24

102 17 6
                                    

24. Apa Mungkin Cinta?

Memangnya definisi cinta itu seperti apa?

Memangnya definisi cinta itu seperti apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Mau ke mana?" tanya Areska saat melihat seorang laki-laki dengan setelah celana kain hitam, kaos putih polos serta jaket hitam yang membalut sebagai luarannya, dan jangan lupakan topi yang dipakainya. Sangat rapih. Berbanding terbalik dengan Areska yang baru saja turun dengan muka bantal dan rambut acak-acakan seperti singa.

"Rumah Ibu," jawab Ajinata seadanya.

Areska terdiam sebentar lalu mengangguk mengerti. "Mau gue temenin?" tanya Areska lagi.

"Gak perlu. Gue udah sama seseorang."

Areska mengangguk lalu mengekor laki-laki itu sampai pintu. Matanya terus mengikuti pergerakan Ajinata sampai laki-laki itu masuk ke dalam mobil dan perlahan pergi.

Areska menghela napasnya yang agak berat, lalu kembali masuk melewati ruang tamu, dia berhenti sebentar lalu menatap sebuah tembok dengan pigura besar berisi foto pernikahan Ibunya dengan Ayah Ajinata. Lalu matanya beralih pada sebuah pigura kecil yang diletakkan di meja, tepat di bawah foto besar tadi.

Pigura berisi foto yang menampilkan potret tiga anggota keluarga itu menarik perhatiannya sejak dirinya menapaki rumah ini. Rumah asing yang membawanya pada sebuah gambaran keluarga lengkap, ada Ayah, Bunda, dirinya dan Ajinata. 

Tapi, apakah akhirnya Areska bahagia?

Tidak juga.

Bagi Areska, pertanyaan tentang dimana keluarganya yang lain, dimana Ayahnya atau dimana suami Bunda itu sudah berhenti dia tanyakan sejak dirinya masih kecil. Sejak pertanyaan-pertanyaan itu tidak sekalipun mendapat jawabannya karena Bunda hanya akan bergeming tanpa suara.

Lalu saat Bunda bilang bahwa dirinya akan mendapat Ayah dan juga saudara, sejujurnya, Areska cukup bahagia. Terlebih ketika melihat Bunda terlihat sangat bahagia, Areska yang selama hidup hanya berdua bersama Bunda bisa apa selain ikut bahagia juga?

Tapi saat bertemu Ajinata untuk pertama kalinya, dirinya malah mendapat respon yang aneh. Ajinata menatapnya dengan raut wajah datar lalu tanpa basa-basi mengatainya sebagai pengacau.

Tapi, apa benar bahwa Bunda dan dirinya adalah pengacau dalam hidup Ajinata?

Areska mengulurkan tangannya dan menyentuh pelan potret wanita di foto itu dengan ujung jarinya. 

"Maaf, Tante," ucapnya begitu pelan.

Areska ingat betul bagaimana intensitas pertemuan-pertemuan selanjutnya dengan Ajinata. Dirinya tidak berniat meladeni laki-laki itu sekalipun. Tapi, Areska tidak suka melihat tatapan tidak mengenakan yang Ajinata berikan pada Bunda dan dirinya. Areska tidak suka melihat tatapan meremehkan laki-laki itu dan ucapan pengacau yang terus-terusan Ajinata ucapkan. 

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang