BAB 12 || RUMAH SAKIT

2.2K 146 9
                                    

Dini hari, aku dibangunkan oleh mama Ivar. Ia mengatakan kalau Ivar demam tinggi, tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat. Aku bergegas ke kamar Ivar, disana ada papanya yang sedang mengecek Ivar.

" Hoe is zijn toestand ( bagaimana kondisinya)?" tanya mama Ivar.

" Nog steeds koorts( masih demam)" balas papa Ivar.

Ivar terbaring lemah di kasurnya. Matanya tertutup.

" Kom op, laten we hem gewoon naar de dokter brengen ( ayo, kita bawa dia ke dokter saja)." ucap mama Ivar yang dibalas anggukan papa Ivar.

" Kamu disini ya, jaga Ivar. Kami akan menyiapkan mobil" ucap mama Ivar padaku.

Kedua orang tua Ivar bergegas menyiapkan mobil. Aku mendekati kasur Ivar dan duduk di sisi kasur. Tanganku mengusap lengannya. Matanya perlahan terbuka.

" ....Hazel..." ucapnya dengan suara lemah.

Aku tersenyum, " are you ok? How do you feel?"

" Dingin..." balasnya.

" Pusing ga?"

Dia mengangguk. Tanganku bergerak menuju kepalanya, dengan perlahan aku memijat kepalanya. Ivar hanya diam saja, matanya menatapku.

" Hazel... Let's go" ucap mama Ivar dari luar kamar.

Aku membantu Ivar bangun dan berjalan menuju mobil. Aku membantu Ivar masuk ke dalam mobil. Lalu menyandarkannya kepalanya di bahuku.

Papa Ivar menyetir menuju rumah sakit terdekat. Selama perjalanan, aku terus memijat kepala Ivar agar pusingnya hilang walaupun hanya sedikit.

Setibanya di rumah sakit, Ivar langsung diperiksa. Karena demamnya yang tinggi, dokter memutuskan Ivar untuk di opname.

" Hazel, tolong jaga Ivar ya... Kami pulang" ucap papa Ivar.

" But..."

Aku tidak enak. Harusnya aku saja yang pulang, mereka bisa menjaga Ivar disini.

" Besok kamu pulang kan? Jaga Ivar, habiskan waktu kalian bersama" ucap mama Ivar menepuk bahuku.

Aku mengangguk. Mama Ivar mendekati anaknya dan mencium kening Ivar sebelum pergi. Lalu orang tua Ivar pun pergi. Kini tinggal aku dan Ivar yang tidur.

Karena tidak ada sofa ataupun kasur untuk yang menjaga pasien, akhirnya aku tertidur dengan kepala di atas lengan yang kuletakan di sisi ranjang. Aku masih sangat mengantuk dan ini masih pukul tiga pagi.

°°°

Aku merasakan sebuah tangan mengusap kepalaku. Perlahan aku membuka mata. Hal pertama yang aku lihat adalah senyuman Ivar.

" Goedemorgen ( selamat pagi ) "

" Goedemorgen" balasku.

Aku mengangkat kepalaku. Mengusap wajahku, lalu menatap jam dinding. Sudah pukul setengah delapan pagi.

" How do you feel?"

" Better" balasnya.

Aku mengecek suhu tubuhnya. Demamnya sudah turun.

" Masih pusing?"

" Sedikit"

Aku mengangguk, " sarapannya belum datang ya?"

Ivar menggeleng.

" Tunggu sebentar, aku tanya dulu"

JENNER'S GIRLWo Geschichten leben. Entdecke jetzt