23

110 17 9
                                    

23. Frasa Romansa

Apa arti cinta dalam hidup setiap orang?

Apa arti khawatir dalam hidup setiap orang?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa arti khawatir dalam hidup setiap orang?

Bagi Laura, khawatir, peduli, cinta, dan berbagai rasa kasih yang ada pada manusia sudah tidak bisa dia rasakan lagi sejak orang tuanya ada di ambang perpisahan. Bagi Laura, segala rasa kasih itu hanya berakhir jadi omong kosong belaka. Menjadi bualan paling besar yang pernah dia dengar.

Laura kira, semua julukan itu sudah hilang dalam kamus hidupnya. 

Laura kira, dia sudah sukses jadi manusia paling mati rasa di dunia.

Tapi, apa benar seperti itu?

"Ajinata gak masuk hari ini, dia izin sakit. Tapi dia bela-belain hubungin gue buat minta gue beliin susu kotak buat lo. Gue gak tau kalau Aji bisa seromantis ini deh."

Suara Winara terdengar lagi entah dari mana. Dan kini, Laura berdiri canggung sambil menatap sebuah rumah di depannya dengan ragu.

Apa benar, Laura kini merasa khawatir?

Laura tidak tau kenapa dia melangkah pergi ke rumah Ajinata. Laura tidak tau, alasan apa yang membuatnya mengkhawatirkan laki-laki itu. Bagi Laura, eksistensi Ajinata dalam hidupnya adalah sebuah kebetulan. Dan kebetulan itu, apa mungkin bisa membawa Laura dalam sebuah frasa romansa yang selama ini dia ragukan eksistensinya?

"Gue ngapain sih!" 

Laura berdecak kesal karena pemikirannya sendiri. Pemikiran yang terdengar konyol. Untuk apa juga dia mengkhawatirkan Ajinata kan? Padahal, Laura juga yakin kalau Ajinata hanya singgah. Dan memperpanjang hubungannya dengan Ajinata bukanlah hal yang seharusnya Laura lakukan. 

Karena sejatinya Ajinata tidak benar-benar hadir dalam hidupnya, dan Ajinata hanya ada dalam hidup Naura, bukan Laura.

"Bego! Balik aja lah!" umpatnya pada diri sendiri.

Belum juga berbalik, Laura malah dibuat terperanjat saat ada sebuah mobil mengklakson tiba-tiba. Laura yang melihat mobil itu berhenti di dekatnya menjadi bingung, apalagi saat melihat seorang wanita paruh baya turun dari sana dan menghampirinya yang masih berdiri di tempat yang sama.

"Temannya Nata ya?" tanya wanita itu dengan ramah setelah melihat seragam Adyatma yang dipakai Laura.

Laura yang tadinya akan mengurungkan niatnya untuk menemui Ajinata mau tidak mau mengangguk sambil tersenyum canggung. "Iya Tante, mau jenguk Aji boleh?"

"Jenguk? Loh, Nata sakit?!"

Wanita itu malah jadi panik sendiri, lalu cepat-cepat mengajak Laura masuk ke dalam rumah bercat putih itu. Wanita bernama Arin itu juga memperkenalkan dirinya sebagai Ibunya Areska dan Ajinata. Dan dari cerita wanita itu juga Laura tau, kalau rumah ini sedang sepi karena penghuninya kebanyakan sedang pergi.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now