CHAPTER 12

205 28 0
                                    

Hulijing POV

    Nampaknya hujan tidak ada tanda untuk berhenti. Kurapatkan tubuhku di bawah atap kecil ini. Bulu-buluku sudah basah sepenuhnya membuatku bergetar kedinginan. Aku melihat orang-orang yang berlalu lalang dengan kesibukannya. Saat aku mencoba mengeluarkan suara tak satupun yang peduli.

Perutku lapar sekali dan sakit. Ini pasti pao basi yang kumakan kemarin malam. Aku tidak punya pilihan lain. Mati kelaparan rasanya sangat menyedihkan. Hujan semakin deras dan udara turun dengan drastis. Pandanganku mulai memburam bersama dengan percikan air yang semakin membuatku basah.

Dingin.

Lapar.

Sakit.

!!!

Aku membuka mataku saat merasakan tetesan hujan berhenti.

'Huh?'

Seorang pria mengarahkan payungkan padaku.

"Kau basah sekali" ucapnya.

Aku yang tak punya tenaga lagi hanya bisa mendengkur halus. Kulihat ia cukup kurus untuk usia sepertinya. Bajunya lusuh dan banyak tambalan jahitan. Satu tangannya memegang bungkusan obat.

Ia berjongkok dan mengamati diriku sebelum akhirnya membawaku ke dekapannya.

'Badanku basah. Kau juga akan ikut basah' batinku.

'Ah sudahlah manusia mana bisa mendengar ucapanku'

Aneh.

Aku tidak merasakan kehangatan dari tubuhnya. Justru kulitnya terasa seperti es. Pasti karna ia berada diluar terlalu lama. Aku membuka mataku lagi ketika kurasa langkahnya berhenti.

"Kita sudah sampai di Menara Lotus. Ini rumahku dan mulai hari ini rumahmu juga" ucapnya.

Ia mengeringkan badanku dengan kain lap kemudian menyalakan tungku. Aku menyamankan diriku didekatnya.

'Ah nyaman sekali.'

"Hei ini makanlah"

Kulihat ia meletakkan mangkok berisi sayur dan beberapa potong daging.

'Sayur? Tidakkah ia tahu kalau makhluk sepertiku hanya makan daging merah? Ah sudahlah aku makan saja. Perutku sudah lapar sekali'

Pria itu mengelus kepalaku dan terkekeh.

"Pelan-pelan tidak ada yang mengambil makananmu" ucapnya.

Pria itu terlihat merebus sesuatu di atas tungku. Ugh. Baunya sangat tidak enak dan menyengat. Ia mengambil beberapa sendok nasi lauk dan memakannya.

"Uhuk... uhuk" aku menolek dan melihatnya menepuk-nepuk dadanya. Kemudian berlari ke jendela dan memuntahkan makanannya.

'Apakah rasanya seburuk itu?'

Ia tidak melanjutkan makannya dan memilih untuk minum. Rupanya ia merebus obat.

Malampun tiba dan ia membiarkanku tidur di dekat kasurnya.

"Uhuk...uhuk..uhuk"

Aku terbangun dan melihatnya mengejang hebat. Ia menggeliat tak nyaman dan terus terbatuk hingga sudut bibirny mengalir darah.

"Wooff"
'Ada apa denganmu Tuan Penyelamat?'

"Apa...aku membangunkanmu?...maaf.." lirihnya dengan wajah bersalah.

'Kau kenapa???'

Kulihat dirinya duduk bersila dan menekan titik-titik di tubuhnya. Kulitnya yang menghitam perlahan kembali ke warna biasa.

CRIMSON LOTUS WANDERERS Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin