[22].🎥 Siapa dia?

708 100 117
                                    

Merasa aman, Asa menarik pelan pinggang Rora agar mendekat kemudian mendekatkan wajahnya dan memulai ciumannya. Hanya ada lumatan lembut saja, Rora perlahan membalas ciuman itu dengan tangannya beralih melingkar ke leher gadis bergigi kelinci itu. Asa tersenyum di tengah-tengah ciuman lembut mereka.

"Em permisi, kalian ngalangin jalan," ucap seorang gadis kecil berpakaian pasien rumah sakit.

Sontak hal itu membuat kedua gadis yang tengah berciuman tadi tersentak dan buru-buru melepaskan ciumannya. Rora dengan gugup membuang pandangannya dan mati-matian menahan senyumannya.

"Mianhe, kamu boleh masuk sekarang," ucap Asa lembut sesudah menyingkir dari pintu toilet.

Setelah melihat gadis kecil itu masuk ke dalam toilet, Asa beralih menatap Rora yang saat ini terlihat menahan senyumnya. Asa tersenyum, lalu secara tiba-tiba malah memeluk pinggang Rora. Rora yang terkejut hanya bisa menahan bahu Asa dengan kedua tangannya.

"Nona Asa, lepasin. Nanti ada yang lihat gimana?"

"Biarin aja mereka lihat." Asa mendekatkan wajahnya hendak kembali mencium Rora namun segera dicegah oleh telapak tangan Rora.

"Cuman kecupan, aku janji," ucap Asa pelan.

Mendengar itu Rora lantas menyingkirkan telapak tangannya. Asa tentu saja langsung mengecup singkat bibir Rora. Lalu beralih mengecup sudut bibir Rora yang terluka.

"Kajja! Aku harus jenguk Sieun, terus aku harus jenguk Eommanya Rami juga." Asa melepaskan pelukannya di pinggang Rora beralih menggandeng tangan gadis itu.

"Boleh aku ikut jenguk eommanya Rami unnie?" tanya Rora.

"Tentu saja boleh, Dain."

Keduanya pun berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan Sieun. Dalam perjalanan, ponsel Rora tiba-tiba berdering. Dengan sigap Rora mengangkatnya.

"Nee?..."

"Ra, mianhe.... seharusnya tadi gue sama Cherry aja yang nganter lo pulang, biar enggak terjadi hal kek gini." Suara sendu Ahyeon terdengar di seberang sana.

Asa terus melirik wajah Rora sembari terus berjalan.

"Ya ampun, Ahyeon. Gue enggak apa-apa kok, musibah kan enggak ada yang tau. Lo enggak perlu minta maaf ke gue."

"Tapi lo beneran enggak apa-apa, kan? Enggak ada yang luka, kan?"

"Enggak kok, Yeon. Gue baik-baik aja, cuman Sieun aja yang terluka parah."

"Syukurlah, semoga Sieun cepat sembuh ya. Tapi ya, kalau tuh orang nyulik lo....yakin deh gue, lo bakal di lepasin balik."

"Kok gitu?" tanya Rora bingung.

"Ya karena, mereka pasti enggak tahan sama mulut lo yang suka ngeroasting orang." Setelah mengatakan itu, Ahyeon terdengar terkekeh.

"Sembarang kalau ngomong!"

Ahyeon kembali terkekeh. "Yaudah gue tutup ya? Gue, Cherry, Rita unnie sama Ruka unnie mau jenguk Eomma Rami unnie"

"Oh iya, sampai ketemu di sana ya."

Setelah sambungan telepon terputus, Rora hendak menaruh ponselnya kembali kedalam saku kemeja yang ia kenakan, namun Asa menghentikannya.

"Hp kamu pecah?"

Rora mengangguk. "Iya, tadi dilempar sama bapak-bapak gendut itu." Rora nampak mengerucutkan bibirnya kesal.

Asa tersenyum. "Yaudah, besok kita beli yang baru ya?"

"Mwo?"

"Udah enggak usah banyak omong, ayo masuk." Asa langsung menarik tangan Rora karena mereka sudah tiba didepan ruangan Sieun.

ALL FOR LOVE°•RORASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang