Jian terpaku, merasa nyawanya pergi meninggalkan raganya menyelip diantara Alan dan keluarganya.
Beberapa anggota keluarga besar Jemal lainnya menyebar di meja lain—mereka yang bagi Alan hanya terobsesi memamerkan dan mengumbar kesuksesan masing-masing kepada setiap orang yang ditemui. Lantas, Jian hanya bergeming tak menyangka berada di tengah-tengah keluarga yang tak pernah terlintas sedikitpun akan masuk ke dalam bayang-bayang hidupnya.
Di meja lain berjarak sekitar lima meter di sebelah kanan Jian duduk, tampak keluarga Oury berkumpul. Tuan Oury sibuk bicara dengan penuh wibawa pada seorang pria muda yang duduk di seberangnya, sementara sang istri yang berparas cantik dengan riasan mencolok dan kilauan berliannya—sempat mengangguk kecil saat tak sengaja melihat Jian bergabung duduk di sebelah anak bungsunya.
Posisi duduk Jian dan Alan hanya terhalang oleh Aster, namun keduanya masih bisa menatap satu sama lain meskipun Jian sejak tadi hanya fokus menatap piring kosongnya, tak berniat menatap sedikitpun Alan yang mengumbar raut wajah dingin, tampak tak peduli dengan orang di sekitarnya.
"Mereka akan mengantarkan hidangan untukmu" Aster bicara usai meminum air mineral di gelasnya, matanya menatap Jian dengan hangat.
Jian mengangkat wajahnya, mengalihkan pandangannya dari piring kosong lalu membalas tatapan Aster "Terima kasih, Nona"
Untuk pertama kalinya Jian bisa melihat Aster dengan Jelas, wajahnya cantik dengan riasan sederhana. Kulitnya sangat putih menyerupai Alan, namun lebih pucat hampir seperti kapas tanpa noda.
"Tidak usah memanggilku Nona, kau juga hanya memanggilnya Alan, kan?" Tanya Aster tanpa menatap sang lawan bicara.
Jian membeku, merasa Aster tengah menyindirnya. Pasalnya Jian belum sekalipun memanggil Alan sejak ia dan Aster berkenalan.
"Kau masih kuliah atau—"
"Aku bekerja" Jian buru-buru menjawab pertanyaan Aster.
"Ah, bersama Alan juga?" Aster melirik Alan dari sudut matanya.
"Tidak, aku berkerja di coffee shop" jawab Jian,
Remy dan Maya serentak menoleh ke arahnya, nampak tak percaya.
"Coffee shop? Milikmu?" Tanya Aster lagi, sembari mengunyah anggun menu appetizer-nya.
Jian menarik bibirnya, lalu menjawab singkat "Bukan"
"Lalu bagaimana ceritanya kau dan Alan bisa saling mengenal?" Aster masih tertarik menggali informasi.
Alan yang sejak tadi diam akhirnya tergerak untuk bicara sekaligus memberikan waktu Jian untuk menyentuh air di gelasnya usai seorang pelayan menata beberapa hidangan pembuka untuknya.
"Gemma mengajakku ke Orion, lalu kami bertemu di sana" kata Alan, nadanya tenang.
Aster hanya mengangguk kemudian menatap Jian lebih dalam hingga Jian balik menatapnya "Maaf jika aku banyak bertanya karena sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya atau mungkin hanya perasaanku saja?"
Di lift Greeceland, kita pernah berpapasan. Hati Jian menjawab.
"Kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku? Santai saja, kita sudah berteman sekarang" Aster bicara datar.
Jian tersenyum tipis lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menatap Aster dengan seksama "Aku juga penasaran, bagaimana kalian berdua bisa bertemu lalu akhirnya menjalin hubungan?"
DU LIEST GERADE
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)