[17].🎥 Sayangku

923 102 121
                                    

"Udah ihh unnie, aku mau masuk ke dalam. Enak aja dia berduaan sama Dain di dalem."
Asa segera bergegas kembali masuk ke dalam kamar Rora.

Namun saat membuka pintu, matanya mendadak panas melihat pemandangan yang baru saja ia lihat dimana Sieun dan Rora tengah berciuman.

Asa nampak mencengkeram kuat gagang pintu kemudian menutupnya dengan sangat kuat lalu pergi dengan wajah marah. Chisa yang melihat kepergian sang adik dengan tatapan tajam itu menjadi bingung.

Sementara Rora sangat terkejut mendengar suara pintu tersebut. Gadis itu mendorong Sieun dengan sekuat tenaga. Lalu dengan cepat melayangkan satu tamparan keras di pipi lelaki itu.

"Lancang banget Lo! Kita putus!" ucap Rora dengan penuh emosi sembari menunjuk wajah  Sieun dengan jari telunjuknya.

"Chagiya! Aku enggak mau putus!"

Satu tamparan keras kembali dilayangkan Rora. "Tutup mulut lo!"

Rora buru-buru keluar kamar, ia nampak sedikit berlari. Chisa yang melihat Rora yang keluar kamar dengan tergesa-gesa lantas menghampirinya dan memegang kedua pundak gadi SMA itu.

Di luar pintu Rora melihat kepergian Asa yang sudah sedikit jauh darinya.

"Apa yang terjadi Dain? Kenapa Asa marah gitu?" tanya Chisa dengan tatapan bingungnya.

Rora terlihat sudah meneteskan air matanya. "Unnie, Nona Asa pasti salah paham. Aku harus kejar Nona Asa sekarang."

Rora melepaskan genggaman Chisa di kedua pundaknya, lalu segera bergegas mencari keberadaan Asa. Rora yang terburu-buru memilih menaiki anak tangga, karena lift yang masih sedikit jauh.

Sementara Asa kini baru keluar dari lift dengan tatapan tajamnya. Ia berjalan menuju pintu kamarnya dengan tangan yang terkepal kuat karena amarah.

Setelah tiba di depan pintu kamarnya, Asa membuka pintu tersebut dengan kasar lalu kembali menutupnya tak kalah kasarnya.

Disisi lain Rora mulai sedikit kelelahan karena menaiki anak tangga. Terlihat jelas dari nafasnya yang memburu, ia memegangi dadanya mencoba menetralkan deru nafasnya itu.

Saat tiba di lantai tiga Rora dengan terburu-buru kembali berlari menuju kamar Asa, berharap gadis bergigi kelinci itu ada di sana. Sesampainya di depan kamar Asa, nafasnya tercekat, Ia kembali berusaha menetralkan pernafasannya. Dengan perlahan ia membuka pintu kamar itu yang ternyata tidak di kunci.

Gadis yang di juluki Havana girl itu mengedarkan pandangannya, namun ia sama sekali tak melihat keberadaan Asa di sana. Pengelihatannya sedikit mengabur namun dengan cepat gadis itu menggelengkan kepalanya.

Telinganya mendengar suara percikan air di toilet kamar tersebut yang ia yakini Asa lah yang ada di dalam.

Ternyata benar, didalam toilet tersebut ada Asa. Gadis itu membasuh wajahnya dengan kasar di salah satu wastafel. Ia melihat pantulan wajahnya di cermin, tatapan matanya yang tajam terlihat jelas. Kejadian itu terus berputar seperti roda di dalam pikirannya.

Wajah Sieun tiba-tiba muncul di pantulan cermin, hal itu semakin membuat Asa marah. Ia mengepal kuat tangannya lalu menonjok cermin tersebut hingga pecah. Bersamaan dengan itu darah segar menetes jatuh ke wastafel akibat luka di tangannya itu.

"Nona Asa!! Apa yang terjadi!"
Teriakan Rora terdengar dari luar toilet karena mendengar suara pecahan kaca.

Dengan segera Asa keluar dari toilet tersebut tanpa memperdulikan darah dari lukanya yang terus menetes ke lantai.

"Nona Asa kenapa?!" Rora tentu saja di buat syok melihat banyaknya darah di tangan Asa itu.

Asa diam, ia malah mendorong Rora menyingkirkannya agar tidak menghalangi jalannya.

ALL FOR LOVE°•RORASAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz