Apa jadinya jika dua gadis bertetangga yang tidak pernah saling sapa tiba-tiba bertukar tubuh?
Laura si gadis STM dan Naura si gadis SMA itu harus menjalani hari-hari yang tidak biasa.
Akankah keduanya bisa memecahkan garis takdir dan kembali ke tu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
° ° °
Tadi pagi Naura dan Laura berangkat bersama-sama ke sekolah. Sebenarnya supir keluarga Naura sudah menawari untuk mengantar dua gadis itu karena kebetulan sekolah keduanya juga bertetangga, tetapi dua gadis itu kekeh ingin berangkat tanpa diantar.
Beralasan bahwa luka mereka sudah sembuh dan mereka butuh banyak bergerak agar lebih sehat, akhirnya orang tua Naura mengizinkan mereka.
Laura sih sebenarnya ingin berangkat menggunakan motor kesayangannya. Tetapi tentu jika itu dilakukan orang-orang akan syok karena mereka akan mengira Naura kerasukan.
Mau menyuruh Naura yang membawanya juga tidak mungkin. Naura bisa sih naik motor, tapi hanya sebatas motor matic biasa bukan motor besar seperti punya Laura.
Jadi pada akhirnya mereka memutuskan untuk naik motor matic milik Naura yang sebetulnya sudah lama tidak dikeluarkan dari garasi.
Laura membawa motor itu memboncengi Naura pergi ke sekolah. Beruntungnya sekolah mereka sih sangat amat dekat, saling berseberangan, jadi mereka tidak perlu susah susah memikirkan arah dan niatnya akan pulang bersama sampai seterusnya. Setidaknya selagi mereka belum kembali ke tubuh masing-masing.
Tapi sialnya, saat Laura sampai di parkiran sekolah dan akan menyalakan motor matic milik Naura itu, motornya tidak mau menyala. Dia mengecek indikator motor itu berpikir bensinnya habis ternyata tidak, bensinnya masih lebih dari cukup.
Laura seketika kebingungan. Dia yakin ada yang salah dengan mesin motornya tetapi dia tidak mungkin mengecek motor itu disana. Bisa-bisa kalau dia lakukan orang-orang akan menganggapnya aneh.
Laura dengan terpaksa harus memberi tau Naura bahwa dirinya tidak bisa pulang karena keadaan ini. Laura sebetulnya khawatir, karena dia keluar agak lama dari sekolah sebab tiba-tiba dipanggil oleh wali kelas untuk membahas nilai yang masih kosong kemarin.
Jadi, saat ini pasti keadaan Braja sudah sedikit sepi, begitu pula keadaan Adyatma saat ini. Terlihat jelas hanya ada klub voli yang sedang berlatih di lapangan, sedangkan murid-murid yang lain kebanyakan sudah kembali ke rumah.
Laura sih tidak apa jika dia kerepotan seorang diri. Tapi jika dia mengajak Naura untuk ikut bersamanya yang ada dia malah makin kerepotan, jadi Laura menyuruh Naura untuk pulang lebih dulu menaiki ojek online atau taksi yang lewat.
Laura menghembuskan nafas lelah. Baru juga hari pertama, ada saja nasib sial yang menghampiri.
"Nasib-nasib, gini banget hidup gue," keluh Laura sambil mendorong motornya keluar dari area sekolah.
