[23].🎥 Kimmie

746 104 187
                                    

"Sa.." panggil Sieun pelan saat Asa hendak keluar dari ruangannya.

Asa berbalik, ia hanya diam menatap Sieun dan menunggu apa yang akan dikatakan Sieun padanya.

"Jaga diri lo baik-baik, jaga Rora juga," ucap Sieun dengan tatapan serius.

Asa mengerutkan keningnya. "Maksud lo ngomong gitu apa?"

"Gua cuman takut dua orang tadi itu suruhan seseorang, keknya mereka emang ngincer Rora. Jadi gua saranin untuk lebih berhati-hati. Jangan biarin Rora sendirian," jawab Sieun.

"Thanks Sieun, gue pasti jagain Dain." Asa tersenyum dan lalu keluar dari ruangan itu.

Asa berjalan di koridor, entah kenapa pikirannya tertuju pada gadis yang bersenandung aneh itu. Ia sudah berusaha menepis semua pikirannya namun gadis itu selalu muncul dalam benaknya seolah menyuruhnya untuk mencaritau tentang dirinya.

Asa berniat pergi lagi ke rumah sakit tempat eomma Rami di rawat. Ia kembali ke rumah sakit tempat Sieun dirawat karena ingin mengambil ponselnya yang tertinggal di ruangan Sieun. Namun ponselnya sama sekali tidak terlihat di ruangan itu. Bahkan saat menanyakannya pada Tuan Enami, pria paruh baya itu sama sekali tak tahu. Karena tak kunjung mendapatkan ponselnya, Asa memutuskan untuk pergi saja.

Singkatnya ia sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah sakit tersebut. Kondisi lalu lintas saat ini terlihat cukup ramai hingga menyebabkan kemacetan.

Kemacetan berlangsung beberapa lama. Asa mengedarkan pandangannya keluar mobil. Ia tersenyum saat melihat dua orang gadis yang ia yakini sebagai sepasang kekasih, tengah saling berpelukan. Rora tiba-tiba saja muncul dalam pikirannya, entah kenapa baru beberapa saat meninggalkan gadis itu, ia sudah merasa rindu.

Hingga beberapa saat kemudian, Asa berhasil keluar dari kemacetan. Mobil Asa perlahan memasuki area parkiran rumah sakit. Ia dengan senyumannya turun dari mobil dan bergegas untuk ruangan Eomma Rami. Tentunya ia ingin segera bertemu dengan Dainnya.

Memasuki ruangan, Asa mengedarkan pandangannya, ia mengerutkan dahinya saat tak mendapati Rora di sana. Asa beralih menatap ketiga gadis SMA yang tengah berkumpul di sofa ruangan itu.

"Yeon, Dain kemana ya?" tanya Asa.

Ketiga gadis itu sontak menatap Asa dengan wajah kebingungan.

"Loh bukannya tadi dia mau ketemu Acesa unnie ya?" tanya Chiquita bingung.

"Huh? Maksudnya gimana?" Asa bergantian menatap ketiga gadis itu.

"Iya tadi katanya, Asa unnie ngirim pesan ke dia dan bilang kalau udah nunggu di parkiran buat pulang ke rumah Asa unnie," ucap Ahyeon diikuti anggukan membenarkan dari Hyein dan Chiquita.

"Mwo? Hp unnie hilang sekarang, gimana bisa ngirim pesan coba?" Asa menjadi sangat bingung sekarang. "Lagi pula kakinya terkilir, enggak mungkin unnie ngebiarin dia jalan sendirian ke parkiran," sambungnya.

"Lah, terus tuh anak kemana dong?" tanya Hyein bingung. Ada sedikit rasa kekhawatiran dalam dirinya saat ini.

"Haisss, terus Rami, Ruka sama Pharita kemana?" tanya Asa frustasi.

"Beli makanan," jawab Chiquita.

"Kalian ngebiarin Dain jalan sendirian?" tanya Asa lagi.

"Tadi gue mau nganterin, unnie. Tapi Rora bilang dia bisa sendiri, katanya lagi pula dia harus biasain jalan biar cepat sembuh kakinya," jawab Hyein.

Wajah Asa semakin khawatir. "Chiki, boleh telfon dia? Tanyain dia dimana sekarang."

Mendengar itu, Chiquita mengangguk lalu meraih ponselnya, kemudian menekan nomor ponsel Rora. Keempat gadis itu menunggu, namun sambungan telepon tak kunjung terhubung. Asa di buat semakin khawatir karena hal itu.

ALL FOR LOVE°•RORASAWhere stories live. Discover now