[1].🎥 Pindah

2.2K 136 66
                                    

"Akkh!" Suara pekikan seorang gadis terdengar di salah satu ruangan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


"Akkh!" Suara pekikan seorang gadis terdengar di salah satu ruangan.

Gadis itu terduduk akibat ulah beberapa orang gadis yang salah satunya menendang betisnya.

"Ck, kemana wajah sombong lo tadi huh?" ucap salah satu gadis.

"AAKH!" Jeritan gadis itu kali ini lebih kuat dari sebelumnya dikarenakan rambutnya di tarik.

"Gue harap setelah hari ini lo jauhin Si-eun, dasar jalang!" Gadis yang merupakan ketua dari beberapa orang gadis itu mencengkram kuat pipi gadis yang mereka rundung. Lalu mereka melanjutkan aktivitas lain seperti menampar, menendang, juga menarik rambut gadis itu.

Setelah puas mereka pun keluar dari ruangan meninggalkan gadis itu yang tengah menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Haisss shiball! Sabar Rora, lo harus sabar. Bentar lagi juga lulus kan" gadis itu bermonolog seorang diri lalu beranjak sembari membersihkan pakaiannya yang terdapat beberapa tanda sepatu. Setelah bersih ia bergegas mengambil tas miliknya lalu keluar dari ruangan itu.

 Setelah bersih ia bergegas mengambil tas miliknya lalu keluar dari ruangan itu

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

DAIN AURORA LEE
Rora
Kelas 3 SMA

Saat ini, Rora berada di depan gerbang sekolah. Ia melirik arlojinya, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Jam seharusnya ia pulang sekolah adalah pukul 4 sore.

"Tertinggal Bis lagi gue, haiss."

Gadis itu berjalan sembari mengacak pelan rambutnya. Ia terpaksa jalan kaki lagi untuk pulang ke rumah. Itu karena Bus yang seharusnya ia tumpangi sejak tadi pasti sudah berada halte berikutnya yaitu daerah perumahan Rora.

Selang beberapa menit lamanya gadis itu tiba di depan rumah yang ia tempati bersama ibunya. Ayah Rora sudah meninggal dunia saat Rora berusia 5 tahun. Maka dari itu ibunya selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka dan membayar uang sewa rumah. Apa lagi saat sekarang Rora satu semester lagi akan lulus lalu masuk ke universitas. Tentu saja itu membutuhkan biaya lebih. Rora sempat menolak untuk kuliah, namun ibunya selalu meyakinkannya bahwa Rora pasti bisa meraih semua mimpi-mimpinya.

ALL FOR LOVE°•RORASATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon