BAB 24 || LOST CONTROL

1.6K 175 24
                                    

" Hazel,we need to talk* ucap Ivar.

" Ngapain sih disini? Sana pergi, Hazel ga mau ketemu kamu" ucap Keisya mencegah Ivar masuk ke kamar.

" Kei, I need to talk with Hazel" Ivar memohon.

" I said no, dia ga mau ketemu kamu" ucap Keisya.

Ivar terus memohon pada Keisya untuk memperbolehkan ia masuk dan menemuiku. Tapi Keisya kekeh. Dia tetap tidak memperbolehkan Ivar masuk.

" Fine. Hazel call kalau kamu udah mau bicara" ucap Ivar sebelum pergi.

" Ga ada call call an" ucap Keisya seraya menutup pintu.

Keisya berjalan menghampiriku.

" Sumpah ya Ivar ngeselin banget. Dia yang salah tapi dia yang maksa ngobrol" protesnya.

" Udahlah biarin aja. Gue udah males" ucapku.

" Balikan aja sana sama Justin" ucap Keisya.

Aku menggeleng.

" Ga bisa"

Keisya mengerutkan keningnya, " why?"

" I can't tell you.... Now"

Keisya semakin mengerutkan keningnya.

" Justin dijodohin?"

Aku menggeleng.

" Terus?"

" Ya aku belum bisa cerita sekarang Kei"

Keisya mengehela nafas. Dia memelukku dan mengelus punggungku.

" Semangat ya Zel. Gue tau Lo udah mulai ada rasa sama Ivar, tapi endingnya dia lebih care ke Bitch itu"

Keisya melepas pelukan. Menangkup pipiku dengan tangannya.

" But remember, you still have me"tambahnya.

Aku mengangguk dan memeluknya. Keisya memang orang yang selalu ada di saat suka dan dukaku. Ya, walaupun kadang dia ngeselin, but I still love her.

°°°

" HAZEL!! CEPET KELUAR!!" teriak Keisya seraya mengedor pintu kamar mandi.

Aku yang baru saja memakai sabun, terlunjak sedikit mendengar gedoran keras Keisya.

" APAAN?!!!" balasku.

" Cepet mandinya, urgent ini!!"

Aku buru-buru menyelesaikan mandiku dan keluar. Tampak Rafa yang sudah berada di kamar ini bersama Keisya. Mereka terlihat panik.

" What's wrong guys?" ucapku bingung.

Rafael dan Keisya saling melihat. Keisya memberi kode pada Rafael untuk dia mengatakan sesuatu.

" Ivar dan Justin berantem" ucap Rafael.

HAH?...

" Berantem? Kenapa?"

" Justin kesal karena Ivar udah nyakitin lo. Dia mukul Ivar duluan" ucap Keisya.

" Terus mereka sekarang gimana kondisinya?"

" Ga ada yang luka parah. Aku dan yang lain berhasil melerai" ucap Rafael.

" Lo harus ngomong sama Justin" ucap Keisya.

Aku mengangguk. Aku berjalan keluar kamar dan menuju kamar Justin. Ku tekan bel, tak lama keluar Nathan. Nathan menjadi roomate Justin di Qatar.

" Come in, dia lagi tidur" ucap Nathan.

Aku masuk. Benar saja Justin sedang tidur. Aku duduk di sisi kasur.

" Is he okay?"

" Yes, he's okay. He just lost control earlier." ucap Nathan.

Aku menggenggam tangan Justin yang berada di sisi tubuhnya. Ku elus tangan itu. Perlahan matanya terbuka.

" Hazel?" Justin merubah posisinya menjadi duduk.

" Hi..." Ucapku seraya tersenyum.

Diam. Hanya mata kami yang bicara.

" Sorry I lost control" ucapnya.

Aku tersenyum dan menggeleng pelan.

" It's ok, thank you udah ngasih dia pelajaran hahahahaha" balasku.

" Hahahaa..no problem. Sudah lihat Ivar?"

Aku menggeleng, " belum"

" I know you still love him. Go, see him" ucap Justin.

Aku menggeleng.

" Why?" Jemari Justin mengelus pipiku.

" In scared...."

" Beatrice?"

Aku mengangguk.

" Jangan takut. Kamu lebih kuat dari Beatrice. And you have me... Aku ga akan pernah ninggalin kamu"

" Justin..." Aku memeluknya.

Waktu dan takdir jahat banget ya. Kenapa semesta misahin aku dan Justin. I mean, look how lovely him. Lihat gimana dia peduli sama aku. Lihat, dia yang selalu ada buat aku. Tapi kenapa semesta misahin kita?.....

" Kenapa kamu baik banget sama aku?" tanyaku.

Justin tersenyum seraya mengelus kepalaku , "because you are a special person in my life"

" I know kita udah putus, but you still a special person in my life" tambahnya.

Aku semakin mengeratkan pelukan. Aku menangis sejadi-jadinya. Justin mengelua kepalaku dengan lembut.

" I hope you find girl you love you more than I love you" ucapku.

" I will, but not now" ucapnya seraya mengecup puncak kepalaku.



JENNER'S GIRLWhere stories live. Discover now