Pertanyaan Jian membuat Aster dan yang lainnya seketika membeku. Namun gadis itu berusaha terlihat biasa saja meskipun kedua telapak tangannya kini mulai bergerak tak tenang "Berawal dari relasi dua keluarga, lalu berkenalan kemudian memutuskan untuk bersama"
Jian mengangguk kecil "Sesingkat itu?" Tanyanya lembut, hampir terdengar seperti menggumam.
Aster mengerjap, merasa lidahnya kelu untuk memberikan jawaban di depan orang tua yang sudah merelakan dua anak laki-laki mereka untuknya "Butuh waktu lama jika aku harus menceritakan semuanya"
"Atau kau yang ingin menceritakannya?" Aster melempar pandangannya pada Alan.
"Aku bahkan tidak tahu kisah bagian mana yang harus diceritakan, semua terjadi begitu cepat" manik Alan kini menatap Jian, menatap dalam namun terkesan hangat.
Remy berdeham, batinnya tak puas mendengar jawaban anak tunggalnya "Tak penting bagaimana ceritanya, karena yang utama adalah kalian semua bahagia"
Alan tertawa, membuat yang lainnya mengernyit memandangnya penuh tanda tanya.
"Apa yang lucu?" Remy bertanya tegas, kedua alisnya sudah menaut, berusaha menyangkal emosi.
Alan kemudian meredakan tawanya, mengubahnya menjadi senyuman geli sembari menatap ayahnya "Aku hanya tersentuh ayah sangat memperhatikan kebahagiaanku"
"Kau mau coba ini, Jian?" Maya memotong, berharap pembicaraan antara suami dan anaknya teralihkan. Wanita itu memindahkan piring berisi canape ke hadapan Jian. Pemuda itu buru-buru menerimanya, tahu Maya sedang berupaya menghindari perdebatan di meja mereka.
"Terima kasih, Nyonya" Jian bergumam lembut, lalu mendelik ke arah Alan, wajah itu kembali suram.
"Kau juga belum menyentuh apa-apa, kau harus coba yang ini, Sayang" Aster menyendok kecil aspic jelly di piringnya lalu mengarahkannya ke bibir Alan.
"Tidak, terima kasih" Alan menjauhkan wajahnya.
Aster menghela nafas, menaruh kembali sendok berisi aspic jelly yang tertolak ke atas piringnya.
"Kenapa kau bersikap menyebalkan hari ini?" Tanya gadis itu diakhiri senyum miris. Jian terfokus pada satu tangan Aster yang turun ke bawah, mengelus paha Alan naik-turun secara berulang.
Maya tertawa kecil "Alan memang seperti itu jika sedang lelah"
"Ya, jika tidak bersikap menyebalkan, dia akan memilih diam seharian" Aster bicara seolah-olah Alan tidak ada di sampingnya. Gadis itu kemudian kembali menatap Jian "bagaimana menurutmu?"
"Hmm?" Jian menoleh, menatap Aster tak percaya. Jian nampak ragu dengan pertanyaan yang ditujukan padanya.
"Kau juga mengenal Alan, bagaimana menurutmu?" Aster menjelaskan pertanyaannya, tak peduli dengan tatapan jengah Alan.
"Bukankah akan terkesan tidak sopan jika aku menjawabnya? Karena tentunya kau yang lebih mengenalnya ketimbang aku yang bukan siapa-siapa" Jian menjawab tenang.
"Aku tidak memintamu untuk menjelekkannya" Aster tertawa kecil.
Alan mendecak sembari menyingkirkan tangan Aster dari pahanya "Kau membuatnya tak nyaman" Alan memutus.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfic"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
Thirteen
Começar do início
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)