Part 9 : WHY ?

Magsimula sa umpisa
                                    

Aku memandangnya dalam "Ayah ingin mengatakan sesuatu padaku kan?" Tanyaku

Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, ayah salah tingkah.

"Ayah minta maaf" ucapnya tiba-tiba seraya menunduk padaku

"Eh... kok... tunggu dulu...." aku tak tahu harus mengatakan apa. Tapi bukankah ini aneh "kenapa minta maaf?" Tanyaku bingung "angkat kepala ayah" sambungku

"Aku bukan ayah yang baik. Seharusnya kau tidak memaafkanku dengan cepat begitu saja. Dan kupikir......."

"Ayah, angkat kepalamu" ucapku tegas memotong ucapannya

Dia mengangkat kepalanya dan memandangku

Aku mendengus "Aku juga sempat berpikir untuk membenci ayah" ucapku

Ayah tampak terkejut dengan kalimatku

"Ada hal yang ingin kukatakan ke ayah. Ku harap, ayah tak marah" ucapku hati-hati.

"Baiklah"

"Aku dan Kou be...." mulutku tidak bisa melanjutkan kalimatnya

"Be? Bertengkar?"

"Bukan bukan"

"Lalu apa?"

Aku mendengus kesal. Aku menarik nafas panjang "Aku berpacaran dengan Kou" ucapku cepat.

Wajahnya terkejut, dia pasti tidak menduganya.

"Saat Kou tidak ingin mengambil bagian dari perusahaan, disitu pula Kou ingin bilang pada ayah dan jujur. Tapi aku melarangnya. Aku..."

"Sejak kapan?" Tanya ayah

"Hampir sebulan yang lalu" ucapku pelan.

"Maaf, tapi ayah tidak setuju"

"Tapi kan aku dan Kou bukan saudara yang berhubungan darah" ucapku kesal. Kenapa aku kesal? Padahal aku sudah membulatkan niat untuk tidak marah pada ayah.

"Ayah tahu Kou bukan tipe penurut, tapi dia sangat penyayang. Kou lebih pintar dibanding Kenji dan Kou lebih... "

"Jadi ayah tetap tidak menyetujuinya?" Tanyaku

Ayah mengangguk

"Aku sangat mencintai Kou! Aku mencintainya sangat mencintainya" ucapku lirih, dadaku terasa sakit.

"Maaf, aku tidak bisa mengabulkan permohonanmu" ucap ayah

"JANGAN AMBIL LAGI ORANG YANG KUSAYANG!!" Teriakku. Suaraku bergetar dan serak, mataku panas, nafasku tersengal. Aku berdiri dan lari keluar rumah tanpa arah.

Aku tidak ingin akhir seperti ini. Aku ingin akhir cerita bahagia yang selalu ibu ceritakan dalam dongeng.

Aku terus berlari. Jauh, sangat jauh dari rumah nenek.

Aku...

Bruk!!!.

AUTHOR POV

"Risa-chan!"

"Risa-chan!"

"Apa yang kau katakan padanya?" Tanya nenek pada Ayah Risa

Ayah Risa tak menjawabnya

"Kau! Sudah kukatan! Seharusnya kau tidak mengambil Risa! Kau..."

"Cukup ibu!" Bentak Yamaken "Kita tidak ada waktu untul bertengkar. Kita harus cepat mencari Risa" sambung Yamaken.

"Yamaken, ada apa?" Tanya Touma yang datamg tergesa-gesa.

"Risa-chan kabur. Bantu kami mencarinya" pinta Yamaken pada Touma

WhyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon