Hari sudah melewati jam makan siang, Orion tak lagi ramai menyisakan dua meja yang masih terisi oleh pengunjung. Jian memandang sekitar lalu melihat Nathan yang berada di luar, menata ulang meja dan kursi yang baru saja ditinggalkan pengunjung. Kedua mata Jian memandang sekitar sekali lagi, meyakinkan diri keadaan aman dan bisa ia tinggalkan untuk makan siang.
"Aku ingin istirahat sebentar" Jian bicara pada Katrina yang baru saja kembali usai mengantarkan dua gelas latte ke meja pengunjung.
"Jangan biasakan menunda makan siang" Katrina sedikit berteriak sembari menatap Jian dari ekor matanya.
Jian hanya mengangguk kecil sembari berjalan menuju ruang belakang yang juga digunakan sebagai ruang ganti dan istirahat.
Jian merogoh ponsel dari balik apronnya setelah ia berhasil menutup pintu ruangan, rela mengenyampingkan chicken garlic dan baked potato—menu pilihannya yang ia pesan hari ini lewat layanan pesan antar.
Senyum tipis menghiasi wajah pemuda itu ketika melihat nama orang yang dikasihinya muncul di layar, mengirimkanya pesan sejak dua jam yang lalu.
Jian duduk di satu-satunya kursi besi yang berada di ruang ganti, mulai membuka pesan dari Alan dengan jantung yang masih berdebar meskipun baru membaca nama kontaknya.
|Alan
10:25 Masih sakit?
Mimik wajah Jian berubah drastis. Senyum tersirat itu sirna tergantikan dengan dengusan kesal dan sedikit makian. Ia sedikit menyembunyikan layar ponselnya takut-takut ada orang lain yang mengintip dan ikut membaca isi pesannya—padahal saat ini pemuda itu hanya seorang diri, ditemani locker lima pintu dan satu kursi besi yang saat ini ia duduki.
|Jian
13:35 🙄
|Alan
13:37 😂
13:37 Aku akan menjemputmu saat kau pulang
|Jian
13:38 Tidak usah
|Alan
13:38 Aku tetap akan menjemputmu
|Jian
13:39 Terserah
|Alan
13:40 Jangan marah
|Jian
13:40 Aku tidak marah
|Alan
13:41 Baiklah sampai nanti 😘
|Jian
13:41 Ya.
|Alan
13:42 🥲
Dua jam sebelum Orion tutup, Katrina sibuk mengambil beberapa pastry tray kosong dari display lalu memberikannya pada Jian untuk dipindahkan ke ruang cuci. Setelahnya Jian menuju ruang stok, membawa tumpukan paper cup baru ke rak meja peracik. Nathan yang berdiri di belakang meja counter, menghampiri Jian lalu membantu memisahkan semua gelas dan menyusunnya kembali sesuai ukuran.
Jian sedikit mengamati Nathan dalam diam, hatinya tengah sibuk menata ulang kalimat yang akan ia sampaikan tentang keputusan yang sudah ia pikirkan sejak pagi tadi.
"Nath, aku sudah berdiskusi dengan pemilik apartemen" Jian bicara usai Nathan menyelesaikan pekerjaannya.
Nathan kemudian menggeser tubuhnya ke sebelah Jian lalu bersandar pada sisi meja—memanfaatkan sisa waktu menjelang Orion tutup.
"Dia sudah pulang?" Nathan sedikit antusias, membuat Katrina melirik sekilas ke arah dua pemuda itu dari meja display.
Jian mengangguk.
"Apa katanya?"
"Dia agak keberatan. Dia bilang dia masih membutuhkanku karena—kau tahu, aku juga membantu sedikit pekerjaannya. Setelah kupikir lagi, aku memang tidak bisa menolak karena bagaimanapun dia sudah banyak menolongku" Jian bicara dengan hati-hati.
YOU ARE READING
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)