"Maaf, mereka tidak biasanya seperti ini" Remy menghela nafasnya, menujukkan kalimatnya untuk Jian meskipun tak menatap sosok yang masih membeku di tempatnya.
"Mereka pasti lelah karena Aster dan keluarganya ingin semuanya dipercepat. Bahkan pernikahan yang kami rencanakan tahun depan juga harus dilakukan akhir bulan ini" Maya menjelaskan lagi.
Jian tak mampu lagi untuk berbasa-basi, dia hanya bisa menatap kosong objek di depannya sembari mengangguk. Perutnya mual dan ingin muntah mengingat ucapan Aster yang terus mengarah padanya.
"Kau sudah lama mengenal Alan?" Tanya Maya.
"Ya? Maaf, Nyonya?" Jian mengerjap, nyawanya dipaksa kembali masuk kedalam raganya.
"Kau sudah lama mengenal Alan?" Ulang Maya.
"Belum lama, Nyonya" jawab Jian, Maya mengangguk lalu menarik seutas senyum.
"Aku sudah lama tak mendengar dia bergaul dengan orang baru. Dia selalu menutup diri" Maya bicara sebelum meyesap wine di gelasnya, menatap tajam lagi Jian, menyiratkan sesuatu yang tak bisa Jian tebak.
"Tidak. Alan sejak dulu tidak pernah di rumah, kepalanya hanya diisi teman-teman dan hobinya saja" Remy tak terima dengan ucapan istrinya.
"Itu dulu! Sekarang dia hanya berteman dengan tempat tidurnya sendiri" Maya berubah kesal, dahinya mengerut sementara Remy seperti mendecih sambil melempar pandangan, tak terima pendapatnya dibantah.
Hening, hanya ada alunan musik dan bising-bising para undangan yang saling berbincang. Perasaan Jian campur aduk. Dia memang tak seharusnya di tempat ini, seharusnya ia lebih bisa menolak ajakan Gemma meskipun harus berpura-pura pingsan.
"Nyonya, boleh saya permisi sebentar?" Jian meminta izin. Konsentrasinya terganggu memikirkan hal yang lain.
Maya menatap Jian dengan anggun dan mengangguk "Silahkan"
Jian akhirnya berdiri, mengangguk kecil menatap bergantian Remy dan Maya lalu pergi meninggalkan mejanya ke arah pintu keluar. Maya masih mengawasi, menatap punggung Jian hingga pemuda itu menghilang dari penglihatannya.
Jian menuruni undakan yang ia lewati saat ia masuk bersama Gemma dan Ben, menampilkan deretan mobil mewah yang terparkir lebih banyak sebelum ia datang, semua tertata rapih memenuhi area pinggir resort. Tak ada satupun tamu undangan yang terlihat selain beberapa penjaga berseragam hitam berdiri di sekitar area pintu masuk sembari membawa protofon di tangannya.
Jian terduduk di undakan anak tangga itu, mengontrol nafas dan jantungnya yang tengah menjerit meminta lebih oksigen untuk masuk ke dalam tubuhnya.
Hampir lima belas menit Jian duduk menyendiri, seseorang tiba-tiba meraih dan menyentuh tangannya dari belakang, menariknya untuk bergegas berdiri dan berjalan menjauh meninggalkan tempat itu.
"Kita pergi dari sini" ucap Alan.
Jian menahan tubuhnya dan tetap diam di tempatnya meskipun tubuhnya sempat tersentak karena Alan menarik kuat tangannya.
Alan menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang menatap Jian "Meir—"
"Tell me! Tell me, what the fuck happened to you?" Jian sedikit meninggikan suaranya, menuntut Alan memberikan penjelasan usai membuatnya seolah-olah menjadi tersangka di tengah-tengah kelurganya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Middle Name | JAEWOO [END]
Hayran Kurgu"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
Thirteen
En başından başla
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)