renang, mengintip cowok-cowok kelas lain sedang berenang. Dasar kurang kerjaan. Tapi keduanya punya bukti selalu ada di sana yaitu foto-foto dari kamera mereka. Di foto itu terlihat pukul berapa mereka memotretnya dan pada saat terjadinya kasus keduanya sedang sembunyi di ruang ganti cowok. 

Sisa 8 orang. Selanjutnya aku mencoret Meryl, Jhan dan Giovani yang bukannya mencari si ‘Imbesil’ malah berkumpul di kelas melakukan upacara yang disebut Meryl ‘pemanggilan roh’. Sisa 5 orang yang tidak punya alibi kuat dan aku tahu mereka punya ‘alasan’ untuk mencelakai Freya, yaitu : 

Sarah : (Sorry Sarah, terpaksa kubeberkan di sini). Kalian semua apa pernah kehilangan suatu barang di kelas dan tak pernah kembali? Nah aku tahu siapa pelakunya. Sarah! Dia kleptomania. Freya tanpa sengaja membuka laci Sarah dan menemukan barang-barang milik kita semua di sana. Jadi tentu saja Sarah pasti marah besar pada Freya. 

Baddy : Anak ini menganggap laptopnya adalah nyawa kedua-nya. Nah sewaktu makan siang kemarin Freya menumpahkan sebotol coke ke laptopnya. Bisa diduga kelanjutannya. 

Rudy : Sederhana. Freya bertanya pada Rudy di hadapan Zeany, cewek yang disukainya, “Kudengar ayahmu masuk penjara?” Ha…ha…ha… pasti Rudi shock sekali mendengarnya. 

Frans : Kalian harus kaget! Siapa yang tidak tahu Ken itu seorang homo? Brengsek lagi. Tapi apa kalian tahu Frans yang kalian anggap baik itu mau melakukan apapun untuk uang? Yup, Freya memergoki Ken berciuman dengan Frans, kemudian Ken membayar Frans. Kaget kan? 

Carada : Aku tidak begitu tahu, tapi kata Ajeng dia melihat Freya dan Carada bertengkar di sabtu sore lalu. Dan Carada kan yang menceritakan ramalan Jhan pada kita. Apa dia ingin mewujudkan ramalan itu? Siapa yang tahu. 

Pelaku : Itu tugas kalian untuk menebaknya. Tapi aku sudah tahu. Sangat mudah untuk dianalisa. 

(Omega Shya) 

25th (Oleh : Hein L. Kreuzz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang