Part 4 : (In)Visible

582 35 0
                                    

Seseorang menepuk pundakku dengan kencang, dan itu terasa sakit. Aku memutar badan dan melihat siapa orangnya

Ternyata gerombolan gadis yang sedang marah. Mereka sedang mengatakan sesuatu, aku tidak dengar dengan jelas. Karena kupingku disumpal headset sedari tadi.

Aku melepasnya "Ya, ada apa?" Tanyaku datar.

"Apa?! Kau berani sekali!!" Ucapnya kesal melihatku melepaskan headset yang menyumpal kupingku. Memang nya tidak kelihatan?

Salah seorang gadis menarikku kasar. Dan semua murid yang sedang berada di loker sepatu melihat kejadian ini dengan mata menerka.

Mereka memojokkanku. Padahal aku sudah berusaha untuk tidak mendapatkan hal seperti ini lagi.

"Kau! Dasar jelek! Berani sekali kau mendekati Tachibana bersaudara!" Ucap salah seorang gadis dengan kasarnya

"Ya! Orang jelek sepertimu mati saja!" Timpal salah satu temannya tak kalah kasarnya.

Aku mendengus "Aku tidak mendekati Tachibana bersaudara. Tapi mereka yang mendekatiku" ucapku menahan emosiku.

"Apa kau bilang jelek?!!" Seorang dari mereka maju mendekat ke arahku "Mereka mendekatimu? Yang benar saja! Orang jelek sepertimu didekati laki-laki tertampan disekolah?! Kau bermimpi!" Ucapnya, seraya mencoba menjambak rambutku. Tapi aku lebih cepat dari gerakannya, aku dapat menghindar.

Dia pikir, aku selemah itu bisa dijambak dengan mudah.

"Berani sekali kau menghindar!" Serunya kesal

Ya, beranilah. Aku kan sedang terancam, dasar gadis bodoh.

Semua temannya medekat, aku seperti santapan binatang buas.

"HOI!" Teriak seorang dari belakangku. Bisa dibilang dari gedung dalam.

Sebuah tangan meraihku dan merangkulku dengan lembut, membawaku mundur

"Kelakuan kalian cukup sampai disitu" ucap Kenji yang berada didepanku.

"Ya! Dan jangan ganggu gadis kesayangan kami!" Ucap Ryu yang sedang merangkulku

"Wajah kalian sudah kami ingat. Kalian tidak boleh mendekati kami lagi!" Ucap Kou dengan dinginnya.

Para gadis terkejut dengan perkataan ketiga laki-laki ini. Lalu kabur.

Ryu mendekatkan wajahnya sampai jidat kami berbenturan "kau baik-baik saja onee-chan?" Tanyanya.

Aku mengangguk "arigatou" ucapku

Ryu tersenyum lebar

"Anggap saja itu upahmu dalam seminggu ini membuatkan kami sarapan, bento dan makan malam" ucap Kou

"Lagipula kau kan keluarga kami" ditimpal Kenji.

Perasaanku, entah terasa manis. Kupikir sejarah kehidupanku akan terulang. Apa aku harus percaya mereka?

"Hei Ryu! Lepaskan pelukanmu itu" ucap Kou menarik Ryu mundur

"Kou, menganggu! Kau iri yah?!" Tanya Ryu.

"Mana mungkin aku iri, bodoh" ucapnya.

Ibu, apa aku boleh berharap? Apa ibu memperhatikanku sekarang? Aku merasakan hangatnya saudara.

05:00p.m

"Syukurlah! Risa-chan kau kembali!!" Ucap Mio-san

"Ada apa memangnya?" Tanyaku

"Kami kewalahan, Kira-chan dan Seika-chan sedang sakit dan kau tidak ada. Akhir-akhir ini pelanggan meningkat di jam-jam sekarang" ucap Mio-san lalu pergi kembali bekerja.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang