Chapter 17 (masa lalu)

22.3K 815 6
                                    

"Hai nama aku Nadilla,namu kamu siapa?" Tanya gadis kecil berwajah cantik kepada bocah lelaki yang menatapnya tidak bersahabat,ia bahkan tidak menjawab pertanyaan gadis kecil itu.

Ibu bocah lelaki itu menghampiri mereka dengan senyum yang mengembang,ia mengelus rambut gadis kecil itu dengan sayang dan beralih kepada anaknya yang merengut tanpa alasan.

"Kamu sudah berkenalan dengan anak tante belum?" Tanya wanita itu kepada gadis kecil yang kini memandang anaknya dengan sorotan sedih,ia menggelengkan kepalanya lemah membuat ibu bocah lelaki itu menatap anaknya garang.

"Namanya Rio,dia sedikit agak pendiam,jadi kalian berteman akur ya?" Katanya ibu bocah laki-laki itu sebelum pergi meninggalkan mereka berdua yang masih diam,bocah lelaki yang bernama Rio itu melirik orang yang di sampingnya dengan malas,gadis kecil itu sedang memainkan sepatunya yang imut.

"Uhhh,kalau bukan karena bunda Dilla gak akan pindah ke sini" omelnya kesal sendiri,Rio menatap Dilla yag memasang muka cemberut.

"Maksudnya?' Tanya Rio tidak mengerti dengan omelan Dilla yang kurang jelas. Dilla menoleh kepada Rio yang masih di sampingnya dengan wajag kaget ia mengira kalau Rio sudah pergi meninggalkannya tadi tapi lelaki itu masih bersamanya di sini.

"Tidak ada apa-apa,sebenarnya Dilla sebelum pindah ke sini tinggal di rumah nenek di sana Dilla banyak sekali teman tapi kalau di sini teman ngobrol aja tidak punya" katanya dengan raut sedih memonyongkan bibirnya sehingga Rio harus menahan tawanya,Rio hanya diam kemudian bangkit dari duduknya,Dilla melihat Rio yang akan segera pergi ia pun ikut dan menyusul Rio dari belakang,seperti nya ia menyukai bocah lelaki yang bernama Rio itu.

Sejak pertemuan singkat itu,Dilla selalu mendekati Rio bagaimana pun caranya sehingga Rio menjadi risih dengan adanya Dilla yang selalu menempel dengannya seperti lintah.

Rio semakin marah dengan Dilla yang menganggu dirinya sedang bermain dengan teman-teman yang meninggalkan dirinya dan Dilla.

"Sudah aku bilang pergi jauh-jauh dari ku! Aku tidak suka bermain dengan mu,pembuat masalah!" Bentaknya marah sambil menolak tubuh kecil Dila hingga gadis itu jatuh tersungkur sehingga badannya di penuhi oleh lumpur membuat ia menangis menatap Rio yang saat ini sangat benci padanya.

"Aku cuma ingin bermain dengan kamu Rio" bela nya,Rio melempar mainannya tepat di kepala gadis kecil itu dengan wajah geram,ia sangat tidak menyukai kehadiran gadis kecil ini saat pertama kali mereka bertemu.

gadis kecil itu meringis kesakitan sambil memegang kepala yang terkena lemparan oleh Rio,matanya menatap wajah Rio dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Pergi sekarang atau aku akan memukuli mu!" Ancamnya,Dilla berdiri menatap Rio dengan tangis yang sudah pecah.

"Rio" panggilnya pelan menyentuh tangan Rio namun di tepis olehnya.

"Pergi!" Usirnya lagi,kali ini Dilla memilih mengalah pergi dari hadapan Rio,ia bingung mengapa Rio selalu bersikap buruk kepadanya padahal ia hanya ingin berteman dengannya.

Kejadian mereka membuat Dilla semakin murung di dalam rumah tidak ingin keluar ketika di ajak Bundanya untuk bermain. kejadian di mana perbuatan Rio masih tergiang dengan jelas di kepalanya seperti kaset rusak,sungguh menyedihkan ia ketika bersama Rio.

Maura yang melihat anaknya murung dengan wajah bersedih menjadi bingung tidak tau harus bagaimana lagi sudah semua cara ia perbuat untuk membujuk Dilla yang terlihat sedih dan hari itu Maura mengajak Dilla untuk pergi ke rumah Rio yang sudah lama ia belum lihat lagi. Dilla begitu senang sampai melompat kegirangan,hatinya bersorak bahagia bisa bertemu dengan Rio dan tentu saja Dilla ingin meminta maaf atas kejadian di mana Rio begitu marah besar kepadanya.

Dilla pergi bersama orang tuanya ke rumah Rio,lelaki yang membencinya.

Di saat ia sudah sampai di rumah Rio,gadis kecil itu buru-buru masuk kedalam rumah sambil berlari untuk menemukan Rio. Senyum lebar menghias di wajahnya saat dirinya tiba-tiba saja menghambur kepelukan Rio saat laki-laki itu keluar dari kamarnya membawa mainan robot yang berada di tangannya. Nia ibu Rio yang melihat Dilla yang tampak menyukai bersama dengan Rio tersenyum begitu juga dengan Maura.

Rio melepas pelukan Dilla dengan kasar,ia berjalan cepat naik tangga menuju kamarnya lagi tanpa memperdulikan wajah Dilla yang sudah merengut gadis kecil itu tidak putus asa ia mengikutinya hingga mereka berada di depan pintu kamar Rio.

Di dalam hatinya percaya bahwa Rio bisa menerimanya dan bersikap baik kepadanya.

PART SUDAH TIDAK LENGKAP, KALAU INGIN YANG LENGKAP DAN VERSI YANG BERBEDA, BISA LANGSUNG CEK DI GOOGLE PLAY STORE😊

Bury Sense[Completed] (SUDAH TERSEDIA DALAM VERSI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang