Part 10 : End Game

651 30 2
                                    

[27 Agustus 2013]

Sejak kemarin dia tidak ada, menghilangkan diri dari hadapanku. Dan menghindar.

"Kau sudah tahu dari awal kan?" Tanyaku.

Dia menatap kosong langit dibawah pohon besar di atas bukit yang Touma tunjukkan padaku.

Aku menghela nafas berat, tersenyum tipis dan duduk di sampingnya.

"Awalnya aku ingin balas dendam kepadamu" ucap Kou pelan

"Oh ya?" Tanyaku

"Kau memang gadis yang membuatku jatuh cinta. Tapi semenjak aku tahu kalau kau adalah anak yang membuat ayahku pergi, aku membencimu" ujarnya

Aku tidak terkejut, karena itu pasti menyakitkan dimana orang tua yang paling disayangi direbut.

"Saat bertemu denganmu, kupikir aku akan dengan senang hati melakukan hal yang membuatmu pergi dari kehidupan ayahku. Tapi, ternyata tidak" dia memotong ucapannya dan menghela nafas panjang "Padahal aku sangat membencimu dan ingin membuatmu terlihat sengsara, tapi kenapa? Setiap kali aku melihat wajahmu yang kesepian membuat dadaku sakit. Dan ingin membuatmu bahagia. Ketika sadar, aku kembali jatuh cinta lagi padamu. Kau gadis yang menangis untukku" sambungnya, suaranya lembut namun bergetar.

"Aku pikir akan ada akhir bahagia antara kita. Dan cerita lama pada akhirnya memiliki akhir yang diinginkan para pembaca" ujarku, jantungku berdetak cepat.

"Aku minta maaf tidak bilang padamu, dan terus melanjutkannya. Aku benar-benar minta maaf" ucapnya, tatapan yang sama seperti pertama kali bertemu.

Plak! Aku menepuk kedua pipinya, tidak melepas kedua tanganku dari wajahnya dan memandangnya dalam

"Aku tidak akan menyesal. Aku tidak akan pernah menyesal pernah mencintaimu sebagai kekasih. Aku tidak menyesal bertemu denganmu 10 tahun lalu. Aku tidak akan menyesal akan hal itu. Dan semua hal yang kita lakukan bersama. Akan kusimpan sebagai kenangan berharga untukku" ujarku memandangnya dalam, mataku panas dan memaksa tersenyum padanya agar aku tidak harus menangis.

Dia memegang kedua tanganku, mencium salah satu telapak tanganku "Yah, kau satu-satunya gadis yang kucintai. Cinta pertamaku terima kasih, terima kasih" ucapnya lirih, air mata memupuk di matanya. Terlihat jelas. Wajahnya merah.

Dia berdiri dan membantuku untuk berdiri, membawaku ke pinggiran bukit.

Ah...

Dia memegang tanganku "Luka ini, karena aku tidak mengatakannya lebih awal" ucapnya

"Tidak! Kau salah, ini karena kecerobohanku" ucapku, aku tidak ingin dia merasa terus bersalah.

Dia melepas genggamannya

"Risa-chan" panggilnya lembut.

Benar...

"Aku bahagia bertemu dan mencintaimu Tachibana Risa" ujarnya lembut, matanya tidak memiliki sinar. Dia mundur beberapa langkah "Sayonara (selamat tinggal)" ucapnya, air matanya mengalir di kedua pipinya, dengen tersenyum palsu.

Ini sama seperti mimpi saat aku tak sadarkan diri dirumah sakit. Jadi ini yang terjadi.

Setelah itu kami semua berdiskusi. Aku memutuskan untuk tinggal bersama nenek dan kembali menjadi Mabuchi Risa. Ayah sempat tidak setuju. Tapi ini yang terbaik untukku. Agar Kou bisa fokus dengan masa depannya.

Ayah akan mengurus surat pindahku dan barang-barang yang masih tertinggal di rumah dan apartement lamaku untuk dibawa kesini.

Aku menelpon Asako-san untuk berhenti bekerja. Tapi dia marah karena caraku berhenti kerja tidak sesuai dengan perjanjian.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang