Part 7 : Hometown

542 28 0
                                    

Aku meronta, namun laki-laki ini tenaganya lebih besar dibandingku. Tanganku terasa sakit diikat kebelakang seperti ini.

Mereka membawa kami kedalam ruangan yang gelap, bau, lembab, dan aku muak disini.

Mataku membesar melihat orang yang terduduk di sofa.

Raut wajahnya tak ku kenal. Dia bukan Kou yang ku kenal.

Aku menggigit tangan orang aneh ini.

Plak!

"Gadis sialan!" Serunya kasar, dan berusaha memukulku lagi

"Hentikan!" Seru nya.

Laki-laki aneh didepanku menghentikan gerakannya. Dia mundur dua langkah dan menjauh dariku.

"Tinggalkan kami bertiga" ucap Kou memerintah mereka.

Mereka pergi dan melepaskan Yuri. Yuri mendekat kepadaku. Tangannya gemetar.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Teriak Kou padaku, raut wajahnya marah, dia menatapku tajam

"Itu pertanyaanku" ucapku, mencoba tenang.

"Pulanglah!" Perintahnya kasar

"Aku bukan anak buahmu yang bisa kau suruh semaumu" ucapku masih mencoba tenang

"Aku bilang, pulang!" Kou semakin kasar padaku.

Aku melepas genggaman Yuri.

Plak!

Aku menamparnya. Kencang sekali, tanganku sampai merah.

"Kau pikir aku akan pulang begitu saja? Ha?! Membiarkanmu disini?! Membuat ayah semakin cemas! Membuat Kenji semakin membencimu? Kau pikir aku akan diam saja?! Aku tidak sebodoh itu!" Ucapku. Kesabaranku habis.

Dia berdecak.

Aku terduduk didepannya, memegang wajahnya, menatapnya dengan lembut.

"Kau yang merubahku sejauh ini. Kau berperan besar. Kau yang memberikanku perasaan yang membuat jantungku berkali-kali beradu cepat dengan nafasku. Mana bisa aku membiarkan kau sendirian dibenci orang yang menyayangimu apa adanya" ujarku

Raut wajahnya berubah. Aku tersenyum tipis dan memeluknya.

"Sekarang, waktunya kau yang menangis" ucapku pelan di telinganya "aku tahu, kau tidak berniat membuat ayah seperti itu. Kau hanya ingin melindungiku. Dan pada akhirnya kau menyakiti dirimu sendiri" sambungku.

Aku akan menyelesaikan ini. Ibu, mencintai seseorang tidak seburuk itu ternyata.

Kou mulai menangis, tanpa suara. Aku membelai pelan kepalanya.

[14 Agustus 2013]

Ayah keluar dari rumah sakit hari ini. Aku, Kou, Kenji, dan Ryu mempersiapkan kepulangan ayah. Walaupun Kenji dan Kou masih belum memperkecil skala perang antara mereka.

"Baiklah, hari ini kita buat ayah senang" ucapku menyemangati semuanya.

"Ah! Mereka datang! Ayo bersiap" seruku setelah mendengar pintu terbuka.

"Selamat datang" ucap kami serempak.

Raut wajah ayah terlihat senang.

Reika-san terlihat teharu.

"Baiklah, bagaimana kalau kita langsung makan siang. Aku membuat makan siang kesukaan ayah di rumah sakit" ucapku sedikit tertawa

"Tidak lagi makanan rumah sakit" ucap ayah lemas

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang