Part 1 : Life Changes

1.7K 53 0
                                    

Aku Risa Mabuchi. Tentu aku dari Jepang. Seorang gadis SMA yang berkehidupan damai. Sebelum ini aku anak orang kaya. Sampai pada akhirnya ibuku memutuskan untuk bercerai dengan ayah.

Ayah yang jarang pulang karena urusan kantornya membuat ibu tak tahan. Hak asuh anak pun ibu yang ambil.

Kejadian itu saat aku duduk dibangku kelas 2 SMP.
Setahun setelah perceraian, ibu bilang ayah telah menikah lagi dengan janda beranak 4.
Wajah ibu seperti menahan kesedihan. Namun tak pernah ku tanyakan.

Awal musim semi, aku menjadi anak SMA. Aku memulai hidup baru. Maksutku, aku mengubah gaya berpenampilanku menjadi gadis jelek yang kuper. Aku menguncir rambutku kebelakang, dan menggunakan kacamata (palsu) yang berukuran besar. Aku mulai bekerja sampingan setelah pulang sekolah di perfektur sebelah agar tidak ada pelajar dari sekolahku mengetahui keberadaan asliku. Walaupun cukup jauh dari rumah.

Hidupku cukup tenang. Aku tidak bicara banyak disekolah dan tidak berteman dengan siapapun kecuali para pekerja di cafe tempatku bekerja.

Sampai pada akhirnya pada awal musim panas, kejadian yang menghancurkan hidupku yang tenang terjadi.

[5 Juli 2013, 07:00 p.m]

"Risa-chan" panggil manajer kepadaku

Aku menghampirinya "ada apa?" Tanyaku

"Ada telepon untukmu" jawabnya

Aku berjalan kearah belakang, entah kenapa perasaanku mulai tidak enak, aku mengambil gagang telepon yang tergantung "ya? Halo" ucapku

Seorang disebrang mengatakan dia suster. Kalimat yang tiba-tiba membuat seluruh ruangan seperti kedap suara. Jantungku serasa berhenti dari detaknya. Apa aku salah mendengar?

"Aku-aku kesana sekarang!" Ucapku panik.

Manajer tidak mencoba menghentikanku dan bertanya. Mungkin dia sudah lebih tahu tentang ini. Aku mengganti pakaianku menjadi seragam sekolah. Aku keluar cafe dan berlari secepat mungkin. Aku menerobos kerumunan, dan tidak perduli seberapa banyak orang yang kutabrak. Pikiranku penuh, perasaanku bercampur aduk, aku seperti orang sinting. Jantungku berdetak 10 kali lebih cepat mungkin.

Aku berdiri dipintu utama rumah sakit yang menelponku. Aku memasuki ruang utama-nya. Orang berlalu lalang. Nafasku terengah sampai membuat seorang suster panik melihat keadaanku.

"Ma-Mabuchi Tamako" ucapku terbata, nafasku tak beraturan "dimana dia?" Tanyaku

"Ah! Kau siapanya?" Tanya suster mencoba menenagkanku

"Aku-aku anaknya" jawabku terbata.

Suster mencoba membuatku berdiri tegap dan menggiringku ke ruangan ibuku. Jantungku masih belum tenang. Aku diantar ke ruangan yang bertuliskan 'Kamar Mayat'. Sepertinya hatiku sudah mulai retak.

Suster terus menggenggam erat tanganku, seperti ia mengetahui kalau perasaanku akan hancur sebentar lagi.

Ruangan yang berbau aneh. Aku melihat ada seorang yang tertutup penuh oleh kain putih.

Suster melepaskan genggamannya dengan perlahan dan membuka kain putih yang menyelimuti mayat itu. Dengan perlahan aku mulai mengenali sosoknya sampai akhirnya kain putih itu terbuka pada bagian wajah.

Wajah cantik namun berkulit pucat. Seorang wanita yang sangat aku cintai melebihi hidupku. Perasaanku hancur berkeping-keping. Mataku mulai berlinang air mata. Seperti sebuah mimpi buruk. Melihat ibuku terbujur kaku dengan kulit pucat. Kupegang wajahnya yang dingin. Air mataku hanya membendung di mata, entah kenapa tidak jatuh dan keluar.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang