Diary Hari Keempat

8.6K 687 22
                                    

Hari Keempat 

Rakken Mika Downer! Tega sekali kamu bilang saya tidak sadar atas kelakuan Meryl yang menyayat lengannya sendiri itu. Hampir tiap jam saya menyuruhnya menghentikan kelakuan tersebut. Kalau kamu yang melihat dari belakang saja merasa ngeri, apalagi saya yang harus melihat dengan jelas darah yang menetes ke lantai dari ujung jemarinya. Camkan itu! 

Selain itu kamu salah menulis nama saya. Tulisannya bukan Zenny tapi Zeany, kuulang Z-E-A-N-Y. 

Pelajaran dimulai dengan praktek elektronika di ruang Fisika. Pak Richard menyuruh kita membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang. Karena tidak ingin sekelompok dengan Meryl saya bergabung dengan Diana dan Sarah (si nomor urut 1 dan 2). Mereka terlihat cukup normal menurut saya. Sebelum praktek Diana saya perlihatkan beberapa desain pakaian yang saya buat dan dia bilang saya berbakat. Anak ini memberitahu bahwa dia sangat lega bisa keluar dari kelas. Wajahnya memang terlihat sangat tertekan bila berada di dalam kelas. Sarah jarang bicara, cuma lima kata yang pernah saya dengar dari mulutnya yaitu ‘ya; tidak; mungkin; benarkah; tergantung’. Ekspresi mukanya juga kebanyakan datar dan sulit ditebak suasana hatinya. Yah lumayanlah daripada Meryl. 

Meryl sekelompok dengan Jhan dan Giovani, kelompok bodoh yang diam saja menatap tugas di depannya. Meryl mempermainkan siletnya. Jhan mengocok kartu tarotnya. Giovani, seperti biasa, hanya makan dan makan. Tugas mereka tidak disentuh sedikitpun. Pak Richard tampak tidak peduli. Melewati mereka dan mendengus pasrah. 

Ken memilih Micah dan Radith. Sudah saya duga. Apa kamu ingin membentuk boysband, Ken? Atau malah karena kamu memiliki ketertarikan pada salah satu dari mereka? 

Sepertinya perpecahan mulai terjadi ya? Silvia ingin memasukkan Carada dalam kelompoknya. Masalahnya adalah Cherry (setelah ditolak Micah dan Radith) lebih memilih Frans. Akhirnya Silvia dan Carada mengajak Ajeng, cewek dengan kacamata tebal itu. 

Teman sebangku Ajeng, si mungil Gina (si nomor 21) sudah sekelompok dengan Haya dan Imban. Mau-maunya kamu disuruh kesana kemari seperti itu oleh mereka, Gina. 

Cherry dan Frans merekrut Freya (cewek yang ngomongnya blak-blakan dan rada emosian) karena Baddy sudah satu kelompok dengan Rudy dan Andy (huh… triple manusia ‘Dy’). 

Lalu Ling dan Aurora sekelompok dengan Omega (anak yang matanya suka jelalatan ke sana ke mari) yang marah Freya tidak mau sekelompok dengannya. 

Terakhir, cewek dengan nomor urut 25 tidak punya teman kelompok. 

Saya kagum dengan Baddy. Tangannya cekatan dalam merakit berbagai komponen. Sebelum makan siang dia sudah menyelesaikan 95% tugas mereka. Cepat sekali. 

Di akhir pelajaran cuma punya kelompok Baddy yang selesai dan Pak Richard langsung mengetes rakitan mereka. Alat itu berjalan mulus dan kelompok Baddy bersorak karenanya. Namun lima menit kemudian timbul asap dan ledakan kecil dari alat tersebut. Rusak. 

Pak Richard terdiam dan bertanya “Apa ada yang berhasil menyelesaikan rakitannya selain kelompok dengan anggota nomor 10, 19 dan 20?” 

Semuanya menggeleng. Betapa terkejutnya kita saat si nomor 25, cewek misterius itu mengangkat tangannya dan mengeluarkan suara seraknya, “Nomor 25, sudah selesai Pak.” 

(Magenta Zeany) 

25th (Oleh : Hein L. Kreuzz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang