Aster,
Sejak kemarin nama itu terus saja berputar di kepala Jian. Gadis yang Jian yakini sebagai pemilik lipstick senilai dengan bonusnya selama satu bulan kerja di Orion, gadis yang datang menemui Alan ke apartmennya, gadis yang membuat Alan meminta Jian pulang terlambat dan menghabiskan waktu berjam-jam di rooftop.
"Jian!" Gemma menjetikkan jarinya berkali-kali di depan wajah Jian.
"Ya?" Jian mengerjap lalu menatap wajah lelah Gemma. Gadis itu belum mengganti pakaian kantornya dan sama sekali belum menghapus make-upnya.
Jian baru saja terbangun dari lamunannya sekaligus menyadari bahwa ia masih berada di rumah Gemma sejak sepulangnya dari Orion.
"Kau pasti tidak mendengar pertanyaanku, kan?" Gemma mematikan layar TVnya saat tahu Jian bahkan tidak menontonnya sejak satu jam yang lalu.
"Maaf, kau tadi bertanya apa? Aku tiba-tiba saja memikirkan Orion"
Bohong.
Gemma menghela nafasnya "Aku tak sengaja lewat depan rumahmu semalam dan semua lampunya padam. Apa sedang tidak ada orang di rumahmu?"
Pertanyaan sulit.
"Kau tahu kami semua bekerja" Jian menjawab dengan spontan tanpa terbata-bata.
"Jam 10 malam, kau seharusnya sudah pulang dari Orion"
"Kau dari mana bisa melewati rumahku semalam itu?" Jian berusaha mengalihkan.
Melewati rumah Jian seharusnya memang bukan rute menuju rumah Gemma jika dari kantornya. Setelah lima tahun mereka bertetangga, Gemma dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke rumah yang lokasinya lebih dekat dengan restoran keluarganya.
"Menemui Alan di apartemennya. Orang aneh itu tiba-tiba saja pulang 20 menit sebelum rapat penting dimulai" Gemma tertawa kesal.
Dan aku ada disana mengawasimu, batin Jian.
"Aku curiga dia menyembunyikan sesuatu di apartemennya. Hari ini bahkan tak biasanya dia ingin pulang tepat waktu" ucapan Gemma sukses membuat Jian merasa tak nyaman.
Di sela-sela ketidaknyamanan Jian, Yuri datang sebagai penyelamat. Gadis kecil itu muncul hendak membuka kotak berisi pastry yang Jian bawa dari Orion lalu siap-siap mengambilnya.
"Yuri, No! Jangan sentuh lagi" Gemma meninggikan suaranya sampai Yuri tersentak sembari menarik tangannya "Kau sudah makan banyak dan sudah menyikat gigimu. Sekarang sudah waktunya masuk ke kamar" Lanjut Gemma.
"Aku hanya ingin menyentuh saja kok, tidak memakannya" Yuri mendengus, melangkah kesal menghampiri Gemma.
Gemma tersenyum, sedikit merasa bersalah "Kau boleh menyentuh dan memakannya lagi besok. Sekarang bilang terima kasih dulu pada paman Jian"
Jian tersenyum, menunggu Yuri mengucapkan kata-kata manis untuknya sebelum tidur.
"Terima kasih, Paman Jian. Aku tidur dulu" Yuri masih menekuk wajahnya namun tak lupa memberikan pelukan untuk Jian.
"Mimpi indah" Jian mengusap puncak kepala Yuri lalu membiarkannya masuk ke dalam kamar.
Gemma mengikuti langkah keponakannya, lalu mencium pipi kanan dan kiri Yuri bergantian sebelum gadis kecil itu masuk ke dalam kamar.
Hati Jian menghangat.
"Hampir larut, aku harus pulang" kata Jian setelah Gemma kembali menghampiri sahabatnya.
Jian mengambil paperbag kecil miliknya dari atas meja lalu berjalan menuju pintu rumah, diikuti oleh Gemma.
"Terima kasih sudah membawakanku banyak makanan. Kau bahkan membuat Yuri makan 3 potong pai dan masih 'hanya ingin menyentuh'nya" Gemma tertawa.
YOU ARE READING
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)