Chapter 11

22.5K 940 16
                                    

Dilla mencoba menstabilkan pernafasannya,ia mengambil inhaler di tangan Rio dan menyemprotkannya lagi membuat Dilla mendapatkan oksigen seperti biasanya saat asma nya kambuh kemudian ia menutup matanya  begitu merasakan pusing dan kedinginan. Rio yang melihat wajah Dilla bertambah pucat dan saat tangannya menyentuh tubuh Dilla yang begitu dingin.

Rio mencarikan selimut tebal di lemarinya dan membentangkan selimut tebal itu menutupi tubu Dilla.Rio tidur di samping ranjang mengamati Dilla yang sekarang meringis kesakitan tanpa bersuara.

"Dilla" panggilnya lagi menghapus keringat dingin yang menetes melalui pelipis Dilla.
Dilla membuka matanya melihat Rio yang sedang menatapnya dengan khawatir.

"Dilla,kamu tidak apa-apa?"tanya Rio kepada Dilla yang menutup matanya lagi kemudian menatap langit-langit kamar.

"Aku baik-baik saja" jawabnya dengan suara lemah dan parau.

"Kamu tidak memberitahu ku kalau kamu mempunyai penyakit asma" kata Rio lagi,Dilla menatap Rio kemudian menutup matanya lagi.

"Maaf" hanya itu kata yang begitu lemah keluar dari bibir pucat Dilla, terbesit rasa bersalah Rio sudah melakukan Dilla dengan kasar sebelumnya niat laki-laki itu memang untuk memberi pelajaran buat istrinya akan tetapi ia tidak mengetahui Dilla mempunyai penyakit yang parah.

"Tidurlah,aku akan menjaga mu di sini" kata Rio lagi,Dilla hanya diam saja tidak sanggup berbicara karena bibirnya sangat berdenyut yang membuatnya susah berbicara terlebih hatinya sekarang sudah begitu hancur atas perlakuan Rio yang hampir membuatnya mati kesakitan. Bahkan laki-laki itu sekarang walaupun menunjuk kan wajah khawatir akan tetapi Dilla tahu bahwa jika ia tidak punya penyakit siksaan nya akan terus berlanjut,hal ini membuat hatinya semakin terluka,mengapa Rio bisa bersikap sebegitu bejatnya dengan dirinya sendiri?

Sedangkan Rio hanya menatap Dilla dalam melihat wajah Dilla yang sesekali berubah seperti menahan kesakitan,sakit apa ia sebenarnya? Mengapa aku bodoh tidak mengetahui apa-apa tentang dirinya? Tanya Rio dalam hati,jika aku membiarkannya tadi mungkin saja aku bisa membunuhnya.

"Bunda" gumam Dilla tanpa sadar,Rio melihat Dilla yang menurutnya sedang mengigau dalam tidurnya. Rasa kantuk kini menghampirinya sehingga ia beberapa kali menguap menahan kantuk namun matanya kini tertutup karena tidak bisa mengalah kan kantuk yang mengharuskan matanya tertutup sekarang.

********

Dilla membuka matanya,melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi,rasa pusing yang menyerang nya tadi malam kini sudah hilang di gantikan dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya dan wajahnya.

Suara dengkuran halus di telinganya membuat Dilla menoleh mendapati Rio yang masih ketiduran,tangannya berada di perut Dilla,pelan-pelan Dilla memindahkan tangan Rio dari atas perutnya dan bangkit menuju kamar mandi untuk menjalani rutinitas paginya.

Setelah selasai menjalankan rutinitas paginya,Dilla mengamati wajahnya yang penuh dengan memar dan sobekan di kedua bibirnya,Dilla mencari kotak P3K yang di dapatinya di dalam lemari Rio,mata nya sibuk mencari alkohol dan sebuah kapas. Dilla tersenyum mendapatkan yang di carinya dan mengoleskan alkohol dengan pelan-pelan di kedua bibirnya dan dahinya sesekali Dilla meringis menahan sakit di lukanya,lihatlah sekarang wajah nya sudah di penuhi dengan memar yang di buat oleh Rio,pertengkaran mereka semalam sangat membekas di hati Dilla namun sesuatu di hatinya masih tetap memintanya untuk bertahan dan selalu sabar.

Ia sadar,sekejam dan sekasarnya Rio terhadap dirinya cinta yang ia rasakan tidak pernah hilang untuk suaminya walaupun ia harus tiap saat merasakan luka,perih dan kesakitan dalam satu waktu akan tetapi Dilla mencoba menguatkan dirinya dan selalu berdoa berharap Allah selalu mendengar doanya,ia percaya suatu saat Rio akan sadar atas perbuatan dirinya.

Dilla kembali meletakkan kotak P3K seperti semula,ia keluar dari kamar menuju dapur apartemen Rio dan dirinya membuka lemari es mencari bahan makanan yang akan di masaknya untuk sarapan Rio yang belum bangun tidur,dirinya mencoba menghapus kejadian semalam dan mencoba untuk mengambil hati suaminya lagi,hatinya selalu bertekat untuk menjadi istri terbaik bagi Rio.

Dilla menghela nafasnya lalu memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Dilla melihat persediaan bahan makanan di dalam lemari es Rio tidak terlalu banyak hanya beberapa butir telur dan sayur mayur,Dilla mendapat ide untuk membuat omelet untuk sarapan Rio nanti.

Dilla mengambil semua bahan dan segera di masaknya.

Selama sepuluh menit Dilla berkutat di dapur dan akhirnya sarapan omelet yang begitu lezat sudah siap setengah berlari ia menuju kamar mengambil cardigan yang akan di pakainya memastikan semuanya selesai Dilla mengamati wajah Rio yang masih betah terlelap dari jauh,ia meronggoh tas nya membuat sebuah memo untuk suaminya,Dilla melihat lagi tulisan yang sudah berada di memo nya kemudian di tempelkannya di cermin mungkin saat Rio terbangun ia akan membaca memo darinya.

Bury Sense[Completed] (SUDAH TERSEDIA DALAM VERSI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang