Percakapan mereka terhenti ketika melihat sosok Lynn diambang pintu yang sudah tidak menggunakan baju seragamnya lagi. Lynn hanya memakai hot pants warna hitam dan kaus lengan panjang membentuk lekuk tubuhnya yang seksi. Flat shoes kesayangan dengan warna yang sama membuat penampilannya lebih menarik. Dengan kedua kakinya yang terlihat jenjang Lynn melangkahkan kakinya menuju bangku tempat duduknya. Lynn sama sekali tidak memperdulikan pandangan mata yang terus mengikuti langkahnya.
Lynn yang sudah berdiri di samping mejanya berhenti seketika ketika Yura sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi. Lynn menaikan sebelah alisnya meminta penjelasan. Yura mengulurkan sebelah tangan kanannya pada Lynn dengan seulas senyuman palsu.
"Kita belom sempat kenalan, Gue Yura."
Lynn hanya menatap datar pada Yura, dialihkannya pandangan matanya pada tangan Yura yang sudah terulur. Yura sedikit mengangkat dagunya seolah menyuruh Lynn untuk cepat membalas ulurannya.
"Gue Lynn," diulurkan tangan kanannya mengikuti permainan Yura.
Yura tak segera melepaskan uluran tangan Lynn, digenggamnya tangan Lynn dengan kuat dan semakin kuat. Lynn berusaha untuk melepaskan tangannya dari Yura, tapi Yura tak juga mau melepaskan tangan Lynn. Kelima orang yang berada di sana hanya menyaksikan aksi salaman mereka dalam diam.
"Yura, sakit!" keluh Lynn pelan. Yura masih tak juga melepas genggamannya.
"Lepas, YURA!" pekik Lynn.
"Uups Sorry, sengaja gue."
Dilepaskannya tangan kanan Lynn yang menjadi kemerahan karena ulahnya. Yura tersenyum senang melihat Lynn yang mengibas-ngibaskan tangannya karena kesakitan.
"Ini baru permulaan sayang, nanti akan ada cerita selanjutnya," kata Yura seraya meninggalkan Lynn yang menatap dirinya dengan pandangan mata kosong. Datar. Gilby dan Xia mengikuti Yura melewati Lynn hendak beranjak dari ruang kelas 10-3.
"Lo harus berubah Yura," kata Lynn yang kini sedang menatap angin.
Yura yang sudah beberapa langkah dibelakangnya segera mengentikan langkahnya tanpa membalikan badannya.
"Nggak ada yang harus dirubah!" sahut Yura tandas.
"Banyak Yura, karena banyak yang nggak Lo tahu!" sengit Lynn tak mau kalah.
Yura berbalik lalu melangkah mendekati Lynn dan mendorong tubuhnya hingga Lynn jatuh tersungkur di lantai. Lynn hanya tersenyum kecil menanggapi kelakuan Yura. Lynn tak langsung bangkit berdiri, dia malah duduk di lantai bersandar pada kayu mejanya. Yura yang terlihat marah menjambak rambut Lynn hingga wajah Lynn terangkat. Yura membungkukan badan dan didekatkannya wajahnya dengan wajah Lynn. Tak diperdulikan wajah teman-temannya yang menatap dirinya dengan pandangan bertanya.
"Lo yang nggak tahu apa-apa!" desisnya tajam lalu melepas rambut Lynn dari tangannya dengan kasar.
Dengan langkah cepat Yura meninggalkan ruang kelas. Gilby dan Xia mengikuti Yura dengan setengah berlari. Lynn sama sekali tak terlihat marah dengan kelakuan Yura, sama sekali tak ada niatan untuk membalas perlakuan Yura padanya. Setelah langkah kaki Yura dan kedua temannya tak terdengar, Lynn segera bangkit berdiri dan mengambil buku PRnya di laci.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Bryan yang masih duduk tenang di meja Kyra.
Lynn hanya tersenyum dan menggeleng kecil.
"Lo ada masalah apa sama Yura?" tanya Bryan lagi.
"Nggak ada. Cuman kenalan aja," jawab Lynn berbohong.
"Kenalan maen jambak-jambak gitu?" ganti Daryl yang bertanya.
"Kepo aja lo berdua!" kata Lynn yang masih saja dengan tersenyum.
"Duluan gue." pamitnya kemudian.
"Bareng aja. Lo ke parkiran kan?" ajak Maurer dan diangguki oleh Lynn.
"Mobil kita juga di sana kok. Kita juga mau cabut." imbuh Bryan.
Lynn kembali mengangguk lalu melangkahkan kakinya keluar kelas menyusuri koridor. Bryan tak menyia-nyiakan kesempatan, dia berjalan di sisi Lynn sambil terus memandangi tubuh Lynn dari atas sampai bawah. Lekuk tubuh Lynn yang terekspose dan paha putih mulusnya membuat Bryan mupeng berat. Daryl dan Maurer berjalan di belakang mereka menatap Bryan seolah memepringati. Tapi Bryan tak mengacuhkan seolah tak memperdulikan.
"Lo nggak usah liatin gue pake mata napsu lo deh. Risih gue!" Bryan malah tersenyum jahil mendengar penuturan Lynn barusan.
"Kok Lo tau banget, kalo gue liatin Lo?"
"Badan gue terasa panas kena laser mata Lo!" jawab Lynn sengak.
Bryan sama sekali tak tersinggung dan masih saja menatap Lynn dengan segala perangkat kemesumannya.
"Nggak takut gue apa-apain?"
Lynn langsung berhenti di tempat begitu mendengar pertanyaan bodoh dari Bryan. Maurer dan Daryl yang berjalan tepat di belakang mereka jadi ikut mengerem langkahnya.
"Coba aja kalo berani," tantang Lynn yang kini sudah berdiri menghadap Bryan.
"Kita bertiga sayang, Lo sendiri! Emang Lo bisa apa?" goda Bryan.
"Gue tendang barang lo!" sahut Lynn dan ditertawakan oleh Bryan menganggap ancaman Lynn palsu.
Bryan memajukan tubuhnya lalu mendekatkan wajahnya mendekati Lynn seolah hendak mencium. Dengan cepat Lynn menendang 'barang' miliknya yang berada di antara kedua pahanya. Setelahnya Lynn langsung berlari ke mobil kesayangannya, meninggalkan Bryan yang mengaduh kesakitan. Lynn segera menyalakan mobilnya lalu melambaikan tangannya keluar jendela. Berdadah- dadah ria pada ketiga teman sekelasnya.
"Anjrit sakit banget!" keluh Bryan setelah mobil Lynn sudah tak terlihat.
"Lha Elo ganjen." kata Daryl yang menahan tawanya mati-matian.
"Gue kan cuman bercanda." ucapnya kemudian.
Suara tawa Maurer dan Daryl menggema di parkiran yang sudah sangat sepi. Mereka bertiga segera masuk ke mobil masing-masing dan meninggalkan sekolah yang ditongkronginya seharian ini.
◇◆◇◆◇◆
Iya, saya tahu update cerita saya lama banget.... saya lagi kena syndrom malas menulis. Entah mengapa...
Lagi nggak semangat.
Iya, saya juga tahu kalau banyak pembaca yang minggat karena saya update kelamaan,
Buat para pembaca yang masih setia, part ini special untuk kalian semua :*
Semoga part ini dapat memuaskan kalian: )
YOU ARE READING
I'm Not A Troublemaker #1
General FictionTiga cewek cantik, jago berantem berada di satu kelas yang sama dengan geng cowok yang mengganggu hidup mereka. Lynn, Kyra, dan Rhea harus menghadapi kelakuan Maurer, Daryl, dan Bryan yang absurd. Kyra dan Rhea yang moody, mudah emosi, mudah bt tent...
PART 9
Start from the beginning
