BAB 2 || TIDAK ASING...

2.4K 139 6
                                    

IVAR POV :

" Bang, lihat dompetku ga?" tanyaku pada Justin yang sedang memainkan ponselnya.

" Lah tadi kamu taruh mana?" tanya Justin melihat ke arahku.

" Tadi di celana"

Aku mengecek seluruh kantong celanaku, membongkar tas yang tadi aku bawa saat latihan, bahkan membongkar koper juga. Namun nihil, dompet milikku tidak ketemu.

" What are you doing Ivar?” ucap Sandy saat masuk ke kamarku dan Justin..

" Kenapa bongkar koper sama tas? Nyari apa?" tanya Rafael yang ikut datang bersama Sandy.

" Dompetnya hilang" balas Justin.

" Terakhir dimana?" tanya Rafael.

" Seinget aku di celana" balasku.

" Ga ada?" tanya Sandy.

Aku menggeleng. Ketiga temanku itu akhirnya membantuku mencari. Sandy dan Justin pergi menyusuri lorong dan pergi ke kamar pemain yang lain, sedangkan Rafael membantuku mencari di kamar.

Sepuluh menit berlalu, Sandy dan Justin kembali dengan tangan kosong. Aku dan Rafa juga tidak menemukan dompetku. Tiba-tiba,ponselku berbunyi. Ada panggilan dari salah satu staff.

" ......."

" Oh God, ok I'll go down now" balasku pada staff di seberang sana.

"...."

" Thank you"

Aku mematikan panggilan. Mengajak Rafael untuk ikut turun kebawah denganku. Tetapi Sandy juga ingin ikut. Akhirnya kami bertiga turun dan Justin membereskan kekacauan yang aku buat di kamar ini.

Begitu sampai di bawah, dapat kulihat para staff dan pak Erick serta dua orang gadis. Salah satu dari gadis itu tampak tidak asing bagiku. Tapi aku tidak ingat dimana dan kapan kami pernah bertemu.

"Ivar ini dompet kamu" ucap pak Erick seraya memberikan dompet milikku.

" Thank you sir" balasku menerima dompetku.

" Dia sampai membongkar celana dan tasnya karena dompet itu" ucap Sandy.

" Dompet kamu tadi di temukan oleh gadis ini" ucap Pak Erick mengarah pada gadis yang wajahnya tidak asing bagiku.

Kami menoleh ke arah gadis itu. Aku tersenyum dan mendekatinya.

" Hi, thank you so much" ucapku. 

" No problem" balasnya.

Suaranya lembut dan enak didengar.

" What's your name?" aku mengulurkan tangan.

" Hazel" iamembalas uluran tanganku.

HAZEL??

" Mau foto?" Aku menawari.

" Boleh?"

Aku mengangguk. Aku mengulurkan tangannya meminta ponselnya.

" Bang, fotoin dong " ucapku pada Sandy, seraya memberikan ponsel Hazel padanya.

" Why me ? " Balas Sandy.

" Karena kamu yang ga ada kerjaan. Aku dan Rafa sedang bertemu fans kami" godaku. 

" Hahahaha... Nanti boleh foto, Sandy?" ucap Hazel.

" Lihat, dia juga mau foto denganku" ucap Sandy.

" Itu karena dia kasian" balas Rafael.

Sandy memutar bola matanya.

" Cepat, jadi foto ga?" kesalnya.

JENNER'S GIRLWhere stories live. Discover now