Chapter 23

22K 876 10
                                    

Tolong Dilla bunda.

Tubuh Dilla bergetar menghampiri Rio yang mengatur nafasnya naik-turun."mas aku...aku minta maaf sudah membuat mu kesal dan marah" suara Dilla begitu kecil seperti bisikan,Rio memandang Dilla dengan tajam.

"Hanya kata maaf tidak bisa memperbaiki semuanya" Dilla mengatupkan rahangnya,
Rio berbalik menghadap Dila yang tidak terlalu jauh dari nya yang sedang tertunduk takut,suara langkah kaki terdengar di telinganya dengan sisa keberaniannya Dilla menatap Rio yang berjalan ke arahnya menghapus jarak mereka,hembusan nafas Rio terdengar darinya,Dilla mencoba mundur selangkah berusaha untuk tidak berdekatan dengan Rio,ia tidak ingin terkena imbas pukulan dari Rio lagi.

"Mas aku tau aku salah,tapi aku membutuhkan ketenangan,aku tidak sanggup berada di sini yang seperti neraka untukku" jelas Dilla dengan berhati-hati.

"Bagi mu neraka,tapi ini surga bagiku,kamu salah mencoba mencari ketenangan dengan pergi dari ku meninggalkan begitu banyak pertanyaan,apa kamu tau selama ini aku berdosa berbohong kepada bunda dan ayah"

Dilla tertawa kecil "Tidak ada salahnya aku mencari ketenangan dengan pergi dari hadapanmu,apa bayangan masa lalu itu yang membuat mu seperti ini sekarang?"

Dilla melihat rahang Rio yang tiba-tiba mengeras berbicara tentang masa lalu,ia mencengkram tangan Dilla hingga rasa sakit itu kembali muncul,sekuat tenaga ia menahan sakitnya yang minta ampun,habislah tangannya kali ini.

"Kamu masih mengingatnya ya? kamu itu sangat pengecut Dilla melarikan diri dari perbuatanmu yang menyebabkan aku terbaring koma di rumah sakit" Dilla menatap lantang ke arah Rio,rasa takut yang tadi muncul berganti dengan keberanian.

"Itu tidak sepenuhnya kesalahan ku,kamu sendiri yang menarikku kearah tangga" bela Dilla yang spenuhnya benar,Rio menggeram menatap Dilla tajam seolah-olah ingin manyantapnya hidup-hidup.

"Kalau bukan kamu yang selalu mengikuti ku dan selalu menganggu ku! Mungkin aku tidak akan koma! Kamu itu tidak tahu malu!" Bentaknya kasar,Dilla hanya diam kepalanya kembali menunduk,Dilla melakukan itu hanya untuk membuat Rio laki-laki yang di cintainya itu senang terhadapnya,entah kesalahan apa yang di buatnya sehingga di hari pertama kali mereka bertemu Rio sudah membenci dirinya.

"Aku minta maaf  mas,bukan kah selama ini aku selalu diam atas kekerasan mu untuk bisa mendengar kamu memaafkan ku di masa lalu?aku lelah mas,kesalahan di masa lalu itu aku tidak sengaja melakukannya,tidakkah ada kata maaf dalam hati mu itu untuk ku?" Dilla menatap Rio dengan menyedihkan,air mata kini mengalir deras di pipinya.
Tangannya sekarang sudah mengenggam tangan Rio berharap ia di maafkan.

"Aku akan penuhi semua permintaan mu dari ku agar kamu memafkanku tapi tolong aku tidak ingin merasakan kekerasan lagi" kata Dilla lagi,Rio tersenyum mendengar ucapan terakhir dari Dilla.

"Kalau aku minta bercerai dengan mu,aku akan memafkan kesalahan mu padaku" bagaikan pedang hunus menancap di ulu hati Dilla,permintaan Rio membuat tubuhnya menjadi beku dengan menatap tepat di manik mata hitam Rio mencari bahwa ucapan Rio itu hanya candaan namun yang di temukannya hanya kejujuran,ia tidak pernah berfikir bahwa Rio meminta berpisah darinya bahkan saat waktu itu dia minta berpisah laki-laki itu tidak menyetujuinya,akan tetapi perkataan Rio sekarang seperti menampar batinnya.

"Maaf aku tidak bisa mengabulkannya" ucap Dilla dengan sedih,sorot mata Rio berubah menjadi tajam,ia tidak akan berpisah dari Rio sebelum ia menyerah kepadanya.

Bury Sense[Completed] (SUDAH TERSEDIA DALAM VERSI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang