[11].🎥 obat

1.1K 109 104
                                    

Di mobil Asa, Rora tak henti-hentinya melirik wajah Asa yang terlihat tatapan dinginnya. Mobil melaju cukup kencang, yang membuat Rora sedikit takut.

Hingga beberapa saat kemudian mobil tersebut berhenti secara mendadak di tepi jalan. Terlihat Asa menempelkan keningnya pada setir kemudi.

"Ada apa Nona Asa?"tanya Rora dengan tatapan bingung.

Asa tak menjawab, ia mencoba mengatur deru nafasnya yang memburu. Rora melihat jelas telapak tangan Asa yang sedikit gemetar. Saat Asa mengangkat kepalanya, terlihat beberapa tetesan keringat di pelipis gadis itu.

"Gwenchana?"tanya Rora lagi.

Asa memejamkan matanya sesaat, kemudian melepaskan seatbelt lalu menghadap Rora.

"Boleh peluk aku sebentar?"tanya Asa.

"Wae?"

"Enggak usah banyak nanya"ucap Asa nampak sedikit gelisah.

Tanpa berbicara lagi Rora langsung memeluk Asa sembari mengelus punggungnya dengan lembut. Asa tentu saja membalas pelukan itu, ia memejamkan matanya menikmati kenyamanan yang ada di dalam pelukan itu.

Rora bisa merasakan dengan jelas detak jantung Asa saat ini. Detak jantung yang sama cepatnya dengan detak jantung Asa malam itu.

"Nona Asa kenapa?"tanya Rora saat Asa melepaskan pelukannya.

"Enggak apa-apa, panic attackku kambuh doang"ucap Asa tersenyum simpul lalu beralih menatap luka Rora.

"Nona Asa masih sering ngerasainnya? Aku pikir itu udah sembuh, karena itu dari kecil kan"Asa mengangguk menanggapi ucapan Rora tersebut.

"Tapi aku udah nemuin obatnya sekarang"Asa tersenyum lebar.

"Nona Asa pasti banyak pikiran kan? Nona Asa mikirin apa?"tanya Rora.

"Ini"Asa menunjukan luka Rora.

"Haiss jinjja? Ini cuman luka kecil Nona Asa, lagi pula sebenarnya aku bisa aja ngejambak habis rambut cewek kimchi itu, tapi mereka mainnya kroyokan!"ucap Rora sambil memperagakannya.

"Kamu punya masalah apa sama mereka?"kali ini Asa bertanya dengan tatapan serius.

"Dia ngerasain kesaing sama kecantikan aku, tau sih kelebihan aku emang cantik setiap hari" Rora tersenyum menampakkan gummy smilenya.

Asa terkekeh mendengar penuturan Rora barusan.

"Nona Asa tau enggak, banyak banget yang nyatain perasaannya ke aku"ucap Rora lagi.

"Huh? Maksudnya?"Asa mengangkat sebelah alisnya.

"Aku kalau jalan di koridor selalu ada yang bilang, Rora kau cantik sekali, Rora berkencanlah denganku, Rora aku menyukaimu, Rora ak-"

"Udah cukup!"Asa memotong ucapan Rora yang sedikit membuatnya kesal.

"Wae?! Aku belum selesai ngomong Nona Asa" ucap Rora bingung.

"Makanya berhenti jadi cantik!"Asa kembali memakai seatbelt lalu menyalakan mobil dan melanjutkan perjalanan pulang.

"Apa gue salah ngomong?"gumam Rora sembari melirik wajah kesal Asa.

ALL FOR LOVE°•RORASAWhere stories live. Discover now