Chapter 22

22.6K 908 11
                                    

"Lepaskan!" Ucap Dilla dengan sedikit berteriak mencoba melepaskan pergelangan tangannya yang terasa sakit,ia menatap kesal kepada pemilik tangan yang mencegahnya masuk ke dalam mobil,Rio sudah berdiri di hadapannya dengan mata tajam seperti pisau yang siap-siap saja memotongnya.
Dilla berusaha sekuat tenaga namun tenaga nya tidak sebanding dengan Rio yang begitu kuat di pergelangan tangannya,Dilla yakin tangannya sekarang mulai memerah.

"Lepaskan Dia!" Dilla memalingkan wajahnya menatap Kayla yang sedang menatap dengan emosi kearah Rio, seringai licik membingkai di wajah Rio seolah mengejek sahabat Dilla yang berani dengannya.

"Aku bilang lepaskan dia sekarang juga,telinga mu tuli ya!" bentakan keras kayla membuat tangan Rio terlepas darinya begitu saja,Dilla mengusap tangannya yang sudah memerah,kulitnya terasa seperti terbakar akibat tangannya terlalu kuat di cengkram oleh Rio.

Kayla dengan cepat menarik tangan Dilla untuk berada di sampingnya,Dilla hanya bisa diam melihat sahabatnya berjalan menghampiri Rio yang menatapnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celana.

"Jangan ganggu Dilla lagi!" Ancam kayla sambil melotot garang ke Rio yang di pelototin hanya diam tidak acuh ia malah menatap Dilla tajam.

"Kamu siapa Dilla? Tantenya?" Balas Rio tenang menatap kayla dengan sinis.

"Bicara itu yang sopan! Aku ini sahabatnya,cukup kamu sakiti sahabatku,dia sudah banyak menderita selama ini,dasar laki-laki brengsek!" balas kayla lagi dengan sengit,Dilla berusaha menarik tangan Kayla agar tidak terjadi keributan di parkiran,ia tentu tidak ingin acara pernikahan kak Aldo menjadi berantakan hanya karena dirinya.

"Kay,kita pulang saja yuk? Tidak enak di sini,ini acara kak Aldo aku tidak mau merusaknya begitu saja" Bujuk Dilla sambil menarik-narik tangan kayla supaya menjauh dari hadapan Rio,saat ini banyak pasang mata yang memerhatikannya termasuk satpam yang bertugas menjaga keamanan di parkiran gedung menatap tajam ke arah mereka memberi peringatan.

"Aku tidak peduli,biar nih orang aku kasih pelajaran dulu!" sungut kayla sambil menunjuk-nunjuk Rio dengan kesal,Dilla mengigit bibirnya bingung harus melakukan apa lagi untuk menghentikan emosi kayla yang sudah meledak-ledak.

"Dilla ayo kita pulang" Rio menatap Dilla yang berada di samping Kayla tidak peduli atas ucapan Kayla tadi. Dila hanya diam tidak berani menatap Rio yang mungkin sedang menatap tajam ke arah nya.

"Jangan mau,kamu tinggal di rumah ku saja dulu" Kayla menarik tubuh Dilla untuk di belakangnya agar terlindung dari Rio,rahang Rio menjadi keras matanya menyorot kemarahan yang siap-siap saja sekarang meledak seperti kayla tadi.

"Dia itu istri ku! apa hak mu melarang nya untuk bertemu suaminya!" Bentak Rio sambil menarik Dilla namun di cegah terlebih dahulu oleh kayla.

"Dilla ayo kemari" perintah Rio dengan suara tenang namun terlihat ancaman di telinga Dilla.
Kayla mengisyaratkan untuk tetap diam di belakangnya,Dilla semakin bingung posisi sekarang nya serba salah.

"Tidak usah takut" kata Rio lagi mencoba membujuk Dilla.
Dilla masih terdiam menatap Rio yang sudah menatapnya dingin menunggu Dilla berjalan kearahnya,sedangkan Kayla menatap Dilla mengisyaratkan agar tetap diam di sampingnya.

"Mas,aku ingin tinggal beberapa hari dulu dengan Kayla" suara Dilla terdengar bergetar akibat menahan takutnya.

"Lihat,apa kamu sudah dengar dia bilang apa? Sekarang kamu pergi di hadapan kami,pergi!" Perintahnya tegas sedikit berteriak,Rio bergeming menatap Dilla.

Dengan gerakan cepat Dilla di tariknya dengan kasar hingga tubuhnya menabrak dada bidang milik Rio,Kayla terkejut melihat sahabatnya sudah beralih ke tubuh Rio dalam hitungan detik,pergerakkan laki-laki itu sangat cepat membuatnya sulit untuk mencegah Dilla.

"Lepaskan dia,kamu ini seperti penjahat!" Kayla berusaha menarik tubuh Dilla yang di peluk oleh Rio dengan ketat,Rio tidak menghiraukan perkataan Kayla yang mencoba merebut Dilla dari pelukan Rio,namun tenaganya kalah kuat dengan Rio.

Tanpa memperdulikan Kayla yang menjerit bak kesetanan untuk melepaskan Dilla,Rio dengan cepat membawa Dilla masuk kedalam mobil,suasana hatinya begitu buruk saat bertemu dengan Dilla,sudah lima hari istrinya ini menghilang tanpa kabar dan mereka kembali bertemu di acara pesaing bisnisnya.

"Mas Rio,lepaskan aku!" jeritnya ketika sudah berada di mobil milik Rio,tangannya berusaha melepaskan selt belt, tiba-tiba tamparan keras mendarat mulus di pipi Dilla membuat wanita itu tertegun beberapa saat.

"Diam!" Bentaknya hingga tubuh Dilla tersentak kaget,ia menuruti perintah Rio memadang luar jendela sambil menahan buliran air mata yang siap turun.

Hiruk pikuk kota jakarta saat ini begitu padat dan berpolusi sedikit menghibur untuknya yang hanya diam begitu juga dengan Rio di mobil,helaan nafas terus-menerus keluar dari mulut Dilla suasana hatinya sekarang begitu buruk  namun ada rasa bahagia di hatinya karena bertemu dengan orang yang di rindukannya namun tatapan dingin itu membuatnya menjadi takut dan tak mampu berkata apa-apa lagi sekarang.

Bagaimana nasibnya nanti? Apakah Rio menyiksanya seperti waktu itu atau sebaliknya? Tamparan yang barusan masih meninggalkan bekas yang begitu perih untuk hatinya tidak menyangka di hari pertemuan pertama mereka lagi ia sudah merasakan kekerasan dari Rio,suaminya sendiri.
Dosa apa yang telah ia buat selama ini hingga mendapatkan suami yang tidak mencintainya? Masa lalu yang begitu kelam begitu saja muncul dalam benak Dilla,tubuh yang lemah dengan tangan tertusuk jarum infus membuatnya selalu menangis,ia lah penyebab Rio jatuh dari tangga dan koma selama dua minggu lebih,rasa bersalah kembali menyeruak di dalam hatinya,apakah ini saatnya bagi Rio untuk membalas perbuatannya dulu?

"Turun" suara berat milik Rio menyadarkan kembali Dilla,ia melirik tersadar bahwa ia sudah sampai di apartemen milik Rio.
Dilla mengikuti Rio yang sudah keluar lebih dulu berjalan tanpa menunggu nya,banyak pasang mata wanita mencuri-curi pandang ke arah Rio yang di balas hanya dingin dan tidak peduli.

Hahahahaha,rasakan! Kegenitan sekali menatap suami ku.batin Dilla merasa puas dengan sikap Rio.

Saat ini mereka sudah berada di dalam apartemen,Rio begitu saja melempar jasnya sembarangan ke sofa. Dilla memandang suaminya dengan gugup mencoba mengambil jas milik Rio."maafkan aku mas".Dilla menatap Rio yang sedang mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa kamu melarikan diri? Telepon ku juga tidak kamu angkat! Asal kamu tahu aku harus berbohong dengan bunda yang sibuk menanyakan keadaanmu,apa kamu tidak tahu betapa susah nya aku mencari mu tapi tidak ada tanda kemunculan mu!" Dilla hanya menunduk mengigit bibirnya,bulir air mata turun di pipinya yang dia lakukan ini hanya untuk menenangkan dirinya hanya kata maaf yang mampu keluar dari bibirnya.

Rio mendesis kemudian mendekati Dilla yang duduk di sofa kamarnya.
"Apa kamu tau hukumannya jika kamu sudah melarikan diri?" Tubuh Dilla mendadak tegang,ucapan Rio saat ini tidak main-main dengan takut Dilla mengangkat wajahnya menatap Rio di sampingnya dengan senyum yang begitu mengerikan,siapa saja yang melihatnya mungkin akan langsung lari dari sini.

"Mas,tolong jangan siksa aku lagi" ucap Dilla dengan suara parau,ia begitu takut dengan pukulan dari Rio.

"Tapi kamu harus menerimanya" Rio menyeringai licik dan langsung menampar Dilla tanpa ampun tidak menghiraukan teriakan milik istrinya meminta untuk menghentikan perbuatannya,cairan asin keluar begitu banyak dari kedua sudut bibirnya yang telah berdarah akibat tamparan dari Rio.l,wajahnya saat ini terasa sangat panas terlebih dengan kepala yang sudah pusing.

"Mas,aku minta maaf" ucap Dilla sekuat tenaga,Rio bangkit dengan masih emosi,tangannya sudah memukul dinding menimbulkan bunyi yang membuat tubuh Dilla merinding,saat ini ia harus bersikap hati-hati menghadapi sikap Rio persis seperti singa yang sedang mengamuk dan bersiap menerkam siapa saja yang akan menjadi mangsanya.

Tolong Dilla bunda.

Lorcin

Bury Sense[Completed] (SUDAH TERSEDIA DALAM VERSI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang