ㅤ Outro: Très cher, Papa

11 8 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𑁍ࠬܓDituliskan penuh sayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𑁍ࠬܓ
Dituliskan penuh sayang.

Angin lembut berdesiran melintasi jalanan desa kecil, mengusik daun-daun pohon mapel yang berderet rapi di tepi jalan. Suatu hari, kami berdua, Estrella dan aku, mengunjungi tempat yang amat istimewa baginya. Sebuah desa kecil yang terletak di tepi Danau dekat Riquewihr, dengan kebun bunga yang memukau. Cahaya matahari senja menyinari pemandangan indah di sekeliling kami, menciptakan perpaduan warna-warni yang mengagumkan antara cahaya emas dan bayangan senja yang merona. Ketika berjalan dengan santai di jalanan batu yang berliku-liku, kami disambut oleh aroma harum bunga-bunga yang merekah di sepanjang pinggiran jalan.

ㅤ Estrella terlihat begitu bahagia saat langkah kakinya menghampiri desa ini. Tatapan matanya lembut, penuh dengan kenangan manis yang tak terlupakan. Aku penasaran mengapa tempat ini begitu berarti baginya. Hatiku berkata, jika dia bersedia membagikan ceritanya, aku akan mendengarkannya dengan sepenuh hati.

ㅤ "Apa yang membuat tempat ini begitu spesial untukmu?" tanyaku dengan rasa ingin tahu.

ㅤ Dia mengambil nafas dalam-dalam, seolah siap untuk membagikan sesuatu yang sangat berarti baginya. "Tempat ini adalah favorit ayahku," jawabnya dengan lembut. "Kami sering datang ke sini ketika aku masih kecil. Namun, setelah dia meninggal beberapa tahun lalu, aku merasa sulit untuk kembali ke sini. Sampai sekarang."

ㅤ "Bagaimana bisa dia menemukan tempat seindah ini?" tanyaku lagi. Aku bisa merasakan betapa pentingnya tempat ini dalam kehidupannya. Hatinya dipenuhi oleh kehadiran sang ayah, dan aku merasa terhormat karena dia memilih untuk berbagi momen ini bersamaku.

ㅤ "Ayahku adalah seorang pelukis pemandangan alam. Ia sering berkeliaran di sekitar pedesaan, mengamati dan menangkap kecantikan alam di atas kanvasnya. Ketika kami berada di sini, dia selalu duduk di tepi danau, melukis pemandangan matahari terbenam yang indah dan mengajakku untuk merenung dan meresapi kebesaran cinta di sekitar kita."

ㅤ "Ayahmu pasti adalah sosok yang hebat," kataku mengangguk-angguk sambil mendengarkan, dan sesaat kemudian Estrella menarik lenganku untuk berjalan lebih jauh di kebun bunga yang memukau. Langkah kami berhenti di dekat deretan mawar merah muda yang harum dan menakjubkan.

ㅤ "Aku merindukannya setiap hari," ucap Estrella.

ㅤ 𝘊𝘦𝘬𝘳𝘦𝘬!

ㅤ Menyadari eksistensi kamera kesayanganku, Estrella spontan menunjukkan pose dan senyum terbaiknya. "Tunggu, sisi wajahku yang ini lebih baik jika dilihat dari kamera!" Ia berpindah posisi, kembali tersenyum lebar.

ㅤ "Dasar 𝘣𝘰𝘬𝘦𝘮."

ㅤ "Bo-what?" Estrella kembali menghampiriku. "Apa artinya?" Aku tak bisa menahan senyum di wajahku. Lihatlah wajah itu, lucu sekali. Namun, kuputuskan untuk mengabaikan pertanyaannya.

ㅤ "Estrella, bagaimana kalau kita tuliskan sebuah puisi tentang tempat ini dan ayahmu?" ajakku penuh semangat, mengalihkan pembicaraan. "Tentu, itu akan menjadi penghormatan yang indah bagi ayahku!" Sekali lagi tubuhku diseret, Estrella tak peduli kamera kesayanganku ini bisa terlepas dan jatuh ke tanah.

ㅤ Kami berdua duduk di bawah pohon tua yang teduh, dengan selembar kertas di tangan dan pena di tangan lain. Estrella juga menulis puisi yang luar biasa, mencerminkan cinta yang kekal dan keagungan tempat itu. Saat matahari terbenam, kami selesai menulis puisi. Estrellamembacakan puisinya dengan suara lembut, memancarkan keindahan dan kebahagiaan.

ㅤ Monsieur, anak perempuanmu tumbuh dengan sangat baik.

ㅤ Monsieur, anak perempuanmu tumbuh dengan sangat baik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
( PROLOG ) i never was ready, so i watch you go ✔Where stories live. Discover now