‗ ❍ ⁴⁵, ᴇɴᴅɪɴɢ

Mulai dari awal
                                    

| lagi bebenah rumah
sama jaehee
08.00

iya gppa yeon, santai aja |
08.01

bucin mulu, ywda sono |
08.01

Jungwon yang menyadari Dhiya menatap terus handphone nya itu menatap heran, "Sayang serius banget main hp nya" Dhiya menolehkan kepalanya.

"Ahh ini kak, Daehyeon chat aku dia minta maaf karena ga dateng kerumah tadi" Jungwon menganggukan kepalanya "Ga nyangka aku mereka bakalan nikah" Ucap Dhiya, Jungwon mengerutkan keningnya.

"Ga nyangka gimana sayanggg??"

"Ya ga nyangka aja, mereka secepet itu buat nikah, ya meskipun mereka nikah emang dijodohin sama kaya kita, tapi mereka juga nikah karena sama sama cinta, jadi ya kaya ga nyangka aja" Ucap Dhiya, Jungwon menatap Dhiya dengan lekat mencerna ucapan istrinya itu.

"Ya sama aja kaya kita, gausa di ga nyangka in sayang. Kita juga sama nikah karena dijodohin kan? kamu sama Daehyeon kisah nya ga jauh beda"

"Iya sih, tapi disitu kamu ga cinta kan sama aku, kamu nikah cuman gara gara paksaan orangtua kamu kan? huft.." Jungwon tekekeh kecil mendengar ucapan Dhiya, mungkin istrinya itu cemburu kepada Jaehee.

"Sayang dengerin aku, ya mungkin awalnya emang gitu, tapi kan selang sebulan aku udah cinta dan sayang sama kamu, ya walopun susah sih nunjukin nya" Jungwon menggaruk tengkuknya nya yang tidak gatal, Dhiya menatap heran suaminya.

"Gengsi kakak mah da gede, gitu aja susah" Dhiya memalingkan wajahnya yang kini menjadi menatap kearah luar dari kaca mobil.

Jungwon menangkup kedua pipi istrinya untuk menatap dirinya, "Tapi kan sekarang beda, sekarang aku udah bener bener sayangg bangetttt sama kamuu, apalagi bayi yang ada diperut kamu ini"

Dhiya mencium pipi Jungwon yang sedang melihat perutnya sembari mengusap-usap "Aku juga sayang kakak koo, hihi" Pipi Jungwon memerah seketika.

Supir yang melihat dari kaca kecil itu ikut tersenyum melihat anak muda dibelakangnya sedang melalukan hal romantis.

***

Tepat pada 10.00 malam mereka baru saja sampai di rumah yang sudah teman papah nya Dhiya siapkan untuk mereka tinggal disana, mereka berdua begitu senang ketika melihat betapa mewahnya rumah itu. Rumah itu bisa dibilang sangat mewah untuk ditempati 2orang saja, bahkan rumah itu sangat muat untuk 6orangan pikir mereka.

Karena sudah cape dalam perjalanan mereka langsung menuju kamar untuk beristirahat, mereka cape untuk beberes rumah, mereka pikir ada hari esok untuk beberes rumah ini.

"Kak mau pesen makan ngga? aku laper nih" Jungwon yang sekarang tengah mengeringkan rambut Dhiya memakai hairdryer mengehentikan kegiatannya lalu menatap Dhiya.

"Mau pesen makanan apa sayang? biar aku aja yang pesen"

"Aku kayanya mau seafood deh kak, daritadi kebayang lobster mulu" Jungwon menganggukan kepalanya "Yakin mau seafood malem-malem?" Dhiya menganggukan kepalanya

"Iya kak, pesenin seafood ya mau banget soalnya" Jungwon menganggukan kepalanya lalu memesan makanan untuk mereka makan malam ini.

Setelah memakan makanan yang mereka pesan kini mereka berdua berada didalam kamar, kegiatan sehari-hari mereka kalau mau tidur ya saling pelukan, apalagi Dhiya yang saat ini lagi hamil manjanya ke Jungwon benar benar meningkat, akhir akhir ini Dhiya gamau kalo jauh jauh dari suaminya. Seperti sekarang, Dhiya sedang memeluk tubuh Jungwon, Ya kalo Jungwon sih dengan suka hati menerimanya.

"Kak tau ga sih? aku tuh sebenernya suka sama kakak itu waktu kejadian aku obatin kepala kakak yang kena bola basketnya Daehyeon tau" Ucapan Dhiya ini sontak membuat suaminya kaget, Jungwon baru tau.

"Oiyaa?? pasti kamu terpesona sama ke gantengan aku yaa?" Dhiya menatap julid kearah suaminya, "Ishh geer, ya waktu itu ya lucu aja gitu liat muka kakak yang shok karena kena bola basket"

Dhiya emang ga pernah cerita kalau dirinya menyukai Jungwon dari lama, karena melihat Jungwon yang baru baru ini menyukainya jadi malu untuk menceritakan, Dhiya juga gitu gitu punya rasa gengsi yang amat besar.

"Ketemu kamu itu suatu anugrah yang beruntung buat aku, karena apa? karena kamu adalah wanita hebat yang masuk dalam hidup aku, kamu wanita kuat yang selalu ada disisi aku mau aku lagi susah mau pun senang, makasih yaa udah mau terima aku sebagai suami kamu, dan maaf kalo aku belum bisa jadi suami yang baik untuk kamu" Dhiya mengerjapkan kedua matanya, perasaannya campur aduk antara terharu, senang, dan sedih.

"Aku yang lebih beruntung dapetin kamu kak, kamu adalah cowo yang begitu sabar dalam menghadapi sikap dan sifat aku, menikah sama kamu adalah keberuntungan dalam hidup aku, karena aku jadi tau kalau di dunia ini masih ada cowo yang begitu baik dan sabar seperti kamu, makasii yaa" Jungwon tersenyum manis mendengar ucapan istrinya itu, kedua insan itu menyatukan bibirnya, gairah mereka berdua meningkat setelah percakapan itu.

"I love you istriku"

"I love you more suamiku"

~selesai~





sebagai penulis aku meminta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan cerita ini untuk tamat, dan terimakasih untuk para pembaca yang sudah membaca cerita ini😔🙏🏻

Suddenly Love (YJW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang