26

77 11 6
                                    

26. Revolusi Rasa

Rasa itu bertumbuh. Mulainya bisa dari mana saja, berakhirnya pun juga sama. Tapi, rasa itu juga beragam. Dan apapun jenisnya, setiap rasa pasti punya makna.

 Dan apapun jenisnya, setiap rasa pasti punya makna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Naura sekarang sudah berada di markas Elang setelah menghabiskan waktu dengan Areska di mall tadi. Tapi, mood nya yang sempat naik kini menurun drastis. Terlebih setiap otaknya mengingat percakapannya dengan Areska di menit-menit terakhir sebelum kedatangan Harsa.

"Lucu ya pasangan tadi."

Naura mengangguk menyetujui ucapan Areska. Walupun tadi dirinya mentertawai pasangan sejoli itu sampai sakit perut, Naura mengakui bahwa sepasang kekasih tadi memiliki hubungan yang menggemaskan. Sebuah hubungan yang dulu selalu ingin Naura miliki bersama Satya.

"Lo gak mau pacaran kayak gitu?" entah kenapa Naura mempertanyakan hal itu, membuat Areska tertawa mendengarnya.

"Kayaknya karena terlalu sibuk bersaing sama Ajinata, gue sampai gak pernah kepikiran buat pacaran deh."

"Tapi Res, misalkan ada cewek yang suka sama lo gimana?"

Areska memikirkan pertanyaan itu sejenak lalu menaikkan bahunya. "Tergantung, ada banyak kemungkinan, Lau."

Naura merasa tidak puas mendengar jawaban itu, sampai ada titik dimana Naura mempertanyakan hal ini; "Res, lo inget kisah cinta Naura yang waktu itu gue ceritain?"

Areska mengangguk pertanda mengingatnya.

"Kalau misalkan ada cewek kayak Naura yang ngungkapin rasa sukanya sama lo, lo bakal gimana?"

"Gue gak tau, Lau. Tapi yang pasti, gue tipe orang yang mempertimbangkan hal sekecil apapun. Jadi, bisa aja gue bakal pertimbangin perasaan cewek itu. Apa yang bakal terjadi kalau gue nolak dia dan apa yang bakal terjadi kalau gue terima dia. Atau, apa gue bisa belajar mencintai dia di masa depan kalau gue terima cewek itu saat itu juga."

Mendengar jawaban Areska entah bagaimana menumbuhkan harapan dalam hati Naura.

"Jadi lo gak akan ngusir cewek itu?" tanya Naura yang dibalas gelengan oleh Areska, pertanda dirinya tidak akan melakukan hal itu.

"Gak akan maki-maki cewek itu?"

Areska menggeleng lagi.

"Gak akan bentak-bentak cewek itu juga?"

Areska menggeleng untuk yang ketiga kalinya membuat Naura tersenyum kecil. Hatinya senang setelah mendapat jawaban itu. Seakan-akan, dirinya merasa diperbolehkan untuk mencintai Areska dengan leluasa. Dan dirinya tidak akan mendapatkan reaksi tidak mengenakkan seperti saat dirinya mendekati Satya dulu.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now